AS-China Bersiap Kopdar, Rupiah Juara 3 Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 August 2019 16:08
AS-China Siap Kembali ke Meja Perundingan
Ilustrasi Yuan China dan Dolar AS (REUTERS/Thomas White)
Dari dalam negeri, sepertinya rupiah merasakan topangan dari Bank Indonesia (BI). Intervensi bank sentral terlihat di pasar Domestik Non-Deliverable Forwards (DNDF) yang cukup aktif jelang lapak ditutup.

Padahal saat-saat seperti sekarang biasanya rawan bagi rupiah. Jelang akhir bulan, kebutuhan valas korporasi sedang tinggi karena keperluan pembayaran utang, impor, dan sebagainya. Ini membuat rupiah cenderung tertekan jelang hingga akhir bulan. Namun karena 'sang pendekar' sudah turun gunung dan menjaga rupiah, tekanan itu bisa diringankan.

Sedangkan dari sisi eksternal, tersiar kabar baik bahwa AS dan China siap kembali ke meja perundingan untuk menyelesaikan perang dagang. Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan saat ini Beijing dan Washington sedang membahas pertemuan tatap muka dalam waktu dekat.

Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, menyatakan kedua pihak harus menciptakan suasana yang kondusif jika ingin meraih hasil positif dalam perundingan tersebut. China sendiri, katanya, terus berusaha menghindari eskalasi dan bersedia untuk menyelesaikan perselisihan secara tenang.

"Sejauh yang saya tahu, delegasi kedua negara terus melakukan komunikasi yang efektif. Kami berharap AS menunjukkan ketulusan dan aksi konkret," kata Gao.


Kabar ini membuat pasar semringah. Sebelumnya memang ada rencana dialog dagang AS-China di Washington pada awal September. Kemungkinan delegasi kedua negara sedang membicarakan pertemuan ini.

Investor, dan seluruh dunia, berharap AS dan China mampu menyepakati sesuatu yang positif. Hal yang paling ditunggu adalah bagaimana nasib pengenaan bea masuk baru pada 1 September, baik oleh AS maupun China.

Semoga dengan hubungan keduanya yang mulai kembali harmonis ada niat untuk menunda pemberlakuan bea masuk baru, bahkan kalau bisa dibatalkan saja. Penundaan, apalagi pembatalan, akan semakin menunjukkan komitmen AS dan China untuk mencapai damai dagang.


Harapan damai dagang AS-China kembali bersemi dan berhasil membuat pelaku pasar tidak lagi bersikap konservatif. Arus modal mulai masuk ke pasar keuangan negara berkembang, seperti Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular