
Internasional
Wew! Bursa Hongkong Tawar Bursa London Rp 548 T
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
12 September 2019 06:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Hong Kong Exchanges dan Clearing Limited (HKEX) telah mengajukan penawaran untuk mengambil alih London Stock Exchange (LSE) senilai 31,6 miliar pound (US$ 39 miliar/Rp 548 triliun).
Hal itu diungkapkan Rabu (11/0/2019), beberapa minggu setelah bursa London mengumumkan rencana untuk bergabung dengan perusahaan data Refinitiv.
"Dewan HKEX percaya, kombinasi yang diusulkan dengan LSEG merupakan peluang strategis yang sangat menarik, untuk menciptakan pemimpin infrastruktur pasar global," kata HKEX dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters.
Penawaran yang diberikan termasuk kombinasi dari kas yang eksisting dan fasilitas kredit baru. Namun HKEX menegaskan kepada pasar bahwa apa keinginan ini merupakan "pengumuman untuk membuat penawaran yang mungkin dilakukan" dan bukan "konfirmasi niat perusahaan untuk mengajukan penawaran".
HKEX sudah memiliki basis di London sebagai pemilik London Metal Exchange. LSE telah lama berupaya meningkatkan jejaknya di Asia dan baru-baru ini memulai hubungannya dengan Shanghai.
"Dewan HKEX percaya, bahwa kedua bisnis sangat saling melengkapi, dan dengan demikian, berharap untuk bekerja sama dengan otoritas terkait untuk memberikan jalan yang jelas untuk penyelesaian," kata HKEX.
Charles Li, Kepala Eksekutif HKEX, juga membenarkan hal yang sama. "Kami bukan perusahaan China. Kami bahkan bukan perusahaan khusus Hong Kong. Kami adalah perusahaan global, "katanya sebagaimana dilansir CNBC International.
Sementara itu, beberapa jam setelahnya, LSE menyatakan tidak berminat dengan tawaran Hong Kong. Sebagaimana dilansir Telegraph, penolakan itu akibat situasi politik dan hukum di Hong Kong yang tengah memanas.
Sebelumnya LSE tengah bernegosiasi dengan Refinitiv senilai US$ 27 juta. Refinitiv belum memberi komentar soal ini, begitupun dengan pemegang saham mayoritas Refinitiv, Blackstone.
Next Article Sah! Hong Kong Masuk Jurang Resesi
Hal itu diungkapkan Rabu (11/0/2019), beberapa minggu setelah bursa London mengumumkan rencana untuk bergabung dengan perusahaan data Refinitiv.
"Dewan HKEX percaya, kombinasi yang diusulkan dengan LSEG merupakan peluang strategis yang sangat menarik, untuk menciptakan pemimpin infrastruktur pasar global," kata HKEX dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters.
HKEX sudah memiliki basis di London sebagai pemilik London Metal Exchange. LSE telah lama berupaya meningkatkan jejaknya di Asia dan baru-baru ini memulai hubungannya dengan Shanghai.
"Dewan HKEX percaya, bahwa kedua bisnis sangat saling melengkapi, dan dengan demikian, berharap untuk bekerja sama dengan otoritas terkait untuk memberikan jalan yang jelas untuk penyelesaian," kata HKEX.
Charles Li, Kepala Eksekutif HKEX, juga membenarkan hal yang sama. "Kami bukan perusahaan China. Kami bahkan bukan perusahaan khusus Hong Kong. Kami adalah perusahaan global, "katanya sebagaimana dilansir CNBC International.
Sementara itu, beberapa jam setelahnya, LSE menyatakan tidak berminat dengan tawaran Hong Kong. Sebagaimana dilansir Telegraph, penolakan itu akibat situasi politik dan hukum di Hong Kong yang tengah memanas.
Sebelumnya LSE tengah bernegosiasi dengan Refinitiv senilai US$ 27 juta. Refinitiv belum memberi komentar soal ini, begitupun dengan pemegang saham mayoritas Refinitiv, Blackstone.
Next Article Sah! Hong Kong Masuk Jurang Resesi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular