Harga Surat Utang Pemerintahan Jokowi Turun 7 Hari Beruntun!

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 August 2019 10:10
Harga obligasi pemerintah kembali tertekan.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah kembali tertekan. Ini membuat koreksi harga Surat Berharga Negara (SBN) sudah terjadi selama tujuh hari beruntun.

Pada Selasa (6/8/2019) pukul 10:02 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun melonjak 10,5 basis poin (bps). Kenaikan yield adalah pertanda harga obligasi sedang turun karena tekanan jual. Yield biasa dipakai untuk menggambarkan kinerja obligasi karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Berikut perkembangan yield surat utang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbagai tenor:

Yield Obligasi Negara Acuan 6 Aug'19
SeriJatuh tempoYield 5 Aug'19 (%)Yield 6 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)Yield wajar IBPA 5 Aug'19 (%)
FR00775 tahun7.067.1579.707.079
FR007810 tahun7.6247.72910.507.6419
FR006815 tahun7.8867.9334.707.9464
FR007920 tahun8.0668.1033.708.117
Avg movement7.15
Sumber: Refinitiv  

Koreksi di pasar obligasi hari ini lebih disebabkan oleh sentimen eksternal. Sejak akhir pekan lalu, hubungan Amerika Serikat (AS) dan China memanas.

Drama dimulai dengan cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Eks taipan properti itu mengancam bakal menerapkan bea masuk baru sebesar 10% untuk importasi produk-produk made in China senilai US$ 300 miliar. 

China tidak terima. Beijing menegaskan bahwa mereka siap untuk menjalani perang dagang jika memang tidak terhindarkan. 

Bahkan sepertinya aksi balas dendam China lebih kejam. Sejak kemarin, China seakan membiarkan nilai tukar yuan melemah. Baru kali pertama sejak 2008 di mana US$ 1 berada di kisaran CNY 7. 

Kini perang dagang sepertinya sudah naik kelas, bertransformasi menjadi perang mata uang. Jika praktik yang dilakukan China ditiru oleh negara lain demi menggenjot ekspor, maka akan terjadi devaluasi mata uang secara kompetitif.  


Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 601 bps, melebar dari posisi kemarin 588 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun lagi hingga 1,71% dari posisi kemarin 1,73% seiring dengan tensi perang dagang yang semakin meningkat. 

Saat ini pelaku pasar global lebih mencermati inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang mulai terjadi pada awal tahun tetapi timbul dan tenggelam, sebagai indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding inversi tenor lain. 

Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
  
Yield US Treasury Acuan 6 Aug'19
SeriBenchmarkYield 5 Aug'19 (%)Yield 6 Aug'19 (%)Selisih (Inversi)Satuan Inversi
UST BILL 20193 Bulan2.0152.0363 bulan-5 tahun52
UST 20202 Tahun1.5831.5612 tahun-5 tahun4.5
UST 20213 Tahun1.5431.5213 tahun-5 tahun0.5
UST 20235 Tahun1.5361.5163 bulan-10 tahun32.3
UST 202810 Tahun1.7361.7132 tahun-10 tahun-15.2
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.019,36 triliun SBN, atau 39,33% dari total beredar Rp 2.591 triliun berdasarkan data per 2 Agustus.  


Angka kepemilikannya masih positif Rp 126,11 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. 

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan rupiah di pasar valas, yang masing-masingnya turun 1,6% dan 0,63%. 

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas harganya naik dan yield-nya turun yang mencerminkan instrumen itu sama-sama diburu ketika risiko global meningkat seperti sekarang ini.  

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
NegaraYield 5 Aug'19 (%)Yield 6 Aug'19 (%)Selisih (basis poin)
Brasil7.257.3813.00
China3.0663.06-0.60
Jerman-0.509-0.522-1.30
Perancis-0.233-0.243-1.00
Inggris 0.5120.502-1.00
India6.3526.393.80
Jepang-0.193-0.1920.10
Malaysia3.5473.5651.80
Filipina4.5074.5191.20
Rusia7.57.39-11.00
Singapura1.7821.753-2.90
Thailand1.721.69-3.00
Amerika Serikat1.7361.713-2.30
Afrika Selatan8.378.447.00
 Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular