
JP Morgan Bakal jadi Advisory IPO Saudi Aramco
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2019 09:25

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO dan pimpinan J.P. Morgan Chase, Jamie Dimon boleh tersenyum puas setelah perusahaannya dikabarkan menjadi penasihat (advisory) untuk penawaran umum perdana (IPO) Saudi Aramco. Pasalnya IPO Saudi Aramco, perusahaan paling menguntungkan di dunia, telah digadang-gadang sebagai IPO terbesar dalam sejarah.
Jika benar terjadi, keberhasilan ini akan membuat J.P. Morgan Chase melenggang mengalahkan saingannya yang telah lebih berpengalaman, yaitu Morgan Stanley dan Goldman Sachs.
Selain itu, apabila sukses menjadi penasihat utama IPO Saudi Aramco, J.P. Morgan tidak hanya akan mendapatkan pemasukan besar, namun juga kemungkinan memenangkan peran serupa di masa depan.
Lebih lanjut, memegang posisi penasihat utama IPO Aramco berarti bankir J.P. Morgan akan mengetahui rahasia diskusi paling penting yang melibatkan keputusan besar dengan IPO, dan akan mengoordinasikan bank investasi lain dalam kesepakatan tersebut saat mereka mendistribusikan saham ke masing-masing klien institusi mereka.
Meski kabar ini sudah tersiar, keputusan pasti siapa yang akan menjadi penasihat utama IPO Aramco akan diumumkan minggu depan dan masih bisa berubah, kata beberapa sumber yang mengetahui masalah ini, mengutip CNBC International.
IPO Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia yang merupakan milik pemerintah dan sumber utama pendapatan pemerintah Saudi ini telah menjadi inti dari rencana Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk mendiversifikasi pendapatan negara itu dari bahan bakar fosil.
Pada 2018 Saudi Aramco menghasilkan laba US$ 111,1 miliar, lebih dari dua kali lipat laba raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple.
Sebelumnya IPO Aramco telah ditunda dua kali, yang pertama adalah pada tahun lalu. Penundaan itu dilakukan oleh Putra Mahkota bin Salman karena Saudi Aramco sedang mengerjakan akuisisi senilai US$ 69 miliar untuk produsen kimia Saudi.
Pada saat itu, para pejabat Saudi mengatakan bahwa mereka ingin mengumpulkan US$ 100 miliar dengan menjual 5% saham di Saudi Aramco, yang membuat valuasi perusahaan itu mencapai sebesar US$ 2 triliun. Jumlah ini akan jauh melampaui US$ 25 miliar yang diperoleh perusahaan e-commerce China, Alibaba dalam IPO tahun 2014.
Beberapa sumber mengatakan bahwa IPO Aramco kemungkinan akan dilakukan pada awal November setelah perusahaan menerima pendapatan tinggi dari penawaran obligasi senilai US$ 12 miliar pada bulan April. Rencana IPO November berarti beberapa bulan lebih awal dari rencana IPO awal yaitu pada tahun 2020 atau 2021.
Listing rencananya dilakukan di bursa domestik Saudi lebih dulu tahun ini, dan mungkin menjual saham senilai US$ 25 miliar. Setelahnya pada 2020, saham akan dijual di Bursa London atau New York.
Begini Rencana Saudi Aramco Melantai di Bursa
(hps/hps) Next Article Jual Saham Tambahan, Nilai IPO Aramco Capai Rekor Rp 412 T
Jika benar terjadi, keberhasilan ini akan membuat J.P. Morgan Chase melenggang mengalahkan saingannya yang telah lebih berpengalaman, yaitu Morgan Stanley dan Goldman Sachs.
Selain itu, apabila sukses menjadi penasihat utama IPO Saudi Aramco, J.P. Morgan tidak hanya akan mendapatkan pemasukan besar, namun juga kemungkinan memenangkan peran serupa di masa depan.
Lebih lanjut, memegang posisi penasihat utama IPO Aramco berarti bankir J.P. Morgan akan mengetahui rahasia diskusi paling penting yang melibatkan keputusan besar dengan IPO, dan akan mengoordinasikan bank investasi lain dalam kesepakatan tersebut saat mereka mendistribusikan saham ke masing-masing klien institusi mereka.
IPO Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia yang merupakan milik pemerintah dan sumber utama pendapatan pemerintah Saudi ini telah menjadi inti dari rencana Putra Mahkota Mohammad bin Salman untuk mendiversifikasi pendapatan negara itu dari bahan bakar fosil.
Pada 2018 Saudi Aramco menghasilkan laba US$ 111,1 miliar, lebih dari dua kali lipat laba raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Apple.
Sebelumnya IPO Aramco telah ditunda dua kali, yang pertama adalah pada tahun lalu. Penundaan itu dilakukan oleh Putra Mahkota bin Salman karena Saudi Aramco sedang mengerjakan akuisisi senilai US$ 69 miliar untuk produsen kimia Saudi.
Pada saat itu, para pejabat Saudi mengatakan bahwa mereka ingin mengumpulkan US$ 100 miliar dengan menjual 5% saham di Saudi Aramco, yang membuat valuasi perusahaan itu mencapai sebesar US$ 2 triliun. Jumlah ini akan jauh melampaui US$ 25 miliar yang diperoleh perusahaan e-commerce China, Alibaba dalam IPO tahun 2014.
Beberapa sumber mengatakan bahwa IPO Aramco kemungkinan akan dilakukan pada awal November setelah perusahaan menerima pendapatan tinggi dari penawaran obligasi senilai US$ 12 miliar pada bulan April. Rencana IPO November berarti beberapa bulan lebih awal dari rencana IPO awal yaitu pada tahun 2020 atau 2021.
Listing rencananya dilakukan di bursa domestik Saudi lebih dulu tahun ini, dan mungkin menjual saham senilai US$ 25 miliar. Setelahnya pada 2020, saham akan dijual di Bursa London atau New York.
Begini Rencana Saudi Aramco Melantai di Bursa
(hps/hps) Next Article Jual Saham Tambahan, Nilai IPO Aramco Capai Rekor Rp 412 T
Most Popular