
Evolusi Bisnis A La Bakrie, Tiga Generasi dengan Fokus Beda
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 May 2019 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Berkiprah di kancah bisnis nasional lebih dari 7 dasawarsa, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) terus berbenah menghadapi tantangan di era industri revolusi keempat, di mana segala macam disrupsi hadir baik di sisi perdagangan maupun investasi.
Anindya Novyan Bakrie, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), sebagai generasi ketiga perusahaan yang didirikan Achmad Bakrie yang merupakan pendiri Bakrie Group pada tahun 1942 itu tak luput menceritakan dapur kerajaan bisnisnya.
Anin, sapaan akrabnya mengakui, disrupsi itu berdampak pada berubahnya semua tatanan dalam kehidupan, termasuk dalam hal bisnis. "Di era revolusi industri keempat, di sana segala macam disrupsi ada, tidak hanya disrupsi teknologi tapi disrupsi perdagangan dan investasi itu ada," kata Anin Bakrie, saat wawancara ekslusif di kantornya, pekan lalu.
Ia menuturkan, generasi pertama dan kedua Bakrie & Brothers fokus kepada bisnis yang berbasis sumber daya alam, ekspor-impor perdagangan, karena memang pada saat itu struktur produk domestik bruto Indonesia sekitar 60% ditopang dari perdagangan dan kemudian sumber daya alam. Sedangkan, 40% adalah konsumsi domestik.
Kondisi beberapa dasawarsa silam tentu berbeda dengan situasi hari ini, di mana struktur PDB Indonesia telah mengalami penyesuaian.
"Jaman sekarang itu sudah berbeda, ini alasan yang sama kenapa pemegang saham menginginkan saya ada di situ, karena pengalaman saya di bidang yang fokusnya kepada consumer sector," kata Anin, sapaan akrabnya.
Menghadapi disrupsi ini, Anin menerapkan strategi yang sederhana. Pertama, memetakan sumber daya manusia perseroan dengan baik, sehingga siap menjawab tantangan ke depan, sebab karena tantangan di era teknologi berlangsung cepat.
"Bukan hanya yang besar mengalahkan yang kecil, yang cepat mengalahkan yang lambat, tapi mengikuti teori Darwin, yang paling kuat yang adaptive to changes," kata putra sulung Aburizal Bakrie ini.
Selanjutnya, kata Anin, memastikan proses bisnis berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Selain itu, mengubah kultur perusahaan dari yang tadinya daya tahan ke daya saing, dari resilience kepada excellent. Dari fokus strategi ke implementasi.
Karena itu, ke depan, kata dia, perseroan akan lebih dinamis agar bisa kompetitif, bahkan mendisrupsi sendiri perusahaan melalui strategi bisnis yang lebih efisien dan memiliki nilai tambah baru.
"Ke depan kita musti lebih peka, cara yang terbaik untuk bisa kompetitif kita mendisrupsi diri sendiri sebelum didisrupsi orang lain, artinya, BNBR musti menumbuhkan bisnis value yang baru yang bukan tidak mungkin spin off anak perusahaannya," pungkasnya.
Strategi Anindya Bakrie Komandoi Bakrie & Brothers
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Rombak Direksi, Anindya Bakrie Pimpin Bakrie & Brothers
Anindya Novyan Bakrie, Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), sebagai generasi ketiga perusahaan yang didirikan Achmad Bakrie yang merupakan pendiri Bakrie Group pada tahun 1942 itu tak luput menceritakan dapur kerajaan bisnisnya.
Anin, sapaan akrabnya mengakui, disrupsi itu berdampak pada berubahnya semua tatanan dalam kehidupan, termasuk dalam hal bisnis. "Di era revolusi industri keempat, di sana segala macam disrupsi ada, tidak hanya disrupsi teknologi tapi disrupsi perdagangan dan investasi itu ada," kata Anin Bakrie, saat wawancara ekslusif di kantornya, pekan lalu.
Ia menuturkan, generasi pertama dan kedua Bakrie & Brothers fokus kepada bisnis yang berbasis sumber daya alam, ekspor-impor perdagangan, karena memang pada saat itu struktur produk domestik bruto Indonesia sekitar 60% ditopang dari perdagangan dan kemudian sumber daya alam. Sedangkan, 40% adalah konsumsi domestik.
"Jaman sekarang itu sudah berbeda, ini alasan yang sama kenapa pemegang saham menginginkan saya ada di situ, karena pengalaman saya di bidang yang fokusnya kepada consumer sector," kata Anin, sapaan akrabnya.
Menghadapi disrupsi ini, Anin menerapkan strategi yang sederhana. Pertama, memetakan sumber daya manusia perseroan dengan baik, sehingga siap menjawab tantangan ke depan, sebab karena tantangan di era teknologi berlangsung cepat.
"Bukan hanya yang besar mengalahkan yang kecil, yang cepat mengalahkan yang lambat, tapi mengikuti teori Darwin, yang paling kuat yang adaptive to changes," kata putra sulung Aburizal Bakrie ini.
Selanjutnya, kata Anin, memastikan proses bisnis berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Selain itu, mengubah kultur perusahaan dari yang tadinya daya tahan ke daya saing, dari resilience kepada excellent. Dari fokus strategi ke implementasi.
Karena itu, ke depan, kata dia, perseroan akan lebih dinamis agar bisa kompetitif, bahkan mendisrupsi sendiri perusahaan melalui strategi bisnis yang lebih efisien dan memiliki nilai tambah baru.
"Ke depan kita musti lebih peka, cara yang terbaik untuk bisa kompetitif kita mendisrupsi diri sendiri sebelum didisrupsi orang lain, artinya, BNBR musti menumbuhkan bisnis value yang baru yang bukan tidak mungkin spin off anak perusahaannya," pungkasnya.
Strategi Anindya Bakrie Komandoi Bakrie & Brothers
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Rombak Direksi, Anindya Bakrie Pimpin Bakrie & Brothers
Most Popular