Sempat Naik, Harga CPO Turun Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2019 11:46
Perang Dagang Bebani Harga CPO
Ilustrasi Kebun Kelapa Sawit (REUTERS/Bazuki Muhammad)
Mulai 1 September, AS mengenakan bea masuk 15% bagi importasi produk China senilai US$ 125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian. Gelombang kedua bea masuk 15% akan berlaku mulai 15 Desember, yang mencakup impor produk China senilai US$ 156 miliar dari mulai alat makan plastik, kaus kaki, lampu LED, sampai dekorasi untuk keperluan Hari Natal.

Sementara China memberlakukan bea masuk 5-10% untuk importasi produk AS senilai US$ 75 miliar. Selain itu, ada kenaikan bea masuk untuk produk yang selama ini sudah menjadi 'korban', misalnya kedelai (dari 25% naik menjadi 30%).

Situasi semakin keruh kala China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.


"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.

Berdasarkan analisis teknikal, seperti dikutip dari Reuters, batasan bawah (support) harga CPO berada di RM 2.219/metrik ton, yang sekarang sudah tertembus. Ini akan membawa harga CPO turun lebih dalam lagi, bisa mencapai RM 2.201/metrik ton.

Apabila harga CPO sudah anjlok ke RM 2.201/metrik ton, maka support selanjutnya adalah di RM 2.161/metrik ton. Kemudian jika support itu kembali tertembus, maka harga CPO bisa turun lagi ke RM 2.104/metrik ton.

xFoto: Reuters


TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular