
Garap Film Gundala, VIVA Rogoh Dana Rp 30 M Lebih
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
30 May 2019 08:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) milik keluarga Bakrie, mendiversifikasi usahanya ke bisnis film dengan menggandeng BumiLangit Studios, perusahaan yang telah mengumpulkan lebih dari 1.000 karakter superheroes lokal. Strategi itu dilakukan perseroan agar tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis televisi free to air (FTA) yang saat ini masih dominan.
Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.
"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).
Namun Ricardo menyebutkan, investasi yang digelontorkan untuk menggarap film Gundala, yang bakal diluncurkan pada Agustus mendatang, mencapai di atas Rp 30 miliar. Bahkan, ia menyebut film tersebut menjadi salah satu film lokal dengan biaya produksi paling mahal di Indonesia.
Film itu bercerita tentang seorang bernama Sancaka yang diperankan Abimana Aryasatya dan disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar. Tidak hanya itu, film lainnya yang juga siap dirilis adalah Godam dan Aquanus.
"Investasinya lebih dari Rp 30 miliar, ada enggak film di Indonesia yang biaya produksinya lebih dari Rp 30 miliar," kata Neil menambahkan.
Dalam kesempatan sebelumnya, Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengatakan, prospek industri film di Indonesia cukup potensial. Dengan menggandeng mitra tersebut, VIVA menyebut, Jagat Sinema BumiLangit atau Universe bisa menjadi DC Comics atau Marvel Cinematic Universe versi Indonesia.
"Intinya grup VIVA kerja sama Bumilangit dan mitra lain, kita percaya dalam creating heroes," kata Anin Bakrie, sapaan akrabnya, saat wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia di Bakrie Tower, Kamis (24/5/2019).
Menurut Anin yang juga Direktur Utama Bakrie & Brothers ini, nantinya jagat sinema BumiLangit tidak hanya membuat film serial superhero, melainkan juga turunannya, seperti karakter warriors Si Buta dari Gua Hantu.
Ia juga menyebut, meski layar bioskop di Indonesia masih terbatas, namun jumlah penonton di Indonesia sangat potensial. Hal itu terlihat dari box office film Captain Marvel yang menempatkan Indonesia berada di peringkat keempat box office dunia. Film lokal, kata Anin juga tidak kalah banyak penontonnya seperti serial film Dilan.
"Karena itu membuat kita percaya diri bahwa memang ini punya masa dean sangat besar, " ujarnya.
Saksikan video strategi bisnis Anindya Bakrie berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Asumsi Harga Non-HMETD VIVA Rp 154 Per Saham
Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.
![]() |
"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).
Film itu bercerita tentang seorang bernama Sancaka yang diperankan Abimana Aryasatya dan disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar. Tidak hanya itu, film lainnya yang juga siap dirilis adalah Godam dan Aquanus.
"Investasinya lebih dari Rp 30 miliar, ada enggak film di Indonesia yang biaya produksinya lebih dari Rp 30 miliar," kata Neil menambahkan.
Dalam kesempatan sebelumnya, Presiden Direktur VIVA Anindya Novyan Bakrie mengatakan, prospek industri film di Indonesia cukup potensial. Dengan menggandeng mitra tersebut, VIVA menyebut, Jagat Sinema BumiLangit atau Universe bisa menjadi DC Comics atau Marvel Cinematic Universe versi Indonesia.
"Intinya grup VIVA kerja sama Bumilangit dan mitra lain, kita percaya dalam creating heroes," kata Anin Bakrie, sapaan akrabnya, saat wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia di Bakrie Tower, Kamis (24/5/2019).
Menurut Anin yang juga Direktur Utama Bakrie & Brothers ini, nantinya jagat sinema BumiLangit tidak hanya membuat film serial superhero, melainkan juga turunannya, seperti karakter warriors Si Buta dari Gua Hantu.
Ia juga menyebut, meski layar bioskop di Indonesia masih terbatas, namun jumlah penonton di Indonesia sangat potensial. Hal itu terlihat dari box office film Captain Marvel yang menempatkan Indonesia berada di peringkat keempat box office dunia. Film lokal, kata Anin juga tidak kalah banyak penontonnya seperti serial film Dilan.
"Karena itu membuat kita percaya diri bahwa memang ini punya masa dean sangat besar, " ujarnya.
Saksikan video strategi bisnis Anindya Bakrie berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Asumsi Harga Non-HMETD VIVA Rp 154 Per Saham
Most Popular