
Walau Hanya Naik Tipis, Tetap Happy Weekend Buat IHSG!
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 September 2019 18:00

Meskipun demikian, pada sesi kedua perdagangan hari ini, terlihat bahwa pelaku pasar sempat grogi dan hampir saja IHSG jatuh ke zona merah.
Besar kemungkinan, investor cemas terkait peluang bahwa pada pertemuan selanjutnya Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan memutuskan untuk tidak memangkas suku bungan acuan.
Hal ini dikarenakan, rilis data ketenagakerjaan AS terbaru terbilang memuaskan. Melansir laporan ADP (Automatic Data Processing) tercatat penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian di AS pada bulan Agustus tumbuh dengan laju tercepat dalam empat bulan terakhir (sejak April 2019), dipimpin oleh penguatan di sektor jasa, dilansir Trading Economics.
Namun, tampaknya investor memilih untuk menunggu rilis data resmi pemerintah AS yang akan diumumkan malam ini pukul 19:30 WIB.
Untuk diketahui, salah satu data yang menjadi pertimbangan The Fed kala memutuskan suku bunga adalah data tenaga kerja. Apabila data tenaga kerja positif, maka bisa saja The Fed memutuskan untuk mempertahankan atau bahkan menaikan suku bunga acuan AS.
Akan tetapi, melansir mengutip situs resmi CME Group, probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini berada di level 6,5%, sedangkan peluang pemangkasan 2,5 basis poin ada di 93,5%.
Dari hasil di atas, terlihat bahwa mayoritas pelaku pasar masih memproyeksi The Fed akan kembali bersikap dovish. Alhasil pelaku pasar Tanah Air mengambil sikap wait and see dan untuk saat ini memilih untuk menyambut positif rujuknya kembali AS dan China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa)
Besar kemungkinan, investor cemas terkait peluang bahwa pada pertemuan selanjutnya Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan memutuskan untuk tidak memangkas suku bungan acuan.
Hal ini dikarenakan, rilis data ketenagakerjaan AS terbaru terbilang memuaskan. Melansir laporan ADP (Automatic Data Processing) tercatat penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian di AS pada bulan Agustus tumbuh dengan laju tercepat dalam empat bulan terakhir (sejak April 2019), dipimpin oleh penguatan di sektor jasa, dilansir Trading Economics.
Untuk diketahui, salah satu data yang menjadi pertimbangan The Fed kala memutuskan suku bunga adalah data tenaga kerja. Apabila data tenaga kerja positif, maka bisa saja The Fed memutuskan untuk mempertahankan atau bahkan menaikan suku bunga acuan AS.
Akan tetapi, melansir mengutip situs resmi CME Group, probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini berada di level 6,5%, sedangkan peluang pemangkasan 2,5 basis poin ada di 93,5%.
Dari hasil di atas, terlihat bahwa mayoritas pelaku pasar masih memproyeksi The Fed akan kembali bersikap dovish. Alhasil pelaku pasar Tanah Air mengambil sikap wait and see dan untuk saat ini memilih untuk menyambut positif rujuknya kembali AS dan China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa)
Pages
Most Popular