
Global Koreksi, Harga SUN Malah Naik, Tenor 15 Tahun Menguat!
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
12 August 2019 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah naik tipis pada awal perdagangan Senin ini (12/8/2019) di tengah sentimen global yang belum jelas. Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 5,9 basis poin (bps) menjadi 7,7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.006,63 triliun SBN, atau 38,74% dari total beredar Rp 2.598 triliun berdasarkan data per 8 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 113,38 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Meskipun demikian, nilai kepemilikan asing itu berangsur turun dari posisi tertinggi Rp 1.019,36 triliun pada 2 Agustus seiring dengan koreksi yang terjadi pada periode tersebut.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield 5,9 basis poin (bps) menjadi 7,7%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 12 Aug'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 10 Aug'19 (%) | Yield 12 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 10 Aug'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.793 | 6.745 | -4.80 | 6.7587 |
FR0078 | 10 tahun | 7.309 | 7.323 | 1.40 | 7.2733 |
FR0068 | 15 tahun | 7.762 | 7.703 | -5.90 | 7.6608 |
FR0079 | 20 tahun | 7.835 | 7.84 | 0.50 | 7.8769 |
Avg movement | -2.20 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.006,63 triliun SBN, atau 38,74% dari total beredar Rp 2.598 triliun berdasarkan data per 8 Agustus.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 113,38 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Meskipun demikian, nilai kepemilikan asing itu berangsur turun dari posisi tertinggi Rp 1.019,36 triliun pada 2 Agustus seiring dengan koreksi yang terjadi pada periode tersebut.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 10 Aug'19 (%) | Yield 12 Aug'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 7.165 | 7.165 | 0.00 |
China | 3.039 | 3.056 | 1.70 |
Jerman | -0.579 | -0.567 | 1.20 |
Perancis | -0.273 | -0.267 | 0.60 |
Inggris | 0.484 | 0.487 | 0.30 |
India | 6.402 | 6.494 | 9.20 |
Jepang | -0.218 | -0.218 | 0.00 |
Malaysia | 3.476 | 3.456 | -2.00 |
Filipina | 4.465 | 4.352 | -11.30 |
Rusia | 7.3 | 7.3 | 0.00 |
Singapura | 1.734 | 1.734 | 0.00 |
Thailand | 1.49 | 1.54 | 5.00 |
Amerika Serikat | 1.734 | 1.745 | 1.10 |
Afrika Selatan | 8.375 | 8.395 | 2.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular