
Dibuka Menghijau, IHSG Malah Melengos ke Zona Merah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 September 2019 09:55

Di lain pihak, meskipun bursa saham acuan Tanah Air berhasil bergerak positif pada awal sesi I, pelaku pasar tetap harus mencermati kelanjutan friksi dagang antara AS dan China.
Terlebih lagi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi dengan Negeri Tiongkok akan lebih sulit. Dampaknya sudah keliatan setelah IHSG mulai berbelok ke zona merah pada pukul 09.48 WIB hari ini.
Tiga sumber menginformasikan kepada CNBC International bahwa Trump diketahui berniat untuk menggandakan bea masuk yang diberikan kepada produk asal China setelah dia mengetahui bahwa Negeri berencana Tiongkok melakukan aksi retaliasi (pembalasan) dengan membebani tarif tambahan atas produk AS senilai US$ 75 miliar.
Akan tetapi, niat tersebut dibatalkan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memperingatkan Trump bahwa tindakan tersebut dapat berdampak pada pasar saham dan perekonomian.
“Kami melakukan negosiasi yang sangat baik dengan China. Sementara saya yakin mereka akan senang berurusan dengan administrasi baru sehingga mereka dapat kembali ‘mencabik-cabik AS’ [US$600 miliar per tahun], 16 bulan adalah waktu yang lama untuk PHK masal dan perusahaan angkat kaki”, cuit Trump di akun Twitter pribadinya.
Trump bahkan mengatakan dia bisa mengambil tindakan lebih ekstrem untuk menindak praktik perdagangan Negeri Tiongkok jika dia berhasil memenangkan pemilihan ulang tahun depan, apalagi bila kesepakatan dagang belum tercapai hingga detik ini, dilansir CNBC International.
“.. Lalu, pikirkan apa yang terjadi pada China ketika saya menang. Kesepakatan akan ‘LEBIH SULIT!’ Sementara itu, rantai pasokan China akan hancur, dan bisnis, pekerjaan, dan uang akan hilang!” cuit Trump.
Dengan pernyataan Trump tersebut, tentu muncul pertanyaan di benak pelaku pasar akankah diskusi lanjutan yang diagendakan bulan ini akan tetap terlaksana?
Terlebih lagi, Trump belum memberikan reaksi terhadap tindakan Beijing yang mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas keputusan AS untuk mengenakan bea masuk atas produk Made in China.
China menganggap pengenaan tarif baru telah melanggar konsensus yang dicapai oleh pemimpin kedua negara saat pertemuan di Osaka, Jepang, akhir April lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
Terlebih lagi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa negosiasi dengan Negeri Tiongkok akan lebih sulit. Dampaknya sudah keliatan setelah IHSG mulai berbelok ke zona merah pada pukul 09.48 WIB hari ini.
Tiga sumber menginformasikan kepada CNBC International bahwa Trump diketahui berniat untuk menggandakan bea masuk yang diberikan kepada produk asal China setelah dia mengetahui bahwa Negeri berencana Tiongkok melakukan aksi retaliasi (pembalasan) dengan membebani tarif tambahan atas produk AS senilai US$ 75 miliar.
Akan tetapi, niat tersebut dibatalkan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memperingatkan Trump bahwa tindakan tersebut dapat berdampak pada pasar saham dan perekonomian.
“Kami melakukan negosiasi yang sangat baik dengan China. Sementara saya yakin mereka akan senang berurusan dengan administrasi baru sehingga mereka dapat kembali ‘mencabik-cabik AS’ [US$600 miliar per tahun], 16 bulan adalah waktu yang lama untuk PHK masal dan perusahaan angkat kaki”, cuit Trump di akun Twitter pribadinya.
Trump bahkan mengatakan dia bisa mengambil tindakan lebih ekstrem untuk menindak praktik perdagangan Negeri Tiongkok jika dia berhasil memenangkan pemilihan ulang tahun depan, apalagi bila kesepakatan dagang belum tercapai hingga detik ini, dilansir CNBC International.
“.. Lalu, pikirkan apa yang terjadi pada China ketika saya menang. Kesepakatan akan ‘LEBIH SULIT!’ Sementara itu, rantai pasokan China akan hancur, dan bisnis, pekerjaan, dan uang akan hilang!” cuit Trump.
Dengan pernyataan Trump tersebut, tentu muncul pertanyaan di benak pelaku pasar akankah diskusi lanjutan yang diagendakan bulan ini akan tetap terlaksana?
Terlebih lagi, Trump belum memberikan reaksi terhadap tindakan Beijing yang mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas keputusan AS untuk mengenakan bea masuk atas produk Made in China.
China menganggap pengenaan tarif baru telah melanggar konsensus yang dicapai oleh pemimpin kedua negara saat pertemuan di Osaka, Jepang, akhir April lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Most Popular