
Jokowi-Pangeran Abu Dhabi Akrab, Sektor Agribisnis Dijajaki
tahir saleh, CNBC Indonesia
01 August 2019 16:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA), Husin Bagis merinci sejumlah rencana investasi Uni Emirat Arab di Indonesia pascapertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor pada Rabu lalu (24/7/2019).
Salah satu yang sangat prospektif ialah sektor agribisnis. Bahkan pekan depan perwakilan investor dari UEA akan datang kembali ke Indonesia untuk membicarakan peluang investasi agribisnis di Indonesia.
"Agribisnis berpotensi dikembangkan, ini untuk memenuhi kebutuhan domestik sehingga enggak perlu impor. Minggu depan, tim mereka mau datang, ini belum seminggu sudah ada follow up. bukan lagi bicara next mont, tapi pekan depan," kata Husin dalam talkshow khusus di CNBC Indonesia, Kamis (1/8/2019).
Menurut Husin, investor UEA datang ke Indonesia salah satu keunggulannya ialah tidak membawa SDM melainkan membawa teknologi, pengetahuan dan tentunya dana investasi.
Selain agribisnis, sektor lain yang bakal dijajaki ialah pendidikan, rumah sakit dan farmasi.
"Tantangannya adalah kesiapan Indonesia, mengingat dari sisi perjanjian, atau agreement kita sudah mendukung, tinggal bagaimana kita siap dan memberi perlakuan yang menarik [bagi UEA]," kata Husin.
Pada Rabu pekan ini, Putera Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed al Nahyan berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat.
Syekh Mohammed datang bersamanya rombongan pejabat dan pengusaha yang siap menanamkan modal di Tanah Air. Pemerintah memastikan ada tiga kerja sama yang diteken dalam pertemuan tersebut.
Pertama, adalah pembangunan fasilitas pengolahan minyak atau kilang proyek revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP)di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kedua, kerja sama di pengembangan industri petrokimia dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Ketiga, adalah kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Surabaya, Jawa Timur. Total investasi dari tiga kerja sama tersebut ditaksir mencapai US$ 9 miliar.
"Mereka [UEA] serius, profesional," kata Husin.
Simak MOU investasi Indonesia - UEA tembus Rp 136 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Bank Terbesar Dubai Naikkan Batas Kepemilikan Asing 20%
Salah satu yang sangat prospektif ialah sektor agribisnis. Bahkan pekan depan perwakilan investor dari UEA akan datang kembali ke Indonesia untuk membicarakan peluang investasi agribisnis di Indonesia.
![]() |
"Agribisnis berpotensi dikembangkan, ini untuk memenuhi kebutuhan domestik sehingga enggak perlu impor. Minggu depan, tim mereka mau datang, ini belum seminggu sudah ada follow up. bukan lagi bicara next mont, tapi pekan depan," kata Husin dalam talkshow khusus di CNBC Indonesia, Kamis (1/8/2019).
Menurut Husin, investor UEA datang ke Indonesia salah satu keunggulannya ialah tidak membawa SDM melainkan membawa teknologi, pengetahuan dan tentunya dana investasi.
"Tantangannya adalah kesiapan Indonesia, mengingat dari sisi perjanjian, atau agreement kita sudah mendukung, tinggal bagaimana kita siap dan memberi perlakuan yang menarik [bagi UEA]," kata Husin.
Pada Rabu pekan ini, Putera Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed al Nahyan berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat.
Syekh Mohammed datang bersamanya rombongan pejabat dan pengusaha yang siap menanamkan modal di Tanah Air. Pemerintah memastikan ada tiga kerja sama yang diteken dalam pertemuan tersebut.
Pertama, adalah pembangunan fasilitas pengolahan minyak atau kilang proyek revitalisasi (Refinery Development Master Plan/RDMP)di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kedua, kerja sama di pengembangan industri petrokimia dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Ketiga, adalah kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia Maspion di Surabaya, Jawa Timur. Total investasi dari tiga kerja sama tersebut ditaksir mencapai US$ 9 miliar.
"Mereka [UEA] serius, profesional," kata Husin.
Simak MOU investasi Indonesia - UEA tembus Rp 136 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Bank Terbesar Dubai Naikkan Batas Kepemilikan Asing 20%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular