Pertamina-UEA Jajaki Investasi Gudang LPG & Petrokimia

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 July 2019 20:53
Kali ini, Pertamina melirik investor UEA untuk investasi di sektor hilir migas
Foto: ADNOC Jajaki Kerjasama Bisnis Migas Terintegrasi (dok. Pertamina)
Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Emirat Arab (UEA) makin serius untuk menanamkan investasinya di Indonesia lewat beberapa kerja sama di sejumlah proyek, salah satunya proyek energi.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan, salah satu bentuk kerja sama yang akan digodok yakni pembangunan gudang gas minyak cair atau Liquid Petroleum Gas (LPG) di Indonesia lewat kerja sama Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dengan PT Pertamina (Persero).

Husin menjelaskan, gudang LPG tersebut akan menampung produk-produk yang diimpor dari UEA. Sehingga, saat Indonesia membutuhkan impor tambahan, tidak perlu menunggu lebih lama karena barang sudah ditampung. 



Menurutnya, Indonesia sangat memerlukan gudang LPG tersebut mengingat nilai impor yang sangat besar dari UEA. Dalam setahun, nilai impor Indonesia dari UEA setidaknya mencapai US$ 2 miliar, termasuk di dalamnya impor LPG. 

"Mereka taruh (LPG) di sini, barangnya dari sana (UEA)," ujarnya saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Dia menyatakan Indonesia akan menyiapkan keperluan investasi ADNOC di dalam negeri. Salah satunya persiapan lokasi yang sesuai untuk gudang LPG.

"Pertamina yang akan siapkan (lokasi), dia (ADNOC) sudah siap semua. Orang ini punya banyak uang, harus kita manfaatkan," katanya. 

Husin menjelaskan UEA memandang Indonesia sebagai negara yang cocok untuk penanaman modal. Sebab, selain memiliki kesamaan budaya, Indonesia juga diyakini memiliki pertumbuhan ekonomi yang besar dan stabil. 

Selain ADNOC, ada juga Mubadala Investment Company yang berencana menanamkan modal di Indonesia. Berbeda dengan ADNOC yang tertarik pada proyek hilir di Indonesia, Mubadala akan mengerjakan sejumlah proyek hulu.

Husin menuturkan, saat ini Mubadala tengah mencari proyek yang bisa dijajaki. Namun, salah satu proyek yang sudah pasti akan berjalan adalah pembangunan pabrik Petrokimia di Indonesia senilai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun, yang merupakan kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan OMV Aktiengesellschaft.

"Mereka ekspansi ingin perluas pasar, perluas investasi. Yang penting kita siap. Masalahnya, kita kadang-kadang belum siap betul," tuturnya.

Adapun, pemerintah mendukung penuh upaya investasi yang dilakukan oleh UEA. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah pun akan menyiapkan beberapa sektor untuk menarik minat investasi negara tersebut.

"Arahan Pak Menteri (Luhut B Pandjaitan) bagus jadi semua akan disiapkan betul lah. Untuk semua proyek. proyek apa itu pelabuhan, energi, tourism, semua akan disiapkan," 

Husin mengatakan tidak hanya proyeknya yang akan disiapkan namun nota kesepahaman (MoU) pun juga tengah dodok.

"Dan dari kami minta dalam 60 hari ke depan sudah ada follow up-nya semua paling lama. Dalam beberapa hari ke depan juga beberapa perwakilan tim dari UEA akan berkunjung ke Indonesia untuk menindaklanjuti rencana investasi ini.

"Yang pasti dia minta proyek apa yang bisa, dan yang kita perlu siap sekarang proyek apa yang bisa kita berikan kepada mereka. Jadi, kalau mereka mau kemari kita belum siap, kan sulit. Nah kalau kita sudah siapkan semua, ketika dia mau datang hari ini atau besok tidak sulit," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article UAE Keluarkan Travel Warning Ke Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular