
Sempat Naik, Harga CPO Turun Lagi
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2019 11:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) turun di perdagangan hari ini. Sejak 26 Agustus, harga komoditas ini memang terus dalam tren koreksi.
Pada Selasa (3/9/2019) pukul 11:21 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia tercatat RM 2.216/metrik ton. Turun 0,81% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Kala pembukaan pasar, harga CPO sempat naik 0,5%. Penyebabnya adalah pelemahan mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan ringgit menjadi mata uang terlemah di Asia, dengan depresiasi hampir 0,5% di hadapan greenback.
CPO yang diperdagangkan dalam ringgit menjadi lebih murah bagi investor yang memegang dolar AS. Akibatnya, permintaan CPO naik sehingga harganya bergerak ke utara.
Namun itu tidak lama, kemudian CPO melanjutkan tren koreksi. Penyebabnya adalah permintaan global yang kemungkinan melemah akibat perang dagang AS-China.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Mulai 1 September, AS mengenakan bea masuk 15% bagi importasi produk China senilai US$ 125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian. Gelombang kedua bea masuk 15% akan berlaku mulai 15 Desember, yang mencakup impor produk China senilai US$ 156 miliar dari mulai alat makan plastik, kaus kaki, lampu LED, sampai dekorasi untuk keperluan Hari Natal.
Sementara China memberlakukan bea masuk 5-10% untuk importasi produk AS senilai US$ 75 miliar. Selain itu, ada kenaikan bea masuk untuk produk yang selama ini sudah menjadi 'korban', misalnya kedelai (dari 25% naik menjadi 30%).
Situasi semakin keruh kala China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.
"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.
Berdasarkan analisis teknikal, seperti dikutip dari Reuters, batasan bawah (support) harga CPO berada di RM 2.219/metrik ton, yang sekarang sudah tertembus. Ini akan membawa harga CPO turun lebih dalam lagi, bisa mencapai RM 2.201/metrik ton.
Apabila harga CPO sudah anjlok ke RM 2.201/metrik ton, maka support selanjutnya adalah di RM 2.161/metrik ton. Kemudian jika support itu kembali tertembus, maka harga CPO bisa turun lagi ke RM 2.104/metrik ton.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Produksi Naik, Ekspor Turun, Harga CPO Berpotensi Terkoreksi
Pada Selasa (3/9/2019) pukul 11:21 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia tercatat RM 2.216/metrik ton. Turun 0,81% dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin.
CPO yang diperdagangkan dalam ringgit menjadi lebih murah bagi investor yang memegang dolar AS. Akibatnya, permintaan CPO naik sehingga harganya bergerak ke utara.
Namun itu tidak lama, kemudian CPO melanjutkan tren koreksi. Penyebabnya adalah permintaan global yang kemungkinan melemah akibat perang dagang AS-China.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Mulai 1 September, AS mengenakan bea masuk 15% bagi importasi produk China senilai US$ 125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian. Gelombang kedua bea masuk 15% akan berlaku mulai 15 Desember, yang mencakup impor produk China senilai US$ 156 miliar dari mulai alat makan plastik, kaus kaki, lampu LED, sampai dekorasi untuk keperluan Hari Natal.
Sementara China memberlakukan bea masuk 5-10% untuk importasi produk AS senilai US$ 75 miliar. Selain itu, ada kenaikan bea masuk untuk produk yang selama ini sudah menjadi 'korban', misalnya kedelai (dari 25% naik menjadi 30%).
Situasi semakin keruh kala China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.
"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.
Berdasarkan analisis teknikal, seperti dikutip dari Reuters, batasan bawah (support) harga CPO berada di RM 2.219/metrik ton, yang sekarang sudah tertembus. Ini akan membawa harga CPO turun lebih dalam lagi, bisa mencapai RM 2.201/metrik ton.
Apabila harga CPO sudah anjlok ke RM 2.201/metrik ton, maka support selanjutnya adalah di RM 2.161/metrik ton. Kemudian jika support itu kembali tertembus, maka harga CPO bisa turun lagi ke RM 2.104/metrik ton.
![]() |
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Produksi Naik, Ekspor Turun, Harga CPO Berpotensi Terkoreksi
Most Popular