
AirAsia Siap Rights Issue, Bisa 60% dari Saham Tercatat
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 August 2019 13:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan PT AirAsia menyatakan siap menambah modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD) atau rights issue pada akhir November atau awal Desember tahun ini. Rights issue ini sekaligus untuk memenuhi ketentuan jumlah saham publik beredar atau free float AirAsia yang belum mencapai 7,5%.
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham AirAsia yang dimiliki publik (floating share) hanya 1,59%. Saat ini saham perusahaan tengah dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh BEI lantaran AirAsia belum memenuhi ketentuan free float sebesar 7,5% sesuai dengan aturan bursa.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengkonfirmasi, pihaknya sedang merealisasikan rencana HMETD tersebut. "Akhir November atau awal Desember," kata Dendy, kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/8/2019).
Dendy menyebut, AirAsia berpeluang menawarkan rights issue dengan jumlah saham beredar lebih dari 6% untuk memenuhi free float 7,5%.
"Minimal bisa memenuhi ketentuan tapi kami berharap bisa lebih dari itu," kata Dendy menjelaskan.
Dua perusahaan sekuritas telah ditunjuk sebagai arranger dari aksi korporasi ini yakni PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengatakan jumlah saham yang akan diterbitkan terbilang besar, sebab pemegang saham saat ini akan terdilusi kepemilikannya sebesar 60% jika tak melaksanakan haknya.
"AirAsia Indonesia sedang dalam proses rights issue dan kami sebagai salah satu arranger rights issue-nya," kata Kerry kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/8/2019).
Dia menyebutkan bahwa induk maskapai penerbangan murah AirAsia Indonesia itu akan menggunakan laporan keuangan Juni 2019. Hal ini sejalan dengan laporan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli lalu yang menginformasikan untuk menunda penyampaian laporan keuangan untuk periode Juni 2019 sebab laporan keuangan ini tengah dalam proses audit oleh akuntan publik.
Ini Penjelasan Bos AirAsia Soal Rights Issue
[Gambas:Video CNBC]
Sebagai informasi, jika menilik dari komposisi kepemilikan pemegang saham, AirAsia Investment Ltd menggenggam 49,25% saham, sedangkan PT Fersindo Nusaperkasa memiliki porsi kepemilikan sebesar 49,16%.
Harga saham CMPP sebelum disuspensi diperdagangkan pada level Rp 184/saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar AirAsia Indonesia mencapai Rp 1,97 triliun.
(hps/hps) Next Article Bos AirAsia Buka-bukaan, Hingga Kapan Kuat Hadapi Covid-19
Data Bursa Efek Indonesia mencatat, saham AirAsia yang dimiliki publik (floating share) hanya 1,59%. Saat ini saham perusahaan tengah dihentikan sementara perdagangan (suspensi) oleh BEI lantaran AirAsia belum memenuhi ketentuan free float sebesar 7,5% sesuai dengan aturan bursa.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengkonfirmasi, pihaknya sedang merealisasikan rencana HMETD tersebut. "Akhir November atau awal Desember," kata Dendy, kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/8/2019).
Dendy menyebut, AirAsia berpeluang menawarkan rights issue dengan jumlah saham beredar lebih dari 6% untuk memenuhi free float 7,5%.
Dua perusahaan sekuritas telah ditunjuk sebagai arranger dari aksi korporasi ini yakni PT Sinarmas Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli mengatakan jumlah saham yang akan diterbitkan terbilang besar, sebab pemegang saham saat ini akan terdilusi kepemilikannya sebesar 60% jika tak melaksanakan haknya.
"AirAsia Indonesia sedang dalam proses rights issue dan kami sebagai salah satu arranger rights issue-nya," kata Kerry kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/8/2019).
Dia menyebutkan bahwa induk maskapai penerbangan murah AirAsia Indonesia itu akan menggunakan laporan keuangan Juni 2019. Hal ini sejalan dengan laporan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli lalu yang menginformasikan untuk menunda penyampaian laporan keuangan untuk periode Juni 2019 sebab laporan keuangan ini tengah dalam proses audit oleh akuntan publik.
Ini Penjelasan Bos AirAsia Soal Rights Issue
[Gambas:Video CNBC]
Sebagai informasi, jika menilik dari komposisi kepemilikan pemegang saham, AirAsia Investment Ltd menggenggam 49,25% saham, sedangkan PT Fersindo Nusaperkasa memiliki porsi kepemilikan sebesar 49,16%.
Harga saham CMPP sebelum disuspensi diperdagangkan pada level Rp 184/saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar AirAsia Indonesia mencapai Rp 1,97 triliun.
(hps/hps) Next Article Bos AirAsia Buka-bukaan, Hingga Kapan Kuat Hadapi Covid-19
Most Popular