Batal Merger dengan Telenor, Axiata Siapkan IPO Edotco

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2019 12:13
Axiata Group Berhad asal Malaysia, sedang menjajaki kesepakatan dengan pihak lain.
Foto: Kantor pusat Axiata di Malaysia/REUTERS/Samsul Said/Files

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia, Axiata Group Berhad asal Malaysia, sedang menjajaki kesepakatan dengan pihak lain dan mempertimbangkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari bisnis menaranya, Edotco.

Demikian disampaikan eksekutif perusahaan asal Malaysia itu setelah beberapa hari lalu mengumumkan pembatalan kesepakatan dengan perusahaan telekomunikasi Norwegia, Telenor ASA, untuk merger bisnis.

"
Sementara diskusi [merger] dengan Telenor berakhir saat ini, [tapi] kami terus melakukan diskusi berkelanjutan mengenai konsolidasi industri di pasar tertentu," kata Chief Financial Officer Axiata Vivek Sood dalam video konferensi dengan para analis, dikutip Reuters, Senin (9/9/2019).


Sood mengatakan konsolidasi bisnis berpotensi dilakukan di berbagai negara seperti Indonesia dan Bangladesh. Induk usaha PT XL Axiata Tbk (EXCL) ini memang 
beroperasi di banyak negara termasuk Indonesia, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja dan Nepal.

Adapun Edotco Group adalah perusahaan layanan infrastruktur telekomunikasi terintegrasi fokus pada layanan menara termasuk co-location, build-to-suit, transmisi dan operasi dan pemeliharaan. Situs resmi perusahaan menunjukkan, portofolio regional Edotco mencakup lebih dari 29.500 menara dan juga memiliki kantor di seluruh Asia di Bangladesh, Kamboja, Sri Lanka, Myanmar dan Pakistan.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu (6/9/2019),
Telenor dan Axiata mengumumkan pembatalan merger di situs mereka masing-masing. Dalam keterangan disebutkan bahwa pembatalan dilakukan karena ada kendala prinsipil yang membuat keduanya tidak menemui kata sepakat dan memutuskan mengakhiri rencana menggabungkan aset telekomunikasi mereka di Asia.


Padahal sebelumnya
Telenor mengatakan mereka berencana untuk membuat usaha patungan dengan hampir 300 juta pelanggan di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara, dan potensi valuasi mencapai sekitar US$ 40 miliar termasuk utang.

Namun demikian, manajemen Axiata menegaskan perseroan akan terus berupaya untuk menghasilkan lebih banyak laba dalam jangka pendek dan menengah. Saat ini Axiata merupakan
salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 10 miliar.

Namun Begitu,
Presiden dan Kepala Eksekutif Axiata Jamaludin Ibrahim mengatakan bahwa kesepakatan lain (dengan pihak lainnya) yang diupayakan perusahaan hanya kesepakatan sampingan karena perundingan utama dengan Telenor masih berpotensi diaktifkan kembali.

"
Kita tidak harus terburu-buru tetapi harus secara aktif melihat semua kemungkinan dan opsi," kata Jamaludin, mengutip Reuters. "Kita harus selalu waspada. Bagaimanapun, transaksi apa pun akan memakan waktu sembilan bulan atau setahun bahkan jika kita mulai besok.

Soal Edotco yang beroperasi di enam negara, manajemen Axiata menegaskan terus berupaya mengumpulkan dana dan melakukan ekspansi.

"
Kami sudah mengatakan bahwa kami berpotensi siap untuk IPO dan itu adalah sesuatu yang masih menjadi rencana," kata Sood.

"
Kami melihat peluang pertumbuhan yang kuat dalam bisnis ini dan kami melihat ekspansi di luar jejak yang ada dan untuk itu akan ada beberapa peluang pembiayaan strategis, dan IPO akan menjadi salah satu yang kami ... pertimbangkan lagi."

Dalam siaran pers pekan lalu, manajemen Axiata menegaskan baik Telenor maupun Axiata mengakui ada alasan strategis yang kuat dari transaksi merger yang diajukan dan akhirnya kandas tersebut. "Para pihak tidak mengesampingkan bahwa transaksi di masa depan dapat dimungkinkan," tulis manajemen Axiata.

Merger dengan Axiata-Telenor batal, saham EXCL amblas

[Gambas:Video CNBC]

 


(tas) Next Article Jumbo! Axiata-Telenor Segera Teken Perjanjian Merger Rp 174 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular