
Gocap, Jigo, Gocap, Jigo, The Fed Pilih yang Mana Nih...?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 July 2019 11:47

Kini, the one million dollar question yang menghinggapi benak pelaku pasar keuangan di seluruh dunia adalah seberapa besar penurunan suku bunga acuan bulan ini? 'Hanya' 25 bps atau bisa 50 bps?
Kemarin, ada perkembangan baru yang sejatinya bisa membuat peta permainan berubah. Personal Consumption Expenditures (PCE) inti pada Juni dilaporkan naik 1,6% secara tahunan. Di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar 1,7%.
Sebagai informasi, dua indikator utama yang diperhatikan The Federal Reserve (The Fed) dalam merumuskan kebijakan suku bunga acuannya adalah inflasi dan pasar tenaga kerja. PCE inti merupakan acuan yang digunakan oleh The Fed untuk mengukur inflasi. The Fed menargetkan PCE inti dalam jangka menengah panjang stabll di kisaran 2%, sesuatu yang masih agak jauh panggang dari api.
Seharusnya, rilis angka inflasi yang berada di bawah ekspektasi bisa mendongkrak optimisme bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps dalam pertemuan pekan ini. Namun ternyata, sejauh ini pelaku pasar masih meyakini bahwa pemangkasan yang akan dieksekusi oleh The Fed hanya 25 bps.
Memang, terbilang cukup sulit jika mengharapkan The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps dalam satu pertemuan saja. Pasalnya, pasar tenaga kerja AS saat ini bisa dibilang sedang bergairah.
Pada Juni, data resmi dari pemerintah AS mencatat bahwa tercipta sebanyak 224.000 lapangan pekerjaan (sektor non-pertanian), jauh mengalahkan konsensus yang sebanyak 162.000. Penciptaan lapangan kerja pada Juni juga jauh mengalahkan capaian bulan sebelumnya yaitu 72.000.
Kemudian, ada pula rilis data yang menunjukkan optimisme. The Conference Board menyebutkan angka pembacaan awal Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS periode Juli sebesar 135,7%. Jauh di atas konsensus yang sebesar 125,1 dan pencapaian bulan sebelumnya yaitu 124,3.
Tingginya angka IKK mengindikasikan bahwa masyarakat AS akan meningkatkan konsumsinya pada masa depan. Pada akhirnya, inflasi bisa terdorong naik menuju target 2%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/aji)
Kemarin, ada perkembangan baru yang sejatinya bisa membuat peta permainan berubah. Personal Consumption Expenditures (PCE) inti pada Juni dilaporkan naik 1,6% secara tahunan. Di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar 1,7%.
Sebagai informasi, dua indikator utama yang diperhatikan The Federal Reserve (The Fed) dalam merumuskan kebijakan suku bunga acuannya adalah inflasi dan pasar tenaga kerja. PCE inti merupakan acuan yang digunakan oleh The Fed untuk mengukur inflasi. The Fed menargetkan PCE inti dalam jangka menengah panjang stabll di kisaran 2%, sesuatu yang masih agak jauh panggang dari api.
Memang, terbilang cukup sulit jika mengharapkan The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps dalam satu pertemuan saja. Pasalnya, pasar tenaga kerja AS saat ini bisa dibilang sedang bergairah.
Pada Juni, data resmi dari pemerintah AS mencatat bahwa tercipta sebanyak 224.000 lapangan pekerjaan (sektor non-pertanian), jauh mengalahkan konsensus yang sebanyak 162.000. Penciptaan lapangan kerja pada Juni juga jauh mengalahkan capaian bulan sebelumnya yaitu 72.000.
Kemudian, ada pula rilis data yang menunjukkan optimisme. The Conference Board menyebutkan angka pembacaan awal Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS periode Juli sebesar 135,7%. Jauh di atas konsensus yang sebesar 125,1 dan pencapaian bulan sebelumnya yaitu 124,3.
Tingginya angka IKK mengindikasikan bahwa masyarakat AS akan meningkatkan konsumsinya pada masa depan. Pada akhirnya, inflasi bisa terdorong naik menuju target 2%.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(ank/aji)
Next Page
Trump Effect?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular