
Rupiah Kuat di Kurs Tengah BI Tapi KO di Pasar Spot, Kenapa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 August 2019 10:36

Sentimen eksternal sebenarnya sudah agak kondusif. Meski masih dibayangi perang dagang AS-China yang meluas ke perang mata uang, setidaknya ada harapan hubungan kedua negara bisa diperbaiki.
Kemarin, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.
Gary Locke, mantan Duta Besar AS untuk China periode 2011-2014, menyatakan AS harus 'mengalah'. AS tidak bisa hanya mementingkan kepentingan sendiri selagi mengorbankan perekonomian global akibat friksi dagang dengan China.
"The Federal Reserve (Bank Sentral AS) memperkirakan bea masuk terhadap produk-produk China akan menyebabkan konsumen di AS mengalami kenaikan harga barang dan jasa rata-rata US$ 1.000. Kenaikan harga seperti ini membuat AS sulit berkompetisi. Oleh karena itu, AS perlu menurunkan tensi ketegangan dan mencapai kesepakatan dengan China," tegas Locke, seperti diberitakan Reuters.
Harapan damai dagang AS-China yang masih terjaga membuat pelaku pasar sedikit tenang. Meski risiko masih membentang, tetapi setidaknya ada harapan untuk perbaikan.
Hasilnya adalah arus modal mulai berani masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang Asia yang membuat mata uang Benua Kuning menguat. Namun rupiah masih tertinggal karena hantu CAD yang bergentayangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kemarin, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.
Gary Locke, mantan Duta Besar AS untuk China periode 2011-2014, menyatakan AS harus 'mengalah'. AS tidak bisa hanya mementingkan kepentingan sendiri selagi mengorbankan perekonomian global akibat friksi dagang dengan China.
Harapan damai dagang AS-China yang masih terjaga membuat pelaku pasar sedikit tenang. Meski risiko masih membentang, tetapi setidaknya ada harapan untuk perbaikan.
Hasilnya adalah arus modal mulai berani masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang Asia yang membuat mata uang Benua Kuning menguat. Namun rupiah masih tertinggal karena hantu CAD yang bergentayangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular