Siapa 3 Emiten Penyokong Jagat Sinema Bumilangit?

tahir saleh, CNBC Indonesia
01 September 2019 14:48
Siapa 3 Emiten Penyokong Jagat Sinema Bumilangit?
Foto: Pemeran Gundala, Abimana Aryasatya (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika di Hollywood punya Marvel Cinematic Universe garapan Marvel Studios yang memproduksi film superhero dalam The Avengers, jagat film Tanah Air juga akan kedatangan jagoan-jagoan asli Indonesia yang akan diproduksi oleh Bumilangit Studios, atau dikenal dengan Bumilangit Cinematic Universe (BCU).

BCU menjadi salah satu perusahaan produksi film superhero terbesar di Indonesia. Perusahaan ini akan memproduksi film-film pahlawan yang diangkat dari mitos sejarah Nusantara seperti Gundala, Sri Asih, Tira, Godam, Mandala, Aquanus, Mustika.

Seri pertama tokoh jagoan Bumilangit ini sudah dirilis pada 29 Agustus lalu yakni Gundala, tokoh jagoan karangan dari komikus Harya Suraminata (Hasmi). Film ini disutradarai oleh Joko Anwar, dan dibintangi Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae, Ario Bayu dan Rio Dewanto. Film ini diproduksi oleh BumiLangit Studios bersama Legacy Pictures.

Film Gundala menjadi membuka jagat baru jagoan Indonesia ke layar lebar: Jagat Sinema Bumilangit. Komiknya sudah dirilis perdana tahun 1969.

Dalam situs resminya, Bumilangit mengklaim akan menjadi perusahaan hiburan berbasis karakter terdepan di Indonesia yang mengelola pustaka karakter terbanyak, lebih dari 500 karakter komik yang telah diterbitkan selama 60 terakhir. "Kekuatan dari karakter-karakter kami ini tidak hanya berdasarkan popularitas semata, tetapi melainkan pada kekayaan cerita komik dari setiap karakter," tulis Bumilangit.

Lantas siapa saja perusahaan penyokong Bumilangit Studios yang dipayungi oleh PT Screenplay Bumilangit Produksi?


LANJUT HALAMAN 2: 3 Emiten Penyokong Bumilangit

 

EMTEK Group

Screenplay Bumilangit Produksi (SBP) sebetulnya adalah anak usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau holding dari EMTEK Group yang membawahi juga beberapa perusahaan media seperti Liputan6, SCTV, Indosiar, Kapanlagi Network, dan e-commerce Bukalapak.com.

Laporan keuangan EMTK per Juni 2019 mencatat, EMTEK sudah menginvestasikan sekitar 50% pendanaan awal atau 125 saham yakni sebesar Rp1 miliar pada Agustus 2018. Perusahaan ini fokus pada produksi film dan program televisi.

Pada Desember 2018, SBP menerbitkan saham baru di mana PT Screenplay Sinema Film (SSF) ikut mengambil bagian sehingga kepemilikan SSF menjadi 47,5% atau setara dengan 475 saham dengan total nilai investasi Rp 4,75 miliar.

SSF adalah  umah produksi yang didirikan pada 2015 dan dimiliki secara langsung oleh PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) atau anak usaha EMTEK. SMCA inilah yang membawahi televisi SCTV (PT Surya Citra Televisi), Indosiar (PT Indosiar Visual Mandiri), PT Kapan Lagi Dot Com Network, dan PT Video Dot Com.

LANJUT HALAMAN 3: Ada Erick Thohir dan Bakrie?


VIVA Group

Emiten media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) milik keluarga Bakrie juga mendiversifikasi usaha ke bisnis film dengan menggandeng BumiLangit Studios, perusahaan yang telah mengumpulkan lebih dari 1.000 karakter superheroes lokal. Strategi itu dilakukan perseroan agar tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis televisi free to air (FTA) yang saat ini masih dominan.

"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).

Neil mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.

Namun Ricardo menyebutkan, investasi yang digelontorkan untuk menggarap film Gundala mencapai di atas Rp 30 miliar. Bahkan, ia menyebut film tersebut menjadi salah satu film lokal dengan biaya produksi paling mahal di Indonesia.

Dalam kesempatan sebelumnya, Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengatakan, prospek industri film di Indonesia cukup potensial. Dengan menggandeng mitra tersebut, VIVA menyebut, Jagat Sinema BumiLangit atau Universe bisa menjadi DC Comics atau Marvel Cinematic Universe versi Indonesia.

Mahaka Group

Dalam salah satu status Instagramnya, Erick Thohir, Komisaris Utama PT Mahaka Media Tbk (ABBA), menulis hadirnya BumiLangit dapat menjadi langkah baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan kebudayaan beserta nilai-nilainya di mata dunia melalui karya kreatif hasil anak bangsa.

"Dengan adanya karya kreatif ini saya optimis bahwa negara kita mampu untuk menjadi negara pop-culture dengan nilai-nilai kebudayaan yang digemari oleh masyarakat dunia," kata Erick, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (1/9/2019).

[Gambas:Instagram]

"Saya juga berharap adanya Jagat Sinema Bumilangit dapat mengangkat nilai-nilai ke-Indonesiaan kita agar dapat lebih digemari di masyarakat Indonesia dan tidak kalah bersaing dengan karakter superhero-superhero yang diimpor dari luar negeri," katanya lagi.

"Semoga setelah ini, para pelaku industri kreatif akan semakin bergairah dan semangat untuk mengembangkan karya-karya mereka untuk dapat bersaing baik level nasional maupun internasional."


Sebelumnya pada saat rilis Jaga Sinema BumiLangit, Minggu, 18 Agustus lalu, disebutkan ada
 tujuh film superhero asli Indonesia berseri disiapkan untuk beberapa tahun ke depan, yakni Gundala, Si Buta dari Gua Hantu, Maza, Godam, Aquanus, Mandala, Sri Asih, dan Tira.

Erick yang menjabat Executive Producer Jagat Sinema Bumilangit, mengatakan jika film-film superhero Hollywood berhasil merajai perfilman nasional, maka saya berharap sudah waktunya film-film superhero Indonesia dapat diterima dengan baik di negeri sendiri, bahkan bila memungkinkan di negara lain," katanya.



Gundala masuk Toronto Festival.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Emiten Ini Borong Saham Komik Super Hero, DC Atau Marvel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular