
BI Beri Kejutan, Tapi Sayang Rupiah Tak Terkejut...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 August 2019 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun gerak rupiah sangat fluktuatif, dan sepertinya pengumuman suku bunga acuan tidak banyak membantu.
Pada Kamis (22/8/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.230 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan pasar hari sebelumnya.
Gerak rupiah sepanjang hari ini sangat labil. Rupiah pernah merasakan pelemahan, stagnasi, dan penguatan.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini:
Nasib rupiah tidak banyak berubah usai pengumuman dari MH Thamrin. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Keputusan ini agak mengejutkan, karena konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan rekan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 6%. Konsensus yang dihimpun Reuters pun memperkirakan demikian.
"Ini (penurunan suku bunga acuan) adalan langkah preemtif terhadap perlambatan ekonomi dunia. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, kita perlu dorong permintaan domestik dan investasi. Oleh karena itu, dari moneter kita turunkan suku bunga acuan dua kali dan kita arahkan untuk mendorong permintaan pembiayaan baik dari korporasi maupun rumah tangga," papar Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Bahkan Perry mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut masih terbuka. Selain kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, inflasi yang stabil juga membuat ruang itu ada.
"Kami akan mempertimbangkan baik dari sisi kualitas maupun kemungkinan suku bunga. Kami akan evaluasi dari bulan ke bulan," ujarnya.
Kejutan dari bank sentral ternyata tidak membuat nasib rupiah berubah. Tetap saja rupiah naik-turun dalam rentang sempit, tidak ada perubahan yang signifikan.
Mungkin pelaku pasar masih perlu waktu untuk mencerna keputusan BI. Bisa jadi dampak penurunan suku bunga terhadap laju rupiah baru terlihat besok. Kita lihat saja ya...
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Kamis (22/8/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.230 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan pasar hari sebelumnya.
Gerak rupiah sepanjang hari ini sangat labil. Rupiah pernah merasakan pelemahan, stagnasi, dan penguatan.
Nasib rupiah tidak banyak berubah usai pengumuman dari MH Thamrin. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Keputusan ini agak mengejutkan, karena konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan rekan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 6%. Konsensus yang dihimpun Reuters pun memperkirakan demikian.
"Ini (penurunan suku bunga acuan) adalan langkah preemtif terhadap perlambatan ekonomi dunia. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, kita perlu dorong permintaan domestik dan investasi. Oleh karena itu, dari moneter kita turunkan suku bunga acuan dua kali dan kita arahkan untuk mendorong permintaan pembiayaan baik dari korporasi maupun rumah tangga," papar Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Bahkan Perry mengungkapkan ruang penurunan suku bunga acuan lebih lanjut masih terbuka. Selain kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, inflasi yang stabil juga membuat ruang itu ada.
"Kami akan mempertimbangkan baik dari sisi kualitas maupun kemungkinan suku bunga. Kami akan evaluasi dari bulan ke bulan," ujarnya.
Kejutan dari bank sentral ternyata tidak membuat nasib rupiah berubah. Tetap saja rupiah naik-turun dalam rentang sempit, tidak ada perubahan yang signifikan.
Mungkin pelaku pasar masih perlu waktu untuk mencerna keputusan BI. Bisa jadi dampak penurunan suku bunga terhadap laju rupiah baru terlihat besok. Kita lihat saja ya...
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Investor Nantikan Pertemuan Jackson Hole
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular