
Utang Menggunung, Waskita Karya Harus Divestasi 5 Ruas Tol
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 August 2019 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyatakan bakal mendivestasi kepemilikan saham di lima ruas tol yang dikelola perseroan. Aksi korporasi ini bakal dieksekusi pada semester kedua tahun ini.
Haris Gunawan, Direktur Keuangan Waskita Karya menyebut, pihaknya memang sudah mengantongi ijin dari Kementerian BUMN untuk mendivestasi 9 ruas tol, di antaranya adalah ruas tol Kanci-Pejagan, ruas Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, ruas tol Semarang-Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono hingga ruas tol Becakayu.
Haris menyebut, saat ini sedang dalam proses due diligence atau uji tuntas untuk limas ruas yang akan dijual dan mengerucut kepada dua investor.
"Sekarang tetap berjalan, belum bisa kita annouce karena masih dalam proses. Kita masih menunggu hasil due dilligence mereka," kata Haris, dalam gelaran paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Hingga semester I-2019 total nilai liabilitas atau utang Waskita Karya mencapai Rp 103,72 triliun. Terdiri dari utang jangka pendek Rp 56,61 triliun dan utang jangka panjang Rp 47,1 triliun.
Terkait utang yang menggunung tersebut Waskita Karya menjelaskan pihaknya bakal menerima pembayaran dari sejumlah proyek turnkey yang dikerjakannya dan sejumah pembayaran lainnya. Total nilai penerimaan ini diperkirakan akan mencapai Rp 33,2 triliun.
Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan total utang perusahaan sejak 2015-2018 memang menggunung lantaran perusahaan banyak menggarap proyek-proyek yang bersifat turnkey yang pembayarannya diterima setelah proyek selesai.
Tiingginya tingkat utang disebabkan karena kebutuhan dana untuk menalangi pengerjaan proyek terlebih dahulu. Sehingga tingkat utang ini akan segera turun setelah perusahaan menerima pembayaran dari owner proyek.
"Pekerjaan dengan skema turnkey, Waskita akan menerima pembayaran dari owner setelah pekerjaan selesai, tentu saja Waskita membutuhkan pembiayaan dari kreditor baik perbankan maupun pasar modal melalui instrumen capital market," kata Haris kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/7/2019).
Sementara, wacana penjualan tol sudah mengemuka beberapa waktu lalu, emiten dengan kode saham WSKT ini bakal kepemilikan sahamnya atau divestasi konsesi dua ruas tol melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road.
Saat ini Waskita Toll Road mengelola 18 jalan tol yang dikelola perseroan. Penjualan ruas tol ini nantinya membantu leverage perseroan guna ekspansi pembangunan tol lebih luas.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto dalam interviewnya di Program Closing Bell, CNBC Indonesia, Rabu (17/7/2019) mengatakan, dari 18 ruas tol, sebanyak 6-8 ruas akan dipertahankan sebagai recurring income atau pendapatan berkelanjutan.
"Lebih jauh masih ada 6-8 ruas nantinya yang akan dilepas. Sementara kita juga nambah lagi. Ini nanti membantu leverage perusahaan," terang Herwidiakto.
Waskita Karya Rilis Obligasi Global US$ 210 Juta
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Utang WSKT Tertinggi di antara Emiten BUMN Infrastruktur
Haris Gunawan, Direktur Keuangan Waskita Karya menyebut, pihaknya memang sudah mengantongi ijin dari Kementerian BUMN untuk mendivestasi 9 ruas tol, di antaranya adalah ruas tol Kanci-Pejagan, ruas Pejagan-Pemalang, Pasuruan-Probolinggo, ruas tol Semarang-Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono hingga ruas tol Becakayu.
Haris menyebut, saat ini sedang dalam proses due diligence atau uji tuntas untuk limas ruas yang akan dijual dan mengerucut kepada dua investor.
"Sekarang tetap berjalan, belum bisa kita annouce karena masih dalam proses. Kita masih menunggu hasil due dilligence mereka," kata Haris, dalam gelaran paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Terkait utang yang menggunung tersebut Waskita Karya menjelaskan pihaknya bakal menerima pembayaran dari sejumlah proyek turnkey yang dikerjakannya dan sejumah pembayaran lainnya. Total nilai penerimaan ini diperkirakan akan mencapai Rp 33,2 triliun.
Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan mengatakan total utang perusahaan sejak 2015-2018 memang menggunung lantaran perusahaan banyak menggarap proyek-proyek yang bersifat turnkey yang pembayarannya diterima setelah proyek selesai.
Tiingginya tingkat utang disebabkan karena kebutuhan dana untuk menalangi pengerjaan proyek terlebih dahulu. Sehingga tingkat utang ini akan segera turun setelah perusahaan menerima pembayaran dari owner proyek.
"Pekerjaan dengan skema turnkey, Waskita akan menerima pembayaran dari owner setelah pekerjaan selesai, tentu saja Waskita membutuhkan pembiayaan dari kreditor baik perbankan maupun pasar modal melalui instrumen capital market," kata Haris kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/7/2019).
Sementara, wacana penjualan tol sudah mengemuka beberapa waktu lalu, emiten dengan kode saham WSKT ini bakal kepemilikan sahamnya atau divestasi konsesi dua ruas tol melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road.
Saat ini Waskita Toll Road mengelola 18 jalan tol yang dikelola perseroan. Penjualan ruas tol ini nantinya membantu leverage perseroan guna ekspansi pembangunan tol lebih luas.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto dalam interviewnya di Program Closing Bell, CNBC Indonesia, Rabu (17/7/2019) mengatakan, dari 18 ruas tol, sebanyak 6-8 ruas akan dipertahankan sebagai recurring income atau pendapatan berkelanjutan.
"Lebih jauh masih ada 6-8 ruas nantinya yang akan dilepas. Sementara kita juga nambah lagi. Ini nanti membantu leverage perusahaan," terang Herwidiakto.
Waskita Karya Rilis Obligasi Global US$ 210 Juta
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Utang WSKT Tertinggi di antara Emiten BUMN Infrastruktur
Most Popular