
Rupiah Oke di Kurs Tengah BI, Tapi Bingung di Pasar Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 August 2019 10:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara di pasar spot, rupiah masih belum menemukan bentuk permainan terbaik.
Pada Kamis (22/8/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di 14.234. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penguatan ini membuat rupiah berhasil terapresiasi selama dua hari beruntun di kurs tengah BI. Dalam dua hari ini, apresiasi rupiah tercatat 0,2%.
Sedangkan di perdagangan pasar spot, gerak rupiah belum stabil. Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,11%. Selepas itu, penguatan rupiah sempat habis sampai ke titik nol alias stagnan.
Kemudian rupiah berhasil kembali menguat, meski sangat tipis. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.232 di mana rupiah menguat 0,02%.
Faktor domestik dan eksternal menyebabkan rupiah galau. Dari dalam negeri, investor tengah menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% pada bulan ini. Akan tetapi, empat dari 13 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 bps ke 5,5%. Memang minoritas, tetapi tidak bisa dinafikan begitu saja.
Sembari menunggu pengumuman dari MH Thamrin, bisa saja investor memilih bermain aman. Jangan agresif dulu, lihat dulu ke mana arah angin bertiup.
Sementara dari sisi eksternal, investor juga sedang menanti perkembangan di AS. Pada 22-24 Agustus waktu setempat, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Pelaku pasar menantikan acara ini karena ingin mencari tahu arah kebijakan moneter AS ke depan. Jika Ketua Jerome 'Jay Powell menunjukkan sikap yang kalem (dovish) dan mengisyaratkan penurunan suku bunga lebih lanjut, maka dolar AS berpeluang melemah karena. Sebaliknya jika Powell sedikit saja menunjukkan sikap hawkish, maka dolar AS akan mendapatkan kekuatan.
Menunggu pernyataan BI dan The Fed, rupiah pun terjebak di tengah-tengah. Melemah tidak, tetapi menguat pun seperti tidak niat. Menggambarkan sikap investor yang sedang wait and see.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Kamis (22/8/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di 14.234. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penguatan ini membuat rupiah berhasil terapresiasi selama dua hari beruntun di kurs tengah BI. Dalam dua hari ini, apresiasi rupiah tercatat 0,2%.
Kemudian rupiah berhasil kembali menguat, meski sangat tipis. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.232 di mana rupiah menguat 0,02%.
Faktor domestik dan eksternal menyebabkan rupiah galau. Dari dalam negeri, investor tengah menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75% pada bulan ini. Akan tetapi, empat dari 13 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate turun 25 bps ke 5,5%. Memang minoritas, tetapi tidak bisa dinafikan begitu saja.
Sembari menunggu pengumuman dari MH Thamrin, bisa saja investor memilih bermain aman. Jangan agresif dulu, lihat dulu ke mana arah angin bertiup.
Sementara dari sisi eksternal, investor juga sedang menanti perkembangan di AS. Pada 22-24 Agustus waktu setempat, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Pelaku pasar menantikan acara ini karena ingin mencari tahu arah kebijakan moneter AS ke depan. Jika Ketua Jerome 'Jay Powell menunjukkan sikap yang kalem (dovish) dan mengisyaratkan penurunan suku bunga lebih lanjut, maka dolar AS berpeluang melemah karena. Sebaliknya jika Powell sedikit saja menunjukkan sikap hawkish, maka dolar AS akan mendapatkan kekuatan.
Menunggu pernyataan BI dan The Fed, rupiah pun terjebak di tengah-tengah. Melemah tidak, tetapi menguat pun seperti tidak niat. Menggambarkan sikap investor yang sedang wait and see.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular