Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI Tapi KO di Pasar Spot, Kenapa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 August 2019 10:36
Hantu CAD Gentayangan Lagi
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Dengan kondisi rupiah yang melemah sementara mata uang Asia mayoritas menguat, sepertinya sentimen domestik menjadi biang kerok. Kemungkinan investor memilih wait and see jelang pengumuman dana Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019. 

Investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan (current account). BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya. 

Bank Indonesia
 

Transaksi berjalan adalah neraca yang menggambarkan pasokan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa. Devisa dari pos ini dipandang berdimensi jangka panjang (sustainable) sehingga lebih bisa diandalkan sebagai fondasi nilai tukar mata uang. 

Ketika transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah, maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati. Ini membuat mata uang lebih rentan berfluktuasi, tidak stabil. 

Indonesia sudah tidak pernah merasakan surplus transaksi berjalan sejak 2011. Defisit transaksi berjalan terus menjadi 'hantu' yang membayangi perekonomian nasional, membuat rupiah dalam posisi rawan. 

Baca:
Sampai Jokowi Lengser di 2024, 'Hantu' CAD Belum Bisa Diusir

Oleh karena itu, wajar ketika investor cemas menantikan data NPI. Data tersebut, terutama pos transaksi berjalan, akan menentukan nasib rupiah. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular