
20 Penjamin Emisi Siap Bersaing di IPO Saudi Aramco
tahir saleh, CNBC Indonesia
26 August 2019 11:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco Oil Company (Saudi Aramco) dalam proses masuk pasar modal dengan mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Selasa besok, 27 Agustus, kabarnya sekitar 20 perusahaan investment banking akan bertolak ke Arab Saudi untuk berkompetisi menjadi penjamin emisi atau underwriter.
Informasi ini disebutkan oleh Bloomberg dari beberapa sumber yang mengetahui kabar penjajakan untuk menangani IPO terbesar di dunia ini.
"Para pembuat kesepakatan yang mewakili perusahaan penasihat [investment banking] dari seluruh dunia mulai hari Selasa akan melakukan perjalanan ke markas besar Saudi Aramco di Dhahran di provinsi di Timur kerajaan untuk bersaing memperebutkan peran dalam penawaran IPO yang direncanakan paling cepat 2020," kata orang-orang itu, dikutip Bloomberg, Senin (26/8/2019).
Mengacu siaran pers Saudi Aramco, perusahaan mencetak laba bersih sebesar US$ 46,9 miliar atau setara dengan Rp 661 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$) untuk semester pertama 2019, dibandingkan dengan US$ 53,0 miliar untuk periode yang sama tahun lalu.
Laba sebelum bunga dan pajak pada periode tersebut yakni US$ 92,5 miliar, dibandingkan dengan US$ 101,3 miliar periode yang sama setahun sebelumnya.
Adapun belanja modal atau capex Saudi Aramco adalah sebesar US$ 14,5 miliar pada periode tersebut, dibandingkan dengan US$ 16,5 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2018.
"Meskipun harga minyak lebih rendah selama paruh pertama tahun 2019, kami terus memberikan pendapatan yang solid dan arus kas yang kuat didukung oleh kinerja operasional yang konsisten, manajemen biaya dan disiplin fiskal," kata Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin H. Nasser, dalam siaran pers dikutip CNBC Indonesia.
Bloomberg melaporkan, Saudi Aramco telah mengundang lebih dari 20 perusahaan investasi dari AS, Eropa dan Asia untuk bersaing, termasuk beberapa penjamin emisi (underwriter) terbesar dunia serta sejumlah bank investasi dengan skala kecil.
Seorang juru bicara untuk Aramco tidak segera menanggapi permintaan komentar. Manajemen perseroan juga baru-baru ini mengatakan sempat menyatakan bahwa proses persiapan IPO terus berlangsung di tengah rencana perusahaan memilih penjamin emisi.
Namun Saudi Aramco belum membuat keputusan tentang tujuan pencatatan saham perdana ini. Para pejabat tinggi dari bursa-bursa global di dunia: London, New York dan Hong Kong juga aktif mendekati Saudi Aramco agar bisa mencatatkan saham perdana di bursa efek mereka.
Proyek IPO Aramco ini pertama kali diumumkan pada tahun 2016 sebagai landasan rencana Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi untuk memodernisasi ekonominya. Target pencatatan Saudi Aramco pada awalnya yakni paruh kedua tahun 2018 tapi tertunda.
Produsen minyak ini awalnya bekerjasaham dengan Evercore Inc. dan Moelis, serta HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co. dan Morgan Stanley.
Dalam siaran persnya pada April lalu, Saudi Aramco juga baru merilis obligasi di Bursa Efek London sebesar US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 169 triliun. Obligasi itu terdiri dari lima seri yang termasuk dalam Saudi Aramco's Global Medium Term Note Program:
- Seri 1 US$ 1 miliar, kupon 2,750%, jatuh tempo 2022
- Seri 2 US$ 2 miliar, kupon 2,787%, jatuh tempo 2024
- Seri 3 US$ 3 miliar, kupon 3,500%, jatuh tempo 2029
- Seri 4 US$ 3 miliar, kupon 4,250%, jatuh tempo 2039
- Seri 5 US$ 3 miliar, kupon 4,375%, jatuh tempo 2049
Dikutip dari CNBC, IPO dari perusahaan minyak BUMN Arab Saudi yang menjadi tujuan lama dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ini memiliki nilai estimasi kapitalisasi sekitar US$ 2 triliun dan akan menjadi IPO terbesar di dunia.
Baru-baru ini, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan Aramco kemungkinan akan go public pada 2020 atau 2021.
Saudi Aramco menuju IPO.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Saudi Aramco Segera IPO 11 Desember
Informasi ini disebutkan oleh Bloomberg dari beberapa sumber yang mengetahui kabar penjajakan untuk menangani IPO terbesar di dunia ini.
"Para pembuat kesepakatan yang mewakili perusahaan penasihat [investment banking] dari seluruh dunia mulai hari Selasa akan melakukan perjalanan ke markas besar Saudi Aramco di Dhahran di provinsi di Timur kerajaan untuk bersaing memperebutkan peran dalam penawaran IPO yang direncanakan paling cepat 2020," kata orang-orang itu, dikutip Bloomberg, Senin (26/8/2019).
Mengacu siaran pers Saudi Aramco, perusahaan mencetak laba bersih sebesar US$ 46,9 miliar atau setara dengan Rp 661 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$) untuk semester pertama 2019, dibandingkan dengan US$ 53,0 miliar untuk periode yang sama tahun lalu.
Adapun belanja modal atau capex Saudi Aramco adalah sebesar US$ 14,5 miliar pada periode tersebut, dibandingkan dengan US$ 16,5 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2018.
"Meskipun harga minyak lebih rendah selama paruh pertama tahun 2019, kami terus memberikan pendapatan yang solid dan arus kas yang kuat didukung oleh kinerja operasional yang konsisten, manajemen biaya dan disiplin fiskal," kata Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin H. Nasser, dalam siaran pers dikutip CNBC Indonesia.
Bloomberg melaporkan, Saudi Aramco telah mengundang lebih dari 20 perusahaan investasi dari AS, Eropa dan Asia untuk bersaing, termasuk beberapa penjamin emisi (underwriter) terbesar dunia serta sejumlah bank investasi dengan skala kecil.
Seorang juru bicara untuk Aramco tidak segera menanggapi permintaan komentar. Manajemen perseroan juga baru-baru ini mengatakan sempat menyatakan bahwa proses persiapan IPO terus berlangsung di tengah rencana perusahaan memilih penjamin emisi.
Namun Saudi Aramco belum membuat keputusan tentang tujuan pencatatan saham perdana ini. Para pejabat tinggi dari bursa-bursa global di dunia: London, New York dan Hong Kong juga aktif mendekati Saudi Aramco agar bisa mencatatkan saham perdana di bursa efek mereka.
Proyek IPO Aramco ini pertama kali diumumkan pada tahun 2016 sebagai landasan rencana Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi untuk memodernisasi ekonominya. Target pencatatan Saudi Aramco pada awalnya yakni paruh kedua tahun 2018 tapi tertunda.
Produsen minyak ini awalnya bekerjasaham dengan Evercore Inc. dan Moelis, serta HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co. dan Morgan Stanley.
Dalam siaran persnya pada April lalu, Saudi Aramco juga baru merilis obligasi di Bursa Efek London sebesar US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 169 triliun. Obligasi itu terdiri dari lima seri yang termasuk dalam Saudi Aramco's Global Medium Term Note Program:
- Seri 1 US$ 1 miliar, kupon 2,750%, jatuh tempo 2022
- Seri 2 US$ 2 miliar, kupon 2,787%, jatuh tempo 2024
- Seri 3 US$ 3 miliar, kupon 3,500%, jatuh tempo 2029
- Seri 4 US$ 3 miliar, kupon 4,250%, jatuh tempo 2039
- Seri 5 US$ 3 miliar, kupon 4,375%, jatuh tempo 2049
Dikutip dari CNBC, IPO dari perusahaan minyak BUMN Arab Saudi yang menjadi tujuan lama dari Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ini memiliki nilai estimasi kapitalisasi sekitar US$ 2 triliun dan akan menjadi IPO terbesar di dunia.
Baru-baru ini, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan Aramco kemungkinan akan go public pada 2020 atau 2021.
Saudi Aramco menuju IPO.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Saudi Aramco Segera IPO 11 Desember
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular