
Simak! Ini Mega Merger & Akuisisi 2019, Mana yang Terbesar?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
01 August 2019 15:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini sudah banyak perusahaan publik Tanah Air yang melakukan aksi merger dan akuisisi (M&A) sebagai salah satu langkah ekspansi bisnis. Untuk diketahui, M&A merupakan salah satu bentuk aksi korporasi yang merujuk pada konsolidasi perusahaan atau aset.
Berikut adalah daftar perusahaan publik yang tercatat melakukan M&A atau sebaliknya, diambil alih oleh perusahaan lain yang dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia
1. PT Bank Agris Tbk (AGRS), PT Bank Mitra Niaga Tbk (NAGA) dan Industrial Bank of Korea (IBK)
Pada 15 Januari 2019, IBK resmi menjadi pemegang saham pengendali AGRS dengan membeli 95,79% atau setara 5,03 miliar dengan harga pembelian Rp 288/saham, sehingga total transaksi mencapai Rp 1,14 triliun.
Lalu, pada akhir Januari, IBK juga merampungkan transaksi pembelian atas 1,17 miliar saham NAGA dengan harga pembelian 409/saham. Ini berarti total transaksi senilai Rp 478,53 miliar. NAGA kemudian akan dilebur ke dalam AGRS dengan nama barunya yakni PT Bank IBK Indonesia Tbk yang diharapkan rampung pada 31 Juli 2019.
2. PT Multistratda Arah Sarana Tbk (MASA) dan Michelin
Pada 22 Januari 2019, produsen ban asal Perancis, Michelin, mengakuisisi 80% saham MASA senilai US$439 juta (Rp 6,2 triliun). Selain itu, melalui akuisisi tersebut, Michelin akan memperoleh 20% saham PT Penta Artha Impressi untuk meningkatkan penjualan Michelin Group di Indonesia dan memungkinkan Michelin mempunyai akses ke pasar utama.
3. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mistui Indonesia (SMBCI).
Bank terbesar kedua di Jepang, SMBCI, resmi memegang kepemilikan atas 97,34% saham BTPN atau setara 7,93 miliar unit saham pada akhir Januari 2019. Pengambil alihan tersebut tercatat seiring dengan transaksi penambahan saham sebanyak 3,33 miliar unit atau sekitar 56,98% pada harga Rp 4.282/saham yang dilaksanakan pada 31 Januari 2019. Ini berarti total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 14,26 triliun.
4. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Bina Husada Gemilang (BHG).
Melansir pemberitaan dari beberapa media masa nasional, pada Februari 2019, emiten kesehatan MIKA menjadi pemegang kendali BHG karena mengakuisisi sekitar 80% atau 48.400 unit saham perusahaan.
5. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Royal Indonesia
Pada 16 April 2019, BBCA resmi mengumumkan telah mengakuisisi Bank Royal melalui anak usahanya BCA Finance dengan membeli 2,87 juta saham. Manajemen perusahaan mengatakan transaksi akuisisi Bank Royal mencapai Rp 1,007 triliun dan transaksi ini tidak termasuk dalam transaksi material.
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM)
BBTN telah menandatangani perjanjian penjualan 30% atau 33.000 lembar saham PNM IM pada 22 April 2019, dengan nilai akuisisi mencapai Rp 114,3 miliar. Akuisisi tersebut dilakukan untuk ekspansi bisnis agar dapat mendukung core business BBTN.
7. PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) dan PT Mitsubishi UFJ Financial Group Bank (MUFG)
Bank terbesar asal Jepang, MUFG, resmi menguasai 94,1% atau setara 9,2 miliar unit saham BDMN pada 29 April 2019. Total transaksi yang tercatat mencapai Rp 52,58 triliun, dimana ini termasuk nilai transaksi penggabungan BDMN dengan PT Bank Nasional Parahyangan Tbk (BBNP).
Sebelumnya, pada 1 Mei 2019, BDMN dan BBNP telah resmi melakukan penggabungan usaha, dimana BDMN menjadi surviving entity atau entitas yang dipertahankan.
8. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Oke Indonesia (BOI), dan APRO Financial Co. Ltd (APRO)
DNAR resmi mencatatkan penggabungan usaha dengan BOI pada 15 Juli 2019 setelah akhirnya mendapat persetujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sama halnya dengan BDMN, DNAR adalah entitas yang dipertahankan setelah penggabungan usaha. Namun akan dilakukan re-branding nama bank menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk, mengingat "OK Bank" sudah menjadi brand image dari APRO.
Untuk diketahui, DNAR sebelumnya sudah diakuisisi oleh investor asal Korea Selatan, APRO, yang saat ini memiliki 77,38% saham DNAR dan 99% saham BOI.
9. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN), PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS), dan Northcliff Indonesia (NCI)
Dari pemberitaan sejumlah media masa, sepanjang paruh pertama 2019, SKYB tercatat telah mengakuisisi PT Taman Suci Abadi (TSA), PT Griya Boga Selaras (GBS), PT Intan Baruprana Finance Tbk dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. Direktur Utama Erry Sulistyo menyampaikan akuisisi tersebut dalam rangka mencapai pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi.
10. PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) dan Siam Cement Group (SGC)
Akhir bulan lalu Siam Cement Group, melalui anak usahanya SCGO Solutions Pte Ltd mengakuisisi mayoritas saham FASW dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,6 triliun. Alhasil SGC memiliki sekitar 55% atau setara 1,36 miliar unit saham FASW.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Penawaran Tender, Transaksi Saham Multistrada Capai Rp 1,55 T
Berikut adalah daftar perusahaan publik yang tercatat melakukan M&A atau sebaliknya, diambil alih oleh perusahaan lain yang dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia
1. PT Bank Agris Tbk (AGRS), PT Bank Mitra Niaga Tbk (NAGA) dan Industrial Bank of Korea (IBK)
Pada 15 Januari 2019, IBK resmi menjadi pemegang saham pengendali AGRS dengan membeli 95,79% atau setara 5,03 miliar dengan harga pembelian Rp 288/saham, sehingga total transaksi mencapai Rp 1,14 triliun.
2. PT Multistratda Arah Sarana Tbk (MASA) dan Michelin
Pada 22 Januari 2019, produsen ban asal Perancis, Michelin, mengakuisisi 80% saham MASA senilai US$439 juta (Rp 6,2 triliun). Selain itu, melalui akuisisi tersebut, Michelin akan memperoleh 20% saham PT Penta Artha Impressi untuk meningkatkan penjualan Michelin Group di Indonesia dan memungkinkan Michelin mempunyai akses ke pasar utama.
3. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mistui Indonesia (SMBCI).
Bank terbesar kedua di Jepang, SMBCI, resmi memegang kepemilikan atas 97,34% saham BTPN atau setara 7,93 miliar unit saham pada akhir Januari 2019. Pengambil alihan tersebut tercatat seiring dengan transaksi penambahan saham sebanyak 3,33 miliar unit atau sekitar 56,98% pada harga Rp 4.282/saham yang dilaksanakan pada 31 Januari 2019. Ini berarti total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 14,26 triliun.
4. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Bina Husada Gemilang (BHG).
Melansir pemberitaan dari beberapa media masa nasional, pada Februari 2019, emiten kesehatan MIKA menjadi pemegang kendali BHG karena mengakuisisi sekitar 80% atau 48.400 unit saham perusahaan.
5. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Royal Indonesia
Pada 16 April 2019, BBCA resmi mengumumkan telah mengakuisisi Bank Royal melalui anak usahanya BCA Finance dengan membeli 2,87 juta saham. Manajemen perusahaan mengatakan transaksi akuisisi Bank Royal mencapai Rp 1,007 triliun dan transaksi ini tidak termasuk dalam transaksi material.
6. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNM IM)
BBTN telah menandatangani perjanjian penjualan 30% atau 33.000 lembar saham PNM IM pada 22 April 2019, dengan nilai akuisisi mencapai Rp 114,3 miliar. Akuisisi tersebut dilakukan untuk ekspansi bisnis agar dapat mendukung core business BBTN.
7. PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP) dan PT Mitsubishi UFJ Financial Group Bank (MUFG)
Bank terbesar asal Jepang, MUFG, resmi menguasai 94,1% atau setara 9,2 miliar unit saham BDMN pada 29 April 2019. Total transaksi yang tercatat mencapai Rp 52,58 triliun, dimana ini termasuk nilai transaksi penggabungan BDMN dengan PT Bank Nasional Parahyangan Tbk (BBNP).
Sebelumnya, pada 1 Mei 2019, BDMN dan BBNP telah resmi melakukan penggabungan usaha, dimana BDMN menjadi surviving entity atau entitas yang dipertahankan.
8. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), PT Bank Oke Indonesia (BOI), dan APRO Financial Co. Ltd (APRO)
DNAR resmi mencatatkan penggabungan usaha dengan BOI pada 15 Juli 2019 setelah akhirnya mendapat persetujuan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Sama halnya dengan BDMN, DNAR adalah entitas yang dipertahankan setelah penggabungan usaha. Namun akan dilakukan re-branding nama bank menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk, mengingat "OK Bank" sudah menjadi brand image dari APRO.
Untuk diketahui, DNAR sebelumnya sudah diakuisisi oleh investor asal Korea Selatan, APRO, yang saat ini memiliki 77,38% saham DNAR dan 99% saham BOI.
9. PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN), PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS), dan Northcliff Indonesia (NCI)
Dari pemberitaan sejumlah media masa, sepanjang paruh pertama 2019, SKYB tercatat telah mengakuisisi PT Taman Suci Abadi (TSA), PT Griya Boga Selaras (GBS), PT Intan Baruprana Finance Tbk dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk. Direktur Utama Erry Sulistyo menyampaikan akuisisi tersebut dalam rangka mencapai pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi.
10. PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) dan Siam Cement Group (SGC)
Akhir bulan lalu Siam Cement Group, melalui anak usahanya SCGO Solutions Pte Ltd mengakuisisi mayoritas saham FASW dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,6 triliun. Alhasil SGC memiliki sekitar 55% atau setara 1,36 miliar unit saham FASW.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Penawaran Tender, Transaksi Saham Multistrada Capai Rp 1,55 T
Most Popular