Kabar Gembira dari Beijing Siap Bikin Wall Street Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 September 2019 19:10
Wall Street akan cenderung dibuka menguat pada perdagangan ketiga di pekan ini.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street AS diprediksi akan cenderung dibuka menguat pada perdagangan ketiga di pekan ini, Rabu (11/9/2019).

Hingga pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 mengimplikasikan kenaikan sebesar 21 dan 0,5 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara Nasdaq 100 diimplikasikan turun sebesar 0,7 poin.

Asa damai dagang AS-China yang semakin kental terasa sukses memantik aksi beli di bursa saham AS.

Pada hari ini, Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru.

Melansir CNBC International, ada sebanyak 16 jenis produk impor yang diberikan pembebasan oleh China, termasuk pakan ternak, obat untuk kanker, dan pelumas. Keringanan ini akan mulai berlaku pada tanggal 17 September hingga September 2020. 

Sebelumnya, indikasi bahwa China akan mengumumkan kebijakan semacam ini sudah tercium dari pernyataan Hu Xijin selaku Pemimpin Redaksi Global Times.

Melalui cuitan di akun Twitter, Hu menyebut bahwa China akan mengumumkan sebuah kebijakan untuk mengurangi dampak dari perang dagang dengan AS, di mana kebijakan tersebut disebutnya akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Berdasarkan yang saya tahu, China akan mengumumkan kebijakan untuk mengurangi dampak negatif dari perang dagang. Kebijakan tersebut akan menguntungkan beberapa perusahaan baik dari China maupun AS," tulis Hu.


Untuk diketahui, Global Times merupakan sebuah tabloid yang berada di bawah naungan People's Daily. People's Daily sendiri merupakan sebuah koran yang dikontrol oleh Partai Komunis China. Sebelumnya, berbagai proyeksi dari Hu terkait dengan perang dagang AS-China terbukti berbuah menjadi kenyataan, termasuk untuk kali ini.

Perkembangan tersebut lantas melengkapi pemberitaan positif terkait hubungan AS-China di bidang perdagangan. Sebelumnya pada hari Senin (9/9/2019), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai kesepakatan terkait dengan konsep pengawasan yang akan digunakan untuk kesepakatan dagang kedua negara nantinya, melansir CNBC International.

Mnuchin menambahkan bahwa perbincangan di level wakil menteri akan digelar pada bulan ini, diikuti dengan negosiasi tatap muka di level yang lebih tinggi pada awal Oktober. Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Mnuchin sendiri, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.

Diharapkan dengan sikap China yang kini telah melunak terhadap AS, negosiasi dagang secara tatap muka pada awal bulan depan akan mampu membawa kedua negara selangkah lebih dekat menuju kesepakatan dagang.

Ketika AS bisa meneken kesepakatan dagang dengan China, ada harapan bahwa hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan bisa dihindari.

Untuk diketahui, pada tahun 2018 International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2015.

Pada tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,6%. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,9% saja.

Pada hari ini, tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan untuk berbicara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank) Next Article Wall Street Menguat Setelah 3 Hari Jeblok, tapi PHP Gak Nih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular