
The Fed Bikin Rupiah Sentuh Rp 14.100/US$, Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 August 2019 08:45

Faktor kedua yang membayangi rupiah adalah penantian investor akan rilis data inflasi Juli 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data ini pada pukul 11:00 WIB nanti.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) diperkirakan sebesar 3,25%. Sedangkan inflasi inti secara tahunan berada di 3,175%.
Jika ekspektasi di atas terwujud, maka laju inflasi melambat dibandingkan Juni. Kala itu, inflasi MoM adalah 0,55%, inflasi YoY 3,28%, dan inflasi inti YoY adalah 3,25%.
Oleh karena itu, ruang bagi BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan masih terbuka. Gubernur Perry Warjiyo beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate bulan ini kemungkinan bukan yang pertama.
Penurunan suku bunga acuan akan membuat prospek ekonomi Indonesia lebih cerah. Sebab, penurunan suku bunga acuan (diharapkan) bisa menurunkan bunga kredit sehingga rumah tangga dan korporasi bisa berekspansi.
Tanda-tanda perbaikan sudah terlihat kemarin saat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi kuartal II-2019. Setelah terkontraksi alias negatif selama empat kuartal beruntun, Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI) tumbuh 9,6% YoY.
Jika suku bunga kredit bisa turun seiring pemangkasan BI 7 Day Reverse Repo Rate, maka buka tidak mungkin investasi akan lebih menggeliat. Saat investasi meningkat, lapangan kerja bertambah dan konsumsi rumah tangga meningkat. Kalau ini terjadi, maka dijamin ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Juli secara bulanan (month-on-month/MoM) berada di 0,25%. Sementara inflasi tahunan atau year-on-year (YoY) diperkirakan sebesar 3,25%. Sedangkan inflasi inti secara tahunan berada di 3,175%.
Jika ekspektasi di atas terwujud, maka laju inflasi melambat dibandingkan Juni. Kala itu, inflasi MoM adalah 0,55%, inflasi YoY 3,28%, dan inflasi inti YoY adalah 3,25%.
Penurunan suku bunga acuan akan membuat prospek ekonomi Indonesia lebih cerah. Sebab, penurunan suku bunga acuan (diharapkan) bisa menurunkan bunga kredit sehingga rumah tangga dan korporasi bisa berekspansi.
Tanda-tanda perbaikan sudah terlihat kemarin saat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi kuartal II-2019. Setelah terkontraksi alias negatif selama empat kuartal beruntun, Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI) tumbuh 9,6% YoY.
Jika suku bunga kredit bisa turun seiring pemangkasan BI 7 Day Reverse Repo Rate, maka buka tidak mungkin investasi akan lebih menggeliat. Saat investasi meningkat, lapangan kerja bertambah dan konsumsi rumah tangga meningkat. Kalau ini terjadi, maka dijamin ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular