
Kalau The Fed Pangkas Bunga, IHSG Hijau Sampai Jumat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 July 2019 21:09

Dari dalam negeri, IHSG memiliki modal yang besar untuk bisa mencetak apresiasi setidaknya di sisa pekan ini. Kemarin, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi. Realisasi investasi yang dimaksud di sini bukanlah investasi di pasar modal, melainkan investasi riil.
Pada tiga bulan kedua tahun ini, BKPM mencatat bahwa realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) tercatat tumbuh sebesar 9,61% secara tahunan (year-on-year/YoY), menandai pertumbuhan pertama dalam lima kuartal. Dalam empat kuartal sebelumnya, realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.
Bagi Indonesia, memang yang terpenting itu adalah PMA dan bukan penanaman modal dalam negeri (PMDN) atau domestic direct investment (DDI). Pasalnya, dari total penanaman modal di tanah air, lebih dari 50% disumbang oleh PMA. Karena nilainya lebih besar, tentu pertumbuhan PMA yang signifikan akan lebih terasa bagi perekonomian ketimbang pertumbuhan PMDN.
Jika mundur lebih jauh, pertumbuhan PMA di era Jokowi sangatlah mengecewakan. Pada tahun 2014, PMA tercatat tumbuh 13,54% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013. Pada tahun 2015, pertumbuhannya sempat naik menjadi 19,22%.
Dalam dua tahun berikutnya (2016-2017), PMA hanya tumbuh di kisaran satu digit. Pada tahun 2018, PMA bahkan tercatat ambruk hingga 8,8%. Untuk periode kuartal I-2019, PMA kembali jatuh yakni sebesar 0,92% secara tahunan, jauh memburuk dibandingkan capaian periode kuartal I-2018 yakni pertumbuhan sebesar 12,27%.
Lantas, bangkitnya realisasi PMA pada kuartal II-2019 jelas menjadi kabar baik bagi Indonesia, walaupun sejatinya ada hal lain yang perlu diperhatikan kala menilai realisasi PMA.
Pada tiga bulan kedua tahun ini, realisasi PMDN tercatat senilai Rp 95,6 triliun, naik 18,61% YoY. Sementara itu, realisasi PMA tercatat senilai Rp 104,9 triliun atau naik 9,61% YoY, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Jika ditotal, realisasi investasi (PMDN dan PMA) pada kuartal II-2019 adalah senilai Rp 200,5 triliun atau tumbuh 13,7% jika dibandingkan capaian pada kuartal II-2018 yang senilai Rp 176,3 triliun.
RealisasiPMA yang akhirnya bisa juga membukukan pertumbuhan sukses memantik aksi beli di bursa saham tanah air pada perdagangan kemarin dan hari ini. Pada perdagangan kemarin,IHSG melejit 1,24% dan pada perdagangan hari ini,IHSG menguat 0,21%.
Walaupun penguatan IHSG pada hari ini tak signifikan, patut diingat bahwa seluruh bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan hari ini di zona merah. Kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan tereskalasi menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Benua Kuning.
Jadi sekali lagi, kalau benar The Fed mengeksekusi pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada dini hari nanti, berapapun besarannya, kami melihat IHSG memiliki peluang yang sangat besar untuk mencetak apresiasi, setidaknya di sisa minggu ini. Pasalnya, faktor domestik juga mendukung bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pada tiga bulan kedua tahun ini, BKPM mencatat bahwa realisasi penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) tercatat tumbuh sebesar 9,61% secara tahunan (year-on-year/YoY), menandai pertumbuhan pertama dalam lima kuartal. Dalam empat kuartal sebelumnya, realisasi PMA selalu jatuh secara tahunan.
Jika mundur lebih jauh, pertumbuhan PMA di era Jokowi sangatlah mengecewakan. Pada tahun 2014, PMA tercatat tumbuh 13,54% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013. Pada tahun 2015, pertumbuhannya sempat naik menjadi 19,22%.
Dalam dua tahun berikutnya (2016-2017), PMA hanya tumbuh di kisaran satu digit. Pada tahun 2018, PMA bahkan tercatat ambruk hingga 8,8%. Untuk periode kuartal I-2019, PMA kembali jatuh yakni sebesar 0,92% secara tahunan, jauh memburuk dibandingkan capaian periode kuartal I-2018 yakni pertumbuhan sebesar 12,27%.
Lantas, bangkitnya realisasi PMA pada kuartal II-2019 jelas menjadi kabar baik bagi Indonesia, walaupun sejatinya ada hal lain yang perlu diperhatikan kala menilai realisasi PMA.
Pada tiga bulan kedua tahun ini, realisasi PMDN tercatat senilai Rp 95,6 triliun, naik 18,61% YoY. Sementara itu, realisasi PMA tercatat senilai Rp 104,9 triliun atau naik 9,61% YoY, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Jika ditotal, realisasi investasi (PMDN dan PMA) pada kuartal II-2019 adalah senilai Rp 200,5 triliun atau tumbuh 13,7% jika dibandingkan capaian pada kuartal II-2018 yang senilai Rp 176,3 triliun.
RealisasiPMA yang akhirnya bisa juga membukukan pertumbuhan sukses memantik aksi beli di bursa saham tanah air pada perdagangan kemarin dan hari ini. Pada perdagangan kemarin,IHSG melejit 1,24% dan pada perdagangan hari ini,IHSG menguat 0,21%.
Walaupun penguatan IHSG pada hari ini tak signifikan, patut diingat bahwa seluruh bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan hari ini di zona merah. Kekhawatiran bahwa perang dagang AS-China akan tereskalasi menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Benua Kuning.
Jadi sekali lagi, kalau benar The Fed mengeksekusi pemangkasan tingkat suku bunga acuan pada dini hari nanti, berapapun besarannya, kami melihat IHSG memiliki peluang yang sangat besar untuk mencetak apresiasi, setidaknya di sisa minggu ini. Pasalnya, faktor domestik juga mendukung bagi pelaku pasar saham tanah air untuk melakukan aksi beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular