
Jangan Sedih Jangan Kecewa, Rupiah Masih Terbaik Kedua Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 July 2019 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak 'malu-malu' di perdagangan pasar spot hari ini. Namun jangan kecil hati, karena kalau dihitung sejak awal tahun rupiah adalah salah satu mata uang terbaik di Asia.
Pada Rabu (31/7/2019) pukul 14:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.010. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sekarang rupiah memang menguat, tetapi mata uang Tanah Air sempat merasakan zona merah. Namun meski menguat atau melemah, gerak rupiah sangat terbatas.
Walau rupiah kurang bertenaga hari ini, tetapi tidak perlu cemas berlebihan. Sebab sejak awal tahun, rupiah begitu perkasa di hadapan dolar AS.
Mengutip data Refinitiv, rupiah terapresasi 2,6% terhadap dolar AS secara year-to-date. Di level Asia, rupiah adalah mata uang dengan kinerja terbaik kedua, hanya kalah dari baht Thailand.
Jika disandingkan dengan berbagai mata uang dunia, rupiah berada di peringkat delapan. Lumayan, masuk 10 besar.
Rupiah bisa begitu perkasa karena tahun lalu melemah cukup dalam. Sepanjang 2018, rupiah melemah hampir 6%. Bahkan rupiah sempat menyentuh titik terlemah sejak krisis ekonomi 1998.
Baca:
Rupiah Masih Terlemah di Asia, Masih Terlemah Sejak Krismon
Pelemahan rupiah yang begitu dalam membuka peluang terjadi technical rebound. Rupiah yang sudah murah membuatnya menarik untuk dikoleksi.
Selain itu, aset-aset berbasis rupiah semakin menarik setelah lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Kali terakhir S&P memberikan rating BBB kepada Indonesia adalah pada 1995.
Kenaikan rating berarti berinvestasi di Indonesia (khususnya di obligasi pemerintah) semakin aman, karena risiko gagal bayar kian kecil. Sejak S&P menaikkan rating Indonesia pada 31 Mei sampai 26 Juli, kepemilikan asing di obligasi pemerintah bertambah Rp 63,82 triliun.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Rabu (31/7/2019) pukul 14:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.010. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sekarang rupiah memang menguat, tetapi mata uang Tanah Air sempat merasakan zona merah. Namun meski menguat atau melemah, gerak rupiah sangat terbatas.
Walau rupiah kurang bertenaga hari ini, tetapi tidak perlu cemas berlebihan. Sebab sejak awal tahun, rupiah begitu perkasa di hadapan dolar AS.
Mengutip data Refinitiv, rupiah terapresasi 2,6% terhadap dolar AS secara year-to-date. Di level Asia, rupiah adalah mata uang dengan kinerja terbaik kedua, hanya kalah dari baht Thailand.
Jika disandingkan dengan berbagai mata uang dunia, rupiah berada di peringkat delapan. Lumayan, masuk 10 besar.
![]() |
Baca:
Rupiah Masih Terlemah di Asia, Masih Terlemah Sejak Krismon
Pelemahan rupiah yang begitu dalam membuka peluang terjadi technical rebound. Rupiah yang sudah murah membuatnya menarik untuk dikoleksi.
Selain itu, aset-aset berbasis rupiah semakin menarik setelah lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Kali terakhir S&P memberikan rating BBB kepada Indonesia adalah pada 1995.
Kenaikan rating berarti berinvestasi di Indonesia (khususnya di obligasi pemerintah) semakin aman, karena risiko gagal bayar kian kecil. Sejak S&P menaikkan rating Indonesia pada 31 Mei sampai 26 Juli, kepemilikan asing di obligasi pemerintah bertambah Rp 63,82 triliun.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular