
2020, Target Penghimpunan Dana Pasar Modal Rp 190 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 August 2019 09:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kinerja pasar modal sepanjang tahun ini hingga pertengahan Agustus 2019 atau year to date.
Di pasar modal, penghimpunan dana baik melalui penerbitan saham perdana, penerbitan obligasi, dan juga rights issue (penerbitan saham baru) sudah mencapai Rp 112,4 triliun, sementara terdapat 29 emiten baru yang melalukan penawaran perdana saham atau IPO (initial public offering).
Adapun total dana pengelolaan perusahaan manajer investasi (MI) sudah mencapai Rp 805 triliun, naik 7,6%. Target penghimpunan dana di pasar modal pada 2020 bisa mencapai Rp 190 triliun.
"Tentunya capaian tidak terlepas upaya bersama lembaga pemerintah, stakeholder, SRO [self regulatory organization], tidak boleh berpuas diri, kita mendorong perekonomian kita 5,3% dalam RAPBN, penghimpunan dana di pasar modal harus mencapai Rp 190 triliun di 2020," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).
Sebagai perbandingan, mengacu data Statistik Pasar Modal OJK hingga 2 Agustus 2019, nilai IPO baru mencapai Rp 34,15 triliun (terdiri dari IPO saham Rp 8,50 triliun dan rights issue Rp 25,66 trilliun) , sementara penerbitan obligasi korporasi Rp 67,65 triliun dan sukuk korporasi Rp 7,37 triliun.
"Pemerintah mulai mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru, agar yang ada kualitas lebih bagus, bisa serap tenaga kerja, berorientasi ekspor, dam mendorong turis," katanya.
Wimboh juga menegaskan pelaku pasar modal perlu bergerak lebih agresif agar bisa memanfaatkan kesempatan saat ini di tengah era pelonggaran kebijakan moneter dan ekonomi serta kecenderungan ekonomi global yang masih melemah.
"Di tengah dinamika ekonomi global, kecenderungan akan menurun, kita sudah mulai ke era pelonggaran ekonomi di mana saja, untuk itu ini momentum bagus pasar modal bergerak secara lebih agresif agar bisa memanfaatkan kesempatan ini," katanya.
Dia menegaskan penyelenggaraan Capital Market Summit & Expo 2019 adalah salah satu komitmen OJK dan SRO (self regulatory organization) yakni Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia, untuk meningkatkan peran pasar modal. Peran ini termasuk di dalamnya upaya mengedukasi masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
Hingga saat ini, secara year to date, kata Wimboh, pasar saham asing sudah net buy atau masuk mencapai Rp 61,1 triliun, sementara asing masuk di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 113 triliun.
"Ini menunjukkan momentum tidak boleh kita sia-siakan," tegasnya.
(tas) Next Article Asing Masuk Rp 61 T, OJK: Ini Momentum, Jangan Sia-siakan!
Di pasar modal, penghimpunan dana baik melalui penerbitan saham perdana, penerbitan obligasi, dan juga rights issue (penerbitan saham baru) sudah mencapai Rp 112,4 triliun, sementara terdapat 29 emiten baru yang melalukan penawaran perdana saham atau IPO (initial public offering).
Adapun total dana pengelolaan perusahaan manajer investasi (MI) sudah mencapai Rp 805 triliun, naik 7,6%. Target penghimpunan dana di pasar modal pada 2020 bisa mencapai Rp 190 triliun.
"Tentunya capaian tidak terlepas upaya bersama lembaga pemerintah, stakeholder, SRO [self regulatory organization], tidak boleh berpuas diri, kita mendorong perekonomian kita 5,3% dalam RAPBN, penghimpunan dana di pasar modal harus mencapai Rp 190 triliun di 2020," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2019 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jumat (23/8/2019).
Sebagai perbandingan, mengacu data Statistik Pasar Modal OJK hingga 2 Agustus 2019, nilai IPO baru mencapai Rp 34,15 triliun (terdiri dari IPO saham Rp 8,50 triliun dan rights issue Rp 25,66 trilliun) , sementara penerbitan obligasi korporasi Rp 67,65 triliun dan sukuk korporasi Rp 7,37 triliun.
"Pemerintah mulai mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru, agar yang ada kualitas lebih bagus, bisa serap tenaga kerja, berorientasi ekspor, dam mendorong turis," katanya.
Wimboh juga menegaskan pelaku pasar modal perlu bergerak lebih agresif agar bisa memanfaatkan kesempatan saat ini di tengah era pelonggaran kebijakan moneter dan ekonomi serta kecenderungan ekonomi global yang masih melemah.
"Di tengah dinamika ekonomi global, kecenderungan akan menurun, kita sudah mulai ke era pelonggaran ekonomi di mana saja, untuk itu ini momentum bagus pasar modal bergerak secara lebih agresif agar bisa memanfaatkan kesempatan ini," katanya.
Dia menegaskan penyelenggaraan Capital Market Summit & Expo 2019 adalah salah satu komitmen OJK dan SRO (self regulatory organization) yakni Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia, untuk meningkatkan peran pasar modal. Peran ini termasuk di dalamnya upaya mengedukasi masyarakat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.
Hingga saat ini, secara year to date, kata Wimboh, pasar saham asing sudah net buy atau masuk mencapai Rp 61,1 triliun, sementara asing masuk di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 113 triliun.
"Ini menunjukkan momentum tidak boleh kita sia-siakan," tegasnya.
(tas) Next Article Asing Masuk Rp 61 T, OJK: Ini Momentum, Jangan Sia-siakan!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular