
Simak! Ini Tips Jitu Darmin Nasution Genjot Pasar Modal
Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 August 2019 10:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menko Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan beberapa pandangan terkait dengan strategi yang bisa dilakukan guna meningkatkan pertumbuhan pasar modal Indonesia, baik dari sisi jumlah perusahaan publik, jumlah investor, dan akselerasi pasar modal dalam menopang ekonomi.
Menurut Darmin, antara supply and demand, juga harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan (stakeholders) dan pelaku pasar modal dan juga investor.
"Dari sisi suplai upaya meningkatkan jumlah emiten dilakukan dengan menyederhanakan dan mempermudah prosedur IPO [penawaran saham perdana] dan dari sisi demand mempermudah dan mempercepat transaksi investor di pasar modal," kata Darmin dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).
Dalam hal mempercepat transaksi, Darmin menekankan bahwa perlu diidentifikasi kemudahan bagi investor dalam hal ini pembukaan rekening efek agar lebih cepat dari sebelumnya, untuk meningkatkan basis investor di pasar modal.
"Melalui simplifikasi pembukaan rekening efek yang sebelumnya beberapa hari kami mendapat laporan telah dapat dipersingkat menjadi 30 menit," katanya.
Bagi perusahaan atau calon emiten, perlu ada kemudahan bagi mereka untuk mencatatkan saham perdana (IPO) melalui integrasi sistem penyampaian dokumen penawaran umum yang ditujukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Selanjutnya mendukung pendanaan terhadap perusahaan skala menengah dan kecil, mempermudah perusahaan skala ini untuk masuk dan memperloeh pendanaan dari pasar modal. Salah satunya menerapkan segmen pendanaan berdasarkan ukuran perusahaan yang membutuhkan dana," tegasnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga mengatakan saat ini sedang dikaji relaksasi bagi perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM) yang telah menjadi emiten, tanpa mengurangi kualitas keterbukaan informasi yang perlu diketahui investor.
Menurut dia pasar modal adalah sungguh-sungguh alternatif pembiayaan bagi perusahaan, dan itu bukan basa-basi.
"Oleh karena itu walaupun perbankan dan pasar modal sama-sama di dalam [persaingan] tidak usah sungkan silahkan bersaing mana yang lebih murah, Pak Heru [Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK] dan Pak Hoesen [Dewan Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK] enggak usah kemudian menjadi [merasa] dilewati yang lain."
Lebih lanjut, Darmin mengatakan sebenarnya pasar modal itu bisa menghasilkan pembiayaan dengan cost yang lebih murah, karena di perbankan margin keuntungan bank masih agak besar sehingga dengan masuk ke pasar modal biaya emiten bisa dipotong.
Dia juga berharap antara perbankan dan pasar modal bisa saling berlomba untuk semakin efisien sehingga dengan masuknya Indonesia dalam kelonggaran moneter ini diharapkan bisa menarik investasi dan perusahaan untuk masuk pasar modal.
"Saya dulu rasanya waktu di BI [Gubernur BI] itu suku bunga dasar kredit itu dikeluhkan bank setiap 3 bulan, sekarang semua sudah lupa. Tapi ada gunanya itu sehingga investor itu tahu mana yang lebih murah di antara bank itu kadang informasi itu tidak sampai ke mereka yang memerlukan pembiayaan," kata Darmin.
Selanjutnya, kata Darmin, inovasi produk dan sebagainya guna memperdalam pasar keuangan.
"Saya kira itu yang ingin saya sampaikan, maka Pak Hoesen, pasar modal itu bukan cuma bagi yang berumah di atas awan, bagi mereka yang bermukim di bumi juga bisa memasuki pasar modal."
"Kita perlu terbuka pemahamannya bahwa masyarakat kita itu bukan masyarakat yang sudah betul-betul masuk ke sektor keuangan masih diperlukan berbagai langkah untuk membuat masyarakat tidak merasa asing terhadap sektor keuangan," imbuhnya lagi.
(tas) Next Article Darmin Nasution Diangkat Jadi Komut Smartfren
Menurut Darmin, antara supply and demand, juga harus diperhatikan oleh pemangku kepentingan (stakeholders) dan pelaku pasar modal dan juga investor.
"Dari sisi suplai upaya meningkatkan jumlah emiten dilakukan dengan menyederhanakan dan mempermudah prosedur IPO [penawaran saham perdana] dan dari sisi demand mempermudah dan mempercepat transaksi investor di pasar modal," kata Darmin dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).
Dalam hal mempercepat transaksi, Darmin menekankan bahwa perlu diidentifikasi kemudahan bagi investor dalam hal ini pembukaan rekening efek agar lebih cepat dari sebelumnya, untuk meningkatkan basis investor di pasar modal.
"Melalui simplifikasi pembukaan rekening efek yang sebelumnya beberapa hari kami mendapat laporan telah dapat dipersingkat menjadi 30 menit," katanya.
Bagi perusahaan atau calon emiten, perlu ada kemudahan bagi mereka untuk mencatatkan saham perdana (IPO) melalui integrasi sistem penyampaian dokumen penawaran umum yang ditujukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Selanjutnya mendukung pendanaan terhadap perusahaan skala menengah dan kecil, mempermudah perusahaan skala ini untuk masuk dan memperloeh pendanaan dari pasar modal. Salah satunya menerapkan segmen pendanaan berdasarkan ukuran perusahaan yang membutuhkan dana," tegasnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini juga mengatakan saat ini sedang dikaji relaksasi bagi perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM) yang telah menjadi emiten, tanpa mengurangi kualitas keterbukaan informasi yang perlu diketahui investor.
Menurut dia pasar modal adalah sungguh-sungguh alternatif pembiayaan bagi perusahaan, dan itu bukan basa-basi.
"Oleh karena itu walaupun perbankan dan pasar modal sama-sama di dalam [persaingan] tidak usah sungkan silahkan bersaing mana yang lebih murah, Pak Heru [Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK] dan Pak Hoesen [Dewan Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK] enggak usah kemudian menjadi [merasa] dilewati yang lain."
Lebih lanjut, Darmin mengatakan sebenarnya pasar modal itu bisa menghasilkan pembiayaan dengan cost yang lebih murah, karena di perbankan margin keuntungan bank masih agak besar sehingga dengan masuk ke pasar modal biaya emiten bisa dipotong.
Dia juga berharap antara perbankan dan pasar modal bisa saling berlomba untuk semakin efisien sehingga dengan masuknya Indonesia dalam kelonggaran moneter ini diharapkan bisa menarik investasi dan perusahaan untuk masuk pasar modal.
"Saya dulu rasanya waktu di BI [Gubernur BI] itu suku bunga dasar kredit itu dikeluhkan bank setiap 3 bulan, sekarang semua sudah lupa. Tapi ada gunanya itu sehingga investor itu tahu mana yang lebih murah di antara bank itu kadang informasi itu tidak sampai ke mereka yang memerlukan pembiayaan," kata Darmin.
Selanjutnya, kata Darmin, inovasi produk dan sebagainya guna memperdalam pasar keuangan.
"Saya kira itu yang ingin saya sampaikan, maka Pak Hoesen, pasar modal itu bukan cuma bagi yang berumah di atas awan, bagi mereka yang bermukim di bumi juga bisa memasuki pasar modal."
"Kita perlu terbuka pemahamannya bahwa masyarakat kita itu bukan masyarakat yang sudah betul-betul masuk ke sektor keuangan masih diperlukan berbagai langkah untuk membuat masyarakat tidak merasa asing terhadap sektor keuangan," imbuhnya lagi.
(tas) Next Article Darmin Nasution Diangkat Jadi Komut Smartfren
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular