Analisis

Turun Dua Hari Berturut-turut, ke Mana Arah Emas Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 August 2019 13:36
Turun Dua Hari Berturut-turut, ke Mana Arah Emas Hari Ini?
Foto: [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah dua hari beruntun pada perdagangan Senin kemarin dan hingga Selasa (20/8/19) siang hari ini belum banyak bergerak. Pelaku pasar kini menanti simposium Jackson Hole di Amerika Serikat (AS) yang akan dimulai pada Kamis (22/8/19).

Acara tahunan Jackson Hole di AS akan dihadiri oleh bank sentral dan menteri keuangan dari seluruh dunia, sehingga bisa memberikan gambaran bagaimana kondisi finansial global dan kebijakan moneter yang akan diterapkan oleh masing-masing bank sentral.

Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tentunya akan menjadi sorotan utama. The Fed diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunga di tahun ini akibat potensi pelambatan ekonomi Negeri Sam. Bahkan pekan lalu sempat muncul isu resesi akibat inversi yield obligasi (Treasury) AS.


Inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang. Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah. Yield Treasury AS kini kembali normal, dan Presiden AS, Donald Trump juga mengesampingkan terjadinya resesi di Negara Adikuasa tersebut.

"Saya pikir kita tidak mengalami resesi, (ekonomi) kita bekerja sangat baik. Masyarakat kita menjadi lebih kaya. Saya memberikan pemotongan pajak yang besar dan mereka mendapat banyak uang" kata Trump kepada reporter, sebagaimana dikutip CNBC International.

Meski demikian, The Fed tetap diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunganya. Piranti FedWatch milik CME Group mencatat pelaku pasar berekspektasi ada pemangkasan suku bunga pada September dengan probabilitas sebesar 95% untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) dan probabilitas 5% untuk pemangkasan 50 bps.

Piranti yang sama menunjukkan The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya satu kali lagi tahun ini, setelah September.


Selain The Fed, European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) juga akan menjadi perhatian pelaku pasar. ECB diprediksi akan menggelontorkan stimulus moneter pada bulan September, dan BoJ juga mungkin melakukannya jika mata uang yen terus menguat.

Pemangkasan suku bunga dan pelonggaran moneter secara global berdampak positif bagi emas, dan bisa mendongkrak harga emas naik lebih lanjut. Namun, itu untuk jangka panjang, dalam jangka pendek emas masih akan mengalami koreksi turun, melihat sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko yang sedang bagus.

Hal tersebut tercermin dari penguatan bursa saham global sejak awal pekan kemarin. Ketika aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil tinggi menguat, daya tarik emas yang merupakan aset tanpa imbal hasil akan berkurang, dan harganya akan menurun.

(BERSAMBUNG KE HALAMAN 2)

Penurunan dalam dua hari beruntun membuat harga emas menembus ke bawah level psikologis US$ 1.500. Selama tertahan di bawah level tersebut, harga emas masih berpotensi melanjutkan koreksi turun. 

XXX
Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram sudah memasuki area negatif, memberikan gambaran momentum penguatan yang mulai memudar. 

XXXGrafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21, tetapi masih di bawah MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). Seperti yang disebutkan sebelumnya, selama tertahan di bawah US$ 1.500, emas masih berpotensi melanjutkan koreksi turun. Level tersebut menjadi resisten terdekat. 

Sementara support berada di kisaran US$ 1.496, jika menembus dan kembali bergerak konsisten di bawah level tersebut emas berpotensi melemah menuju US$. 1.490. Support selanjutnya jika US$ 1.490 ditembus adalah US$ 1.486. 

Sementara jika mampu menembus konsisten di atas US$ 1.500, emas berpotensi naik ke level US$ 1.504, selanjutnya ke US$ 1.508. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 



(pap/pap) Next Article Emas Dunia Bangkit & Rupiah KO, Emas Antam Bisa Naik Besok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular