
IHSG Amblas 2 Hari, Dana Pensiun Masih Pede Naik Lagi!
tahir saleh, CNBC Indonesia
06 August 2019 16:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menilai penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 2 hari terakhir perdagangan belum berdampak signifikan terhadap hasil investasi dana pensiun karena penurunan tersebut lebih dipengaruhi sentimen luar negeri ketimbang domestik.
"Selama 2 hari memang turun, tapi kan kami ngelihat enggak ada fundamental [IHSG]. Tapi ini terjadi awal bulan, jadi masih jauh. Kalau terjadi di akhir bulan [Agustus] mungkin bisa turun [hasil investasi]. Tapi masih bisa naik lagi [IHSG]," kata Ketua ADPI Suheri, dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).
Dia mengatakan beberapa sentimen yang berpengaruh ke penurunan IHSG di antaranya penyesuaian anggota indeks MSCI, perang dagang AS-China yang kian menggelora, dan kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang menurunkan kebijakan suku bunga dan menegaskan tidak bersikap sabar alias dovish.
Senin kemarin (5/8/), IHSG terjun bebas hingga 2,59%. Per akhir sesi I hari ini, Selasa, IHSG juga jatuh 0,98% ke level 6.115,13. Tak sekalipun IHSG merasakan manisnya zona hijau pada hari ini. IHSG malah sempat tercatat ambruk lebih dari 2%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-2,5%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,81%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-3,51%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,02%), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (-3,35%).
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah.
Pada perdagangan Selasa siang, indeks Nikkei ambruk 1,9%, indeks Shanghai anjlok 0,91%, indeks Hang Seng jatuh 0,95%, indeks Straits Times terkoreksi 0,71%, dan indeks Kospi terpangkas 0,85%.
Suheri yang juga Chief Dana Pensiun Astra menegaskan dampak ke hasil investasi memang belum kentara tapi menurut dia tidak signifikan kendati IHSG sudah amblas 2%.
"Untuk industri dana pensiun [termasuk dana pensiun lembaga keuangan/DPLK), porsi saham hanya 11-12% dari total investasi industri. Ada dampak, tapi impact-nya tidak terlalu, ini bukan penurunan permanen karena biasanya naik turun lagi, ekspektasi kami IHSG di level 6.800 sebagaimana prediksi beberapa sekuritas," katanya.
Data BEI mencatat dalam 6 bulan terakhir perdagangan, IHSG sudah amblas 4,90% dan secara year to date (Januari-6 Agustus) minus 1,01%.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Dana Pensiun per Desember 2018, total investasi dana pensiun dengan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) di saham mencapai Rp 20,94 triliun, atau 14,20% dari total investasi PPMP yakni Rp 147,45 triliun. Per Juni 2019, investasi saham naik menjadi Rp 21,83 triliun atau 14,38% dari total investasi PPMP yakni Rp 151,83 triliun.
Sebagai informasi, ADPI membawahi dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dengan PPMP dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), sementara ada pula satu asosiasi lagi yang khusus mewadahi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) yakni Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK). DPLK hanya menjalankan skema pensiun PPIP.
IHSG amblas 2 hari, ini rekomendasi dari Lo Kheng Hong.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
"Selama 2 hari memang turun, tapi kan kami ngelihat enggak ada fundamental [IHSG]. Tapi ini terjadi awal bulan, jadi masih jauh. Kalau terjadi di akhir bulan [Agustus] mungkin bisa turun [hasil investasi]. Tapi masih bisa naik lagi [IHSG]," kata Ketua ADPI Suheri, dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).
Dia mengatakan beberapa sentimen yang berpengaruh ke penurunan IHSG di antaranya penyesuaian anggota indeks MSCI, perang dagang AS-China yang kian menggelora, dan kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang menurunkan kebijakan suku bunga dan menegaskan tidak bersikap sabar alias dovish.
Senin kemarin (5/8/), IHSG terjun bebas hingga 2,59%. Per akhir sesi I hari ini, Selasa, IHSG juga jatuh 0,98% ke level 6.115,13. Tak sekalipun IHSG merasakan manisnya zona hijau pada hari ini. IHSG malah sempat tercatat ambruk lebih dari 2%.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia mencatat saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong IHSG melemah di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-2,5%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,81%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-3,51%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,02%), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (-3,35%).
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah.
Suheri yang juga Chief Dana Pensiun Astra menegaskan dampak ke hasil investasi memang belum kentara tapi menurut dia tidak signifikan kendati IHSG sudah amblas 2%.
"Untuk industri dana pensiun [termasuk dana pensiun lembaga keuangan/DPLK), porsi saham hanya 11-12% dari total investasi industri. Ada dampak, tapi impact-nya tidak terlalu, ini bukan penurunan permanen karena biasanya naik turun lagi, ekspektasi kami IHSG di level 6.800 sebagaimana prediksi beberapa sekuritas," katanya.
Data BEI mencatat dalam 6 bulan terakhir perdagangan, IHSG sudah amblas 4,90% dan secara year to date (Januari-6 Agustus) minus 1,01%.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistik Dana Pensiun per Desember 2018, total investasi dana pensiun dengan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) di saham mencapai Rp 20,94 triliun, atau 14,20% dari total investasi PPMP yakni Rp 147,45 triliun. Per Juni 2019, investasi saham naik menjadi Rp 21,83 triliun atau 14,38% dari total investasi PPMP yakni Rp 151,83 triliun.
Sebagai informasi, ADPI membawahi dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dengan PPMP dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), sementara ada pula satu asosiasi lagi yang khusus mewadahi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) yakni Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK). DPLK hanya menjalankan skema pensiun PPIP.
IHSG amblas 2 hari, ini rekomendasi dari Lo Kheng Hong.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular