Duet Inggris-Jerman Hanya Mampu Dongkrak Poundsterling Sehari

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 August 2019 20:21
Poundsterling masih terus dihantui isu no-deal Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun.
Foto: Ilustrasi mata uang poundsterling (REUTERS/Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundstrerling berbalik menguat pada perdagangan Selasa kemarin, tetapi pada perdagangan hari ini Rabu (21/8/19) kembali melemah.

Pada pukul 20:03 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2141 atau melemah 0,22% di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv. Sementara, pada Selasa kemarin menguat 0,35%.

Sebagaimana diketahui bersama, poundsterling masih terus dihantui isu no-deal Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun. No-deal Brexit diprediksi akan mengguncang perekonomian Inggris, bahkan bisa terjadi resesi di Negeri Ratu Elizabeth tersebut.


Sejauh ini Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, masih kukuh akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan sekalipun.



Namun, bukan berarti PM Johnson tidak mencoba meraih kesepakatan dengan Uni Eropa. penerus Theresa May ini berusaha membuka kembali negosiasi dengan Uni Eropa, termasuk perundingan kembali isu perbatasan antara Republik Irlandia dengan Irlandia Utara atau yang dikenal dengan "backstop", yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Brussel.

"Uni Eropa menyesalkan bahwa pemerintah Inggris ingin mengubah solusi yang sudah disepakati secara legal dengan cara lain, yang bahkan belum ada. Pemerintah Inggris belum lagi mengusulkan proposal yang konkret," tulis surat Uni Eropa kepada pemerintah Inggris, seperti diwartakan Reuters.

Isu "backstop" menjadi masalah utama yang menyulitkan Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan. Adanya "backstop" merupakan hasil negosiasi Inggris saat era PM Theresa May, dan ingin dihapus oleh Johnson.


PM Jonhson pun melakukan kunjungan ke beberapa negara salah satunya Jerman untuk memecahkan masalah tersebut. Kanselir Jerman, Angela Merkel merespon hal tersebut dengan menyatakan akan mencari solusi terkait "backstop".

Merkel mengatakan Uni Eropa akan memikirkan solusi praktis untuk "backstop" yang ingin dihapus oleh Inggris. Merkel yang terlihat "mendukung" upaya Johnson untuk melakukan negosiasi ulang memberikan sentimen positif bagi pounsterling meski hanya sesaat.

"Pernyataan Merkel sepertinya memicu aksi beli (poundsterling), tapi saya tidak melihat adanya perubahan fundamental, dan penguatan pounsterling terlihat hanya sesaat," kata Neil Jones kepada hedge fund currency di Mizuho London sebagaimana dilansir Reuters.

Pernyataan Jones tepat, poundsterling kembali melemah pada perdagangan hari ini. Sampai ada kejelasan bagaimana Brexit akan terjadi, poundsterling sulit untuk terus merangkak naik.

Bahkan jika pada akhirnya no-deal Brexit yang terjadi, poundsterling diprediksi akan mencapai level paritas melawan dolar AS (1 poundsterling = 1 dolar AS) oleh bank Morgan Stanley dan HSBC.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular