
Analisis
Jelang Rapat Fed Dini Hari Nanti, Rupiah Menguat Malu-Malu
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
31 July 2019 12:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan suku bunga acuan pada Kamis (1/8/19) pukul 1:00 WIB dini hari nanti.
Bagi pasar finansial, pengumuman suku bunga kali ini bisa menjadi event terpenting di tahun 2019, arah pasar akan lebih jelas sejelas proyeksi kebijakan moneter The Fed.
Dari pasar dalam negeri, rupiah baru akan merespon The Fed pada perdagangan Kamis besok, sehingga pada hari ini pergerakan Mata Uang Garuda akan sedikit terbatas. Rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, kemudian beberapa kali mencicipi zona hijau walaupun tidak jauh.
Mata Uang Garuda terlihat malu-malu untuk menguat. Maklum saja, The Fed masih penuh "ketidakpastian di dalam kepastian".
Data dari piranti FedWatch milik CME Group pada pukul 11:50 WIB menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 78,1% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,225%, dan probabilitas sebesar 21,9% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Dari kepastian tersebut, muncul ketidakpastian berada basis poin suku bunga akan dipangkas nanti, dan berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps hampir pasti, pemangkasan 50 bps adalah kejutan, dan pemangkasan tiga kali di tahun ini adalah harapan. Semua ini akan menjadi jelas saat Jerome Powell dan kolega mengumumkan suku bunga pada pukul 1:00 WIB, dan konferensi pers tiga puluh menit berselang.
Pada pukul 12:03 WIB, rupiah berada di level 14.010/US$ mengutip data dari investing.com
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, dengan histogram yang masuk ke wilayah positif.
Melihat indikator tersebut, tekanan pelemahan dolar dalam jangka menengah sudah mulai berkurang.
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold).
Rupiah kini bergerak dekat level psikologis 14.000/US$, selama tertahan di atas level tersebut, Mata Uang Garuda kembali melemah ke area 14.025/US$.
Hanya penembusan konsisten di bawah 14.000/US$ yang dapat membawa rupiah terus menguat menuju area 13.980/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Bagi pasar finansial, pengumuman suku bunga kali ini bisa menjadi event terpenting di tahun 2019, arah pasar akan lebih jelas sejelas proyeksi kebijakan moneter The Fed.
Dari pasar dalam negeri, rupiah baru akan merespon The Fed pada perdagangan Kamis besok, sehingga pada hari ini pergerakan Mata Uang Garuda akan sedikit terbatas. Rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini, kemudian beberapa kali mencicipi zona hijau walaupun tidak jauh.
Data dari piranti FedWatch milik CME Group pada pukul 11:50 WIB menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 78,1% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,225%, dan probabilitas sebesar 21,9% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Dari kepastian tersebut, muncul ketidakpastian berada basis poin suku bunga akan dipangkas nanti, dan berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps hampir pasti, pemangkasan 50 bps adalah kejutan, dan pemangkasan tiga kali di tahun ini adalah harapan. Semua ini akan menjadi jelas saat Jerome Powell dan kolega mengumumkan suku bunga pada pukul 1:00 WIB, dan konferensi pers tiga puluh menit berselang.
Pada pukul 12:03 WIB, rupiah berada di level 14.010/US$ mengutip data dari investing.com
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, dengan histogram yang masuk ke wilayah positif.
Melihat indikator tersebut, tekanan pelemahan dolar dalam jangka menengah sudah mulai berkurang.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold).
Rupiah kini bergerak dekat level psikologis 14.000/US$, selama tertahan di atas level tersebut, Mata Uang Garuda kembali melemah ke area 14.025/US$.
Hanya penembusan konsisten di bawah 14.000/US$ yang dapat membawa rupiah terus menguat menuju area 13.980/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular