BI Sebut Indonesia Masih Seksi Bagi Investor, Apa Iya?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 August 2019 11:35
Fundamental Rupiah Sedang Oke
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Terakhir, faktor lain yang membuat pasar keuangan Indonesia memang masih seksi adalah fundamental rupiah yang membaik dalam beberapa waktu terakhir.

Pada kuartal I-2019, BI mencatat defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) berada di level 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 2,01% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 3,04% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 3,01% dari PDB.

Untuk diketahui, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kini, ada harapan bahwa CAD akan membaik di dua kuartal terakhir tahun 2019 dan performa rupiah bisa terdongkrak karenanya. Pada hari Kamis (15/8/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional periode Juli 2019. Sepanjang Juli 2019, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh sebesar 5,12% secara tahunan, lebih baik dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 11,59%. Sementara itu, impor tercatat jatuh 15,21% YoY, juga lebih baik ketimbang konsensus yakni koreksi sebesar 17,76% YoY. Alhasil, neraca dagang tercatat membukukan defisit senilai US$ 63,5 juta, jauh lebih baik dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 384,5 juta.

Rilis data perdagangan internasional periode Juli 2019 menjadi sangat penting lantaran akan mempengaruhi posisi transaksi berjalan pada kuartal III-2019. Ingat, neraca barang merupakan salah satu komponen yang membentuk transaksi berjalan.

Pada Juli 2018, neraca barang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 2,01 miliar, sementara defisit CAD pada kuartal III-2018 tercatat sebesar 3,3% dari PDB.

Dengan defisit neraca barang pada Juli 2019 yang jauh lebih kecil dari ekspektasi, maka ada peluang yang besar bahwa CAD di kuartal III-2019 akan menyempit, yang pada akhirnya akan menyokong kinerja rupiah.

Kala kinerja rupiah oke, investor asing akan tertarik untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia lantaran mereka akan terhindarkan dari yang namanya kerugian kurs. Malahan, bisa jadi mereka akan mendapatkan keuntungan dari selisih kurs yang ada.

Tak salah jika BI menyebut bahwa pasar keuangan Indonesia masih seksi. Pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang dieksekusi pada pekan lalu kami pandang sebagai langkah yang tepat yang mampu menyuntikkan optimisme bagi pelaku pasar keuangan dan pelaku dunia usaha di tengah kondisi perekonomian global yang sedang penuh ketidakpastian.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/gus)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular