
Gocap, Jigo, Gocap, Jigo, The Fed Pilih yang Mana Nih...?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:47

Lebih lanjut, jika berbicara mengenai besaran pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed, sudah sepatutnya kita membahas mengenai ‘Trump effect’. Sudah cukup lama Presiden AS Donald Trump terus-menerus menyerang The Fed yang dianggapnya salah dalam mengambil keputusan.
Sepanjang 2018, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan total 100 bps. Menurut Trump, seharusnya The Fed justru menurunkan suku bunga acuan guna menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Apalagi, seperti sudah disinggung di halaman sebelumnya, inflasi AS masih berada di bawah target The Fed.
Bulan ini, Trump kembali menyerang The Fed melalui beberapa cuitan di Twitter. “Perekonomian tumbuh 2,1% pada kuartal II, tidak buruk mengingat kita menanggung beban yang sangat berat di leher kita yakni The Federal Reserve. Nyaris tak ada inflasi,” tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump pada 26 Juli.
“The Fed 'menaikkan' terlalu dini dan terlalu agresif. Pengetatan kebijakan moneter yang dieksekusi mereka merupakan kesalahan besar lainnya,” cuit Trump pada 29 Juli.
Untuk diketahui, The Fed adalah institusi independen yang tidak bisa diintervensi termasuk oleh presiden. Bank sentral memang idealnya harus independen karena kebijakannya menentukan nasib ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, bisa saja ada kepentingan tersendiri dari Powell dan koleganya untuk membuktikan bahwa bank sentral independen. Ada kemungkinan, opsi pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps sudah dihapus dari benak mereka lantaran ada kekhawatiran The Fed akan dianggap tidak lagi independen karena menuruti keinginan Trump.
Dengan memperhatikan berbagai perkembangan yang ada, Tim Riset CNBC Indonesia meyakini bahwa tingkat suku bunga acuan hanya akan dipangkas sebesar 25 bps oleh The Fed dalam pertemuan pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/aji)
Sepanjang 2018, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan total 100 bps. Menurut Trump, seharusnya The Fed justru menurunkan suku bunga acuan guna menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Apalagi, seperti sudah disinggung di halaman sebelumnya, inflasi AS masih berada di bawah target The Fed.
Bulan ini, Trump kembali menyerang The Fed melalui beberapa cuitan di Twitter. “Perekonomian tumbuh 2,1% pada kuartal II, tidak buruk mengingat kita menanggung beban yang sangat berat di leher kita yakni The Federal Reserve. Nyaris tak ada inflasi,” tulis Trump melalui akun @realDonaldTrump pada 26 Juli.
Untuk diketahui, The Fed adalah institusi independen yang tidak bisa diintervensi termasuk oleh presiden. Bank sentral memang idealnya harus independen karena kebijakannya menentukan nasib ekonomi suatu negara.
Oleh karena itu, bisa saja ada kepentingan tersendiri dari Powell dan koleganya untuk membuktikan bahwa bank sentral independen. Ada kemungkinan, opsi pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 bps sudah dihapus dari benak mereka lantaran ada kekhawatiran The Fed akan dianggap tidak lagi independen karena menuruti keinginan Trump.
Dengan memperhatikan berbagai perkembangan yang ada, Tim Riset CNBC Indonesia meyakini bahwa tingkat suku bunga acuan hanya akan dipangkas sebesar 25 bps oleh The Fed dalam pertemuan pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular