Perhatian! Peritel RI Banyak yang Merugi, Hanya Tumbuh 2,7%

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 August 2019 19:12
Kondisi ini menyebabkan pendapatan pada semester pertama tahun ini melambat dibanding tahun lalu.
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Cerita gerai ritel berguguran bukan isapan jempol. Hal ini juga dialami peritel yang menyasar segmen menengah ke bawah, PT Ramayana Lestari Santosa Tbk (Tbk) yang memangkas gerai supermarket sejak 2016 lalu karena kinerja negatif.

Sekretaris Perusahaan Setiadi Surya mengakui, gerai department store yang dikelola perseroan sebanyak 117 unit, rata-rata hanya tumbuh di kisaran 2,7% pada Juni 2019, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,05% pada triwulan kedua tahun ini.

Kondisi ini menyebabkan pendapatan pada semester pertama tahun ini melambat dibanding tahun lalu. Apalagi, segmen supermarket malah mencatatkan kinerja negatif 3,5%.

Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia, RALS membukukan pendapatan dari pos penjualan barang beli putus Rp 2,81 triliun lebih rendah dari sebelumnya Rp 2,91 triliun. Sementara itu, penjualan pada enam bulan pertama 2019 berhasil tumbuh 1,6% menjadi Rp 5,26 triliun dari periode sebelumnya Rp 5,18 triliun.

"Sejak 2016, supermarket rugi kita tutup atau kecilkan. Hampir 50% dari departement store bukukan growth 2,7%," ungkap Setiadi, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Selain itu, faktor kedua yang menekan kinerja perseroan adalah periode liburan Lebaran yang jatuh lebih awal pada tahun ini.

"Ada miss di lebaran kemarin, perkiraan kita 1-4 Juni bagus, ternyata dengan pola mudik bergerak, kita miss," jelasnya.

Menyiasati masih beratnya sektor ritel, perseroan bergerak cepat. Ramayana mulai menggandeng emiten ritel fashion PT Mitra Adiperkasa (MAPI) Tbk untuk menjual produk kenamaan seperti Sports Station, Skechers di mall atau gerai yang dikelola Ramayana. Dengan cara itu, penjualan diharapkan dapat kembali terkerek.

"Kerja sama ini memberikan space mereka tempat strategis yang bisa tumbuh, besarannya kita sesuaikan dengan kemampuan pendapatan kita," ungkapnya.

Di sisi lain, Ramayana juga mulai mengubah strategi bisnis ke arah pemenuhan gaya hidup (lifestyle mall) dari yang tadinya hanya shopping mall.

Transformasi itu dilakukan untuk menggaet pasar, utamanya segmen milenial dengan mengkombinasikan antara bisnis ritel, hiburan, makanan dan minuman (food and beverage). Ramayana juga menggandeng sejumlah tenan, di antaranya bioskop XXI.

Siasat Ramayana Hadapi Situasi Berat Industri Ritel
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Gerai Ramayana Makassar Kebakaran, Duh..Dampaknya Gimana ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular