
Harga CPO Amblas, Sawit Sumbermas Rugi Rp 15 M di Semester I

Data BEI mencatat, asing sudah keluar dari saham ini sebanyak Rp 365 miliar di semua pasar sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date, kendati hari ini ada asing masuk Rp 170 juta.
Sentimen SSMS bertambah negatif kala, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings juga menurunkan peringkat perusahaan ke 'B-' dari 'B+' dan juga peringkat obligasi senior sebesar US$ 300 juta, dengan bunga 7,75% yang jatuh tempo di 2023.
Obligasi anak usaha perseroan, SSMS Plantation Holdings Pte. Ltd., juga ikut di turunkan ke 'B-' dari 'B+', dengan recovery rating 'RR4'. Fitch Ratings Indonesia juga telah menurunkan Peringkat Nasional untuk SMMS ke 'BBB(idn)' dari 'A(idn)' dengan outlook atau prospek Stabil.
"Kami memproyeksikan leverage naik di atas 6,0 kali di 2019 dikarenakan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang melemah; angka ini secara signifikan berada di atas sensitivitas aksi peringkat negatif kami sebelumnya di 3,5 kali," tulis rilis Fitch Rating Indonesia, Jumat (30/08/2019).
Peringkat nasional di kategori 'BBB' menunjukkan ekspektasi akan risiko gagal bayar yang moderat relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.
Menurut Fitch, kenaikan leverage yang tajam pada 2018 diikuti penurunan pendapatan SSMS karena harga CPO yang melemah, biaya unit yang tinggi, rugi yang berkelanjutan di bisnis-bisnis lain CBI, dan kenaikan piutang dari pihak terkait CBI.
Namun, leverage diharapkan membaik ke level di bawah 5,5 kali pada 2020, dengan asumsi menguatnya harga CPO dan juga yield, setelah sebelumnya melemah pada kuartal I-2019.
Akan tetapi, menurut Fitch, ada potensi leverage untuk naik lebih tinggi dan melemahkan profil kredit SSMS lebih lanjut. Hal ini karena adanya kerugian di bisnis-bisnis lain CBI, arus kas keluar yang lebih besar dari transaksi pihak terkait, akuisisi, dan ketidakmampuan dalam mengontrol biaya perusahaan.
