
Batu Bara Lesu, UNTR Pangkas Target Penjualan Alat Berat
Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 August 2019 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR) merevisi turun target penjualan alat berat di tahun ini sebanyak 10%-15%, lebih rendah dari target semula di angka 4.000 unit. Turunnya target penjualan ini karena sektor pertambangan masih tertekan rendahnya harga komoditas batu bara.
Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma mengatakan sejak tahun lalu harga batu bara sudah mengalami tekanan, kondisi ini berdampak pada permintaan alat berat yang ikut turun.
"Kalau lihat dari total penjualan United Tractors secara target memang awal tahun itu 4.000 unit. Tapi dengan kondisi seperti ini, memang mau enggak mau kita harus realistis juga. Ya, akan ada penurunan mungkin sekitar 10% atau 15%," kata Frans kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Dengan asumsi penurunan 10-15%, maka target penjualan alat berat UNTR sekitar 3.450-3.600 unit untuk tahun ini.
Tak hanya penjualan alat berat, Frans menyebutkan penjualan untuk product support alat berat juga ikut turun. Padahal biasanya jika penjualan alat berat turun, maka barang-barang yang digunakan untuk peremajaan alat berat ini justru naik.
"Dan memang kalau dilihat tahun-tahun sebelumnya, biasanya kalau penjualan alat berat itu drop, maka product support biasanya akan naik. Kenapa? Karena biasanya perusahaan yang ingin melakukan replacement, dia berubah dengan cara meremajakan umur dari alat. Tapi saat ini kelihatannya cukup sulit, karena dari product support tidak ada kenaikan yang signifikan."
Target penjualan ini turun jauh dari realisasi penjualan perusahaan di tahun 2018 yang jumlahnya mencapai 4.879 unit.
Hingga pertengahan tahun ini, jumlah unit alat berat yang terjual mencapai 1.917 unit. Berdasarkan data penjualan perusahaan, pada tahun ini memang terjadi tren penurunan penjualan. Penjualan tertinggi hanya mampu dibukukan pada Januari 2019 dengan total sebanyak 456 unit dan terus turun tiap bulan.
Selama 6 bulan terakhir, rerata penjualan masih didominasi ke sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 47% dari total penjualan.
Besaran ini saja juga mengalami penurunan dari kontribusi di periode yang sama tahun sebelumnya yang berkontribusi lebih dari setengah penjualan perusahaan atau mencapai 55%.
Pada semester pertama tahun 2019 perusahaan mencatatkan penurunan penjualan alat berat Komatsu hingga 17,85% secara tahunan (year-on-year/YOY).
Namun penurunan tersebut sepertinya tidak menekan pos pendapatan UNTR. Pasalnya, dalam rilis laporan keuangan terbaru, hingga akhir Juni 2019, total pendapatan perusahaan meningkat 11,23% YoY menjadi Rp 43,32 triliun, dari perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 38,94 triliun.
Sepanjang semester pertama tahun ini, UNTR hanya mampu mengantongi keuntungan sebesar Rp 5,58 triliun, atau naik tipis 1,75% YoY dibandingkan capaian semester I-2018 yang sebesar Rp 5,48 triliun.
Simak industri batu bara dibayangi oversupply.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Pengumuman! UNTR Kasih Pinjaman Distributor Komatsu Rp 4 T
Direktur Utama United Tractors Frans Kesuma mengatakan sejak tahun lalu harga batu bara sudah mengalami tekanan, kondisi ini berdampak pada permintaan alat berat yang ikut turun.
"Kalau lihat dari total penjualan United Tractors secara target memang awal tahun itu 4.000 unit. Tapi dengan kondisi seperti ini, memang mau enggak mau kita harus realistis juga. Ya, akan ada penurunan mungkin sekitar 10% atau 15%," kata Frans kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/8/2019).
Dengan asumsi penurunan 10-15%, maka target penjualan alat berat UNTR sekitar 3.450-3.600 unit untuk tahun ini.
Tak hanya penjualan alat berat, Frans menyebutkan penjualan untuk product support alat berat juga ikut turun. Padahal biasanya jika penjualan alat berat turun, maka barang-barang yang digunakan untuk peremajaan alat berat ini justru naik.
"Dan memang kalau dilihat tahun-tahun sebelumnya, biasanya kalau penjualan alat berat itu drop, maka product support biasanya akan naik. Kenapa? Karena biasanya perusahaan yang ingin melakukan replacement, dia berubah dengan cara meremajakan umur dari alat. Tapi saat ini kelihatannya cukup sulit, karena dari product support tidak ada kenaikan yang signifikan."
Target penjualan ini turun jauh dari realisasi penjualan perusahaan di tahun 2018 yang jumlahnya mencapai 4.879 unit.
Hingga pertengahan tahun ini, jumlah unit alat berat yang terjual mencapai 1.917 unit. Berdasarkan data penjualan perusahaan, pada tahun ini memang terjadi tren penurunan penjualan. Penjualan tertinggi hanya mampu dibukukan pada Januari 2019 dengan total sebanyak 456 unit dan terus turun tiap bulan.
Selama 6 bulan terakhir, rerata penjualan masih didominasi ke sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 47% dari total penjualan.
Besaran ini saja juga mengalami penurunan dari kontribusi di periode yang sama tahun sebelumnya yang berkontribusi lebih dari setengah penjualan perusahaan atau mencapai 55%.
Pada semester pertama tahun 2019 perusahaan mencatatkan penurunan penjualan alat berat Komatsu hingga 17,85% secara tahunan (year-on-year/YOY).
Namun penurunan tersebut sepertinya tidak menekan pos pendapatan UNTR. Pasalnya, dalam rilis laporan keuangan terbaru, hingga akhir Juni 2019, total pendapatan perusahaan meningkat 11,23% YoY menjadi Rp 43,32 triliun, dari perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 38,94 triliun.
Sepanjang semester pertama tahun ini, UNTR hanya mampu mengantongi keuntungan sebesar Rp 5,58 triliun, atau naik tipis 1,75% YoY dibandingkan capaian semester I-2018 yang sebesar Rp 5,48 triliun.
Simak industri batu bara dibayangi oversupply.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Pengumuman! UNTR Kasih Pinjaman Distributor Komatsu Rp 4 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular