Ternyata Kreditur Duniatex Ada 29 Bank, Siapa Saja?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
01 August 2019 12:26
Indonesia Eximbank hanyalah satu dari total 29 bank domestik yang menjadi kreditur dalam kelompok usaha Grup Duniatex.
Foto: Duniatex/ Foto : Duniatex.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) hanyalah satu dari total 29 bank domestik yang menjadi kreditur dalam kelompok usaha Grup Duniatex, perusahaan yang peringkat utangnya baru diturunkan enam level dalam satu waktu.  

Laporan keuangan konsolidasi 2018 Grup Duniatex menunjukkan total utang bank mencapai Rp Rp 18,29 triliun yang berasal dari 29 bank. Utang tersebut tercatat di enam perusahaan yang tergabung di dalam Grup Duniatex.

Jumlah 29 bank ini berbeda jumlahnya dari sebanyak enam bank yang terlihat dalam riset 18 Juli J.P.Morgan Securities terkait pinjaman beberapa bank hanya kepada salah satu perusahaan Grup Duniatex yaitu PT Delta Merlin Dunia Tekstil (DMDT). 


DMDT yang didirikan pada 1998 memiliki lini bisnis penenunan (weaving) atau proses mengolah benang menjadi kain, hanyalah satu dari enam perusahaan utama yang dikonsolidasikan di laporan keuangan Grup Duniatex. 

Perusahaan yang dikonsolidasikan Grup Duniatex termasuk PT Delta Dunia Tekstil (DDT) dan PT Delta Merlin Sandang Tekstil (DMST) yang sama-sama didirikan pada 2006, berdasarkan profil perusahaan (company profile) Duniatex. 

DDT dan DMST bersama dengan PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) yang didirikan pada 2010 sama-sama bergerak di bidang pemintalan (spinning) atau proses membuat benang dan serat dari kapas atau bahan lain seperti bahan sintetis. 

Lini bisnis lain dari Duniatex adalah bisnis pewarnaan (dyeing) dan bisnis hilir produk akhir (finishing) yang ditampuk oleh PT Damaitex Ltd yang diambil alih pada 1992 dan PT Dunia Setia Sandang Asli (DSSA).

Satu perusahaan yang disebut milik Duniatex tetapi tidak dikonsolidasikan di laporan keuangan kelompok usaha tersebut adalah PT Dunia Sandang Abadi yang didirikan pada 1998. 

Duniatex sendiri didirikan Sugeng Hartono dengan nama CV Duniatex sejak 1974 di Surakarta atau Solo dengan lini bisnis finishing tekstil. Dari seluruh perusahaan tersebut, artinya perusahaan belum memiliki lini bisnis garmen (garment) atau pembuatan pakaian yang merupakan produk akhir dari bisnis tekstil.

Untuk penyaluran kredit perbankan ke Duniatex, jenis kreditnya terdiri dari dua kelompok utama yaitu dalam bentuk bilateral (non-sindikasi) dan sindikasi. Sebagai catatan, sebuah bank bisa menyalurkan kredit secara bilateral dan sindikasi kepada sebuah perusahaan dalam waktu yang sama. 

Nilai kredit bilateral Rp 18,29 triliun tersebut terdiri dari pinjaman jangka pendek Rp 8,65 triliun, bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang Rp 2,47 triliun, dan pinjaman jangka panjang Rp 7,17 triliun.  

Pinjaman yang sudah ditarik kelompok usaha yang didirikan Sugeng Hartono pada 1974 tersebut adalah 64,47% dari total fasilitas yang disediakan kreditur perseroan Rp 28,38 triliun, dan belum termasuk fasilitas tiga kredit sindikasi senilai total US$ 555 juta atau setara Rp 8,03 triliun.  

Jumlah utang seluruhnya sudah memperhitungkan fasilitas pinjaman dalam dolar AS dengan menggunakan asumsi yang sama yang digunakan dalam laporan keuangan 2018 perseroan yaitu Rp 14.481 per dolar AS. 


Nilai tersebut juga sudah termasuk fasilitas berbentuk wesel aksep (bank draft/banker's draft), berbentuk pinjaman syariah, pinjaman rekening koran (PRK), kredit investasi (KI), kredit modal kerja (KMK), kredit kas (cash loan), dan bagian jangka pendek bagian dari utang jangka panjang (current portion of long term debt/CPLTD). 

Dari ke-29 bank tadi, nama Indonesia Eximbank memang berada di urutan teratas. Posisi LPEI diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank MNC Internasional Tbk termasuk Bank Bumiputera (BABP), dan PT Bank Shinhan Indonesia. 

Nama bank lain adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS), PT Bank Multiartha Sentosa, dan 19 bank lain.





TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv) Next Article Haduh! Risiko Kredit LPEI Tinggi, NPL Bengkak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular