Walau Hanya Naik Tipis, Tetap Happy Weekend Buat IHSG!

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 September 2019 18:00
Walau Hanya Naik Tipis, Tetap <i>Happy Weekend</i> Buat IHSG!
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang perdagangan akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak pernah sekali pun melipir ke zona merah. Meskipun memasuki sesi dua terlihat bahwa penguatan menurun, tapi setidaknya bursa saham acuan Indonesia masih mampu finis di zona hijau.

Alhasil, IHSG berhasil ditutup naik tipis 0,03% ke level 6.308,95 poin.



Emiten-emiten yang turut mendongkrak kinerja IHSG adalah PT Barito Pacific Tbk/BRPT (+7,5%), PT Mas Murni Indonesia Tbk/MAMI (+7,34%), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (+5,95%), PT Smartfren Telecom Tbk/FREN (+5,3%), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (+5,26%).

Lebih lanjut, pergerakan IHSG juga searah dengan bursa saham utama di kawasan Asia yang juga mencatatkan kenaikan. Pada pukul 16:26, indeks Hang Seng menguat 0,66%, indeks Shanghai naik 0,46%, indeks Nikkei menguat 0,54%, indeks Kospi naik 0,22%, dan indeks Straits Times naik tipis 0,02%.

Euforia terkait kabar terbaru dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi katalis positif yang mendongkrak aksi beli di pasar keuangan Benua Kuning.

Kemarin (5/9/2019), Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober, dilansir dari Reuters.

"Kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama dan mengambil aksi praktik untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk negosiasi," seperti dilansir CNBC International.

Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.

Juru bicara kantor perwakilan dagang AS juga mengkonfirmasi bahwa Lighthizer dan Mnuchin berbicara dengan Liu dan mengatakan mereka setuju untuk mengadakan diskusi dagang level deputi 'dalam beberapa minggu mendatang.

Terlebih lagi salah satu sumber yang terpercaya dari sisi China mengungkapkan dalam akun Twitter pribadinya bahwa pertemuan di awal Oktober berpotensi berujung pada terobosan baru.

"China dan AS mengumumkan babak baru dialog dagang dan akan bekerja untuk membuat kemajuan besar. Secara pribadi saya pikir AS Lelah oleh perang dagang, mungkin tidak lagi berharap untuk menghancurkan permintaan China.

Ada lebih banyak kemungkinan terobosan antara kedua belah pihak," cuit Hu Xijin, kepala editor Global Times, sebuah tabloid naungan People's Daily yang merupakan surat kabar resmi Partai Komunis China.

Meskipun demikian, pada sesi kedua perdagangan hari ini, terlihat bahwa pelaku pasar sempat grogi dan hampir saja IHSG jatuh ke zona merah.

Besar kemungkinan, investor cemas terkait peluang bahwa pada pertemuan selanjutnya Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan memutuskan untuk tidak memangkas suku bungan acuan.

Hal ini dikarenakan, rilis data ketenagakerjaan AS terbaru terbilang memuaskan. Melansir laporan ADP (Automatic Data Processing) tercatat penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian di AS pada bulan Agustus tumbuh dengan laju tercepat dalam empat bulan terakhir (sejak April 2019), dipimpin oleh penguatan di sektor jasa, dilansir Trading Economics.

Namun, tampaknya investor memilih untuk menunggu rilis data resmi pemerintah AS yang akan diumumkan malam ini pukul 19:30 WIB.

Untuk diketahui, salah satu data yang menjadi pertimbangan The Fed kala memutuskan suku bunga adalah data tenaga kerja. Apabila data tenaga kerja positif, maka bisa saja The Fed memutuskan untuk mempertahankan atau bahkan menaikan suku bunga acuan AS.

Akan tetapi, melansir mengutip situs resmi CME Group, probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini berada di level 6,5%, sedangkan peluang pemangkasan 2,5 basis poin ada di 93,5%.

Dari hasil di atas, terlihat bahwa mayoritas pelaku pasar masih memproyeksi The Fed akan kembali bersikap dovish. Alhasil pelaku pasar Tanah Air mengambil sikap wait and see dan untuk saat ini memilih untuk menyambut positif rujuknya kembali AS dan China.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(dwa/dwa) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular