
Perpres Mobil Listrik Diteken, Saham 3 Emiten Nikel Meroket!
tahir saleh, CNBC Indonesia
09 August 2019 16:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen nikel yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), dan PT Central Omega Resources Tbk. (DKFT) kompak ditutup melesat pada perdagangan Jumat (9/8/2019). Hal itu seiring dengan sentimen positif kejelasan regulasi kendaraan listrik.
Industri nikel Tanah Air memang akan terkena sentimen positif dengan aktivitas pembangunan pabrik kimia, terutama untuk memproduksi baterai bagi kendaraan listrik atau baterai electric vehicle (EV).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada perdagangan sesi II Jumat ini (9/8/2019), saham Antam ditutup naik 4,41% di level Rp 1.065/saham dan sepekan terakhir melesat hingga 18,33%. Begitu pun saham INCO hari ini juga ditutup menguat 4,50% di level Rp 3.250/saham dan sepekan naik 12,46%.
Adapun saham DKTF bahkan paling tinggi hari ini ditutup melesat 8,57% di level Rp 228/saham dan sepekan terakhir naik 14%.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup menguat 0,12% di level 6.282,13 kendati sepekan minus 0,92% karena pada Senin-Selasa pekan ini amblas parah.
Menguatnya tiga saham emiten nikel ini benar-benar mendapat angin segar dari langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memastikan telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) mengenai kendaraan berbasis listrik pada awal pekan ini, Senin (5/8/2019).
"Sudah-sudah. Udah saya tanda tangan [Perpres kendaraan listrik] Senin pagi," kata Jokowi, usai meresmikan Gedung Sekretariat ASEAN di Nusantara Hall, Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).
Jokowi mengatakan memiliki harapan besar dengan ditandatanganinya perpres tersebut. Menurutnya, aturan ini bisa menjadi dasar hukum untuk pengembangan kendaraan berbasis listrik.
"Kita ingin mendorong industri otomotif, mau segera merancang, mempersiapkan untuk membangun industri mobil listrik di Indonesia. Kita tahu mobil listrik itu kuncinya ada di baterai," kata Jokowi.
Salah satu emiten nikel yakni Aneka Tambang juga menandatangani kesepakatan awal (Head of Agreement/HOA) dengan dua perusahaan asal China, dalam rangka menggencarkan proyek hilirisasi. Dua perusahaan tersebut yakni Zhejiang Huayou Cobalt Company dan Shandong Xinhai.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo dalam keterangannya menjelaskan kesepakatan pertama dengan pemasok kobalt swasta Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd untuk memproses nikel untuk katoda, yang digunakan sebagai salah satu bahan untuk baterai kendaraan listrik (EV). Diperkirakan, kerja sama ini akan membutuhkan investasi sekitar US$ 6 miliar-US$ 12 miliar.
Tak hanya kerja sama Antam ini, INCO juga akan membangun pabrik di Pomalaa (Sulawesi Selatan) bersama dengan perusahaan Jepang Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Saat ini kedua perusahaan sedang dalam tahap feasibility study yang akan memakan waktu 1-2 tahun.
Mobil listrik siap tancap gas.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Kendaraan Listrik Bakal Dorong Kinerja Antam, Lah Kok Bisa?
Industri nikel Tanah Air memang akan terkena sentimen positif dengan aktivitas pembangunan pabrik kimia, terutama untuk memproduksi baterai bagi kendaraan listrik atau baterai electric vehicle (EV).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada perdagangan sesi II Jumat ini (9/8/2019), saham Antam ditutup naik 4,41% di level Rp 1.065/saham dan sepekan terakhir melesat hingga 18,33%. Begitu pun saham INCO hari ini juga ditutup menguat 4,50% di level Rp 3.250/saham dan sepekan naik 12,46%.
Adapun saham DKTF bahkan paling tinggi hari ini ditutup melesat 8,57% di level Rp 228/saham dan sepekan terakhir naik 14%.
Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup menguat 0,12% di level 6.282,13 kendati sepekan minus 0,92% karena pada Senin-Selasa pekan ini amblas parah.
Menguatnya tiga saham emiten nikel ini benar-benar mendapat angin segar dari langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memastikan telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) mengenai kendaraan berbasis listrik pada awal pekan ini, Senin (5/8/2019).
"Sudah-sudah. Udah saya tanda tangan [Perpres kendaraan listrik] Senin pagi," kata Jokowi, usai meresmikan Gedung Sekretariat ASEAN di Nusantara Hall, Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Kamis (8/8/2019).
Jokowi mengatakan memiliki harapan besar dengan ditandatanganinya perpres tersebut. Menurutnya, aturan ini bisa menjadi dasar hukum untuk pengembangan kendaraan berbasis listrik.
"Kita ingin mendorong industri otomotif, mau segera merancang, mempersiapkan untuk membangun industri mobil listrik di Indonesia. Kita tahu mobil listrik itu kuncinya ada di baterai," kata Jokowi.
Salah satu emiten nikel yakni Aneka Tambang juga menandatangani kesepakatan awal (Head of Agreement/HOA) dengan dua perusahaan asal China, dalam rangka menggencarkan proyek hilirisasi. Dua perusahaan tersebut yakni Zhejiang Huayou Cobalt Company dan Shandong Xinhai.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo dalam keterangannya menjelaskan kesepakatan pertama dengan pemasok kobalt swasta Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd untuk memproses nikel untuk katoda, yang digunakan sebagai salah satu bahan untuk baterai kendaraan listrik (EV). Diperkirakan, kerja sama ini akan membutuhkan investasi sekitar US$ 6 miliar-US$ 12 miliar.
Tak hanya kerja sama Antam ini, INCO juga akan membangun pabrik di Pomalaa (Sulawesi Selatan) bersama dengan perusahaan Jepang Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Saat ini kedua perusahaan sedang dalam tahap feasibility study yang akan memakan waktu 1-2 tahun.
Mobil listrik siap tancap gas.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Kendaraan Listrik Bakal Dorong Kinerja Antam, Lah Kok Bisa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular