
Belum Melemah, Hawa-hawanya Ada Happy Weekend Buat IHSG

Lebih lanjut, sentimen positif bagi bursa saham Benua Kuning datang dari optimisme bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Berbicara dalam gelaran Euromoney Conference pada hari Rabu (4/9/2019), John Williams selaku Federal Reserve Bank of New York President mengatakan bahwa lemahnya inflasi merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh The Fed, serta berjanji untuk menggunakan kebijakan moneter untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi AS.
“Lemahnya inflasi memang merupakan masalah utama di era ini. Prospek terkait pertumbuhan ekonomi yang moderat, tingkat pengangguran yang rendah, namun inflasi yang terus-menerus rendah merupakan refleksi dari kondisi perekonomian secara lebih luas,” kata Williams, dilansir dari CNBC International.
“Saya dengan seksama mengamati fenomena ini dan tetap waspada untuk bertindak sebagaimana diperlukan untuk mendukung kelanjutan ekspansi ekonomi, pasar tenaga kerja yang kuat, dan kembalinya inflasi ke level 2%.”
Lebih lanjut, Williams menegaskan bahwa perang dagang AS-China ikut menambah ketidakpastian yang dihadapi oleh pelaku usaha.
“…kekhawatiran terkait kebijakan di bidang perdagangan dengan China menambah ketidakpastian. Kolega saya di komunitas bisnis mengatakan bahwa ini telah membuat mereka lebih berhati-hati dalam urusan investasi. Dampak dari kecemasan ini sudah terlihat dalam berbagai data terkait dengan investasi,” ujar Williams.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 5 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan bulan ini berada di level 91,2%.
Memang, kini mulai ada ekspektasi bahwa tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan di level 2%-2,25%. Penyebabnya, rilis data tenaga kerja AS yang menggembirakan. Data tenaga kerja memang merupakan satu dari dua indikator utama yang dicermati The Fed dalam menentukan keputusan terkait tingkat suku bunga acuan.
Kemarin, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Agustus 2019 diumumkan sebanyak 195.000 oleh Automatic Data Processing (ADP), mengalahkan konsensus yang sebanyak 148.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Data resmi versi pemerintah AS akan dirilis pada malam hari ini (19:30 WIB).
Masih mengutip situs resmi CME Group, probabilitas bahwa The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini berada di level 8,8%, naik dari posisi sehari sebelumnya yang sebesar 0%.
Namun begitu, lebih dari 90% pelaku pasar masih yakin bahwa akan ada pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada bulan ini, seiring dengan komentar yang begitu dovish yang terlontar dari mulut John Williams.
Untuk diketahui, pertemuan The Fed pada bulan ini akan digelar selama dua hari yakni pada tanggal 17-18 September. Hasil dari pertemuan tersebut akan diumumkan pada tanggal 19 September waktu Indonesia.
Sekedar mengingatkan, The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps dalam pertemuannya pada bulan Juli, menandai pemangkasan pertama sejak tahun 2008 silam.
Dengan mencermati perkembangan hingga akhir sesi satu, tampaknya akan ada yang namanya happy weekend untuk IHSG.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)