
Wah... Dolar AS Sudah 8 Hari Berjaya di Pasar Forex
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 July 2019 20:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih nyaman di zona hijau pada perdagangan Selasa (30/7/19), 28 jam menjelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).
Total hingga hari ini, indeks dolar sudah berjaya selama delapan hari berturut-turut. Meski perjalanannya tak begitu mulus, beberapa kali indeks dolar sempat masuk ke zona merah, tetapi pada akhirnya tetap mencatat penguatan harian tipis.
Pada pukul 19:55 WIB indeks dolar berada di level 98,08 atau menguat 0,04%, melansir data Refinitiv. Total dalam delapan hari, indeks dolar sudah menguat 1,33%.
Indeks dolar dibentuk oleh enam mata uang yakni euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Indeks ini juga dijadikan tolak ukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya.
Rilis data inflasi berdasarkan belanja pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) yang dirilis beberapa saat lalu juga tidak memberikan dampak besar pada pergerakan indeks dolar. Inflasi inti PCE merupakan salah satu acuan bagi The Fed untuk menetapkan suku bunga.
Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi inti PCE (yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan) tumbuh 0,2% month-on-month (MoM) di bulan Juni dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan prediksi Reuters.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) inflasi inti PCE tumbuh 1,6% di bulan Juni, sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dari prediksi Reuters 1,7%.
Pelaku pasar sepertinya sudah sangat yakin The Fed akan memangkas suku bunga pada Kamis dini hari nanti.
Data dari piranti FedWatch milik CME Group pada pukul 20:00 WIB menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 77% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,225%, dan probabilitas sebesar 23% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Pemangkasan suku bunga 25 bps terlihat sudah price in atau sudah ditakar oleh pelaku pasar. Sementara pemangkasan 50 bps akan menjadi kejutan, tapi kemungkinan terjadinya kecil. Yang paling menjadi pertanyaan pelaku pasar adalah berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Sampai saat ini pelaku pasar melihat The Fed berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di pekan ini, di bulan September, dan satu lagi Desember, dengan masing-masing sebesar 25 bps.
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 36,7%.
Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dari probabilitas suku bunga sebesar 1,75%-2,00% (dua kali pemangkasan) yakni sebesar 34,8%.
Hawa-hawa The Fed tidak akan agresif mulai bermunculan sejak pekan lalu.
Sedikit memberikan gambaran, European Central Bank (ECB) pada pekan lalu tidak terlalu dovish dan kemungkinan tidak akan ada pemangkasan suku bunga yang banyak serta program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) jika ada jumlahnya juga tidak terlalu besar.
Hal senada diungkapkan Bank of Japan (BOJ) pagi tadi. BOJ mempertahankan kebijakan moneternya, dan menyatakan takkan ragu menambah stimulus jika kondisi ekonomi memburuk. Pernyataan tersebut masih sama dengan sebelumnya, sementara pelaku pasar mengharapkan BOJ akan memberikan gambaran akan stimulus akan digelontorkan.
Dengan kondisi ekonomi zona euro dan Jepang yang tidak lebih baik dari AS, ECB dan BOJ mengambil sikap yang tidak terlalu dovish.
Kondisi ekonomi AS cukup bagus, pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2019 meski melambat namun masih lebih tinggi dari prediksi pelaku pasar. Hal tersebut membuat peluang The Fed memangkas suku bunga kurang dari tiga kali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Risiko Gelombang Kedua Corona Pudarkan Daya Tarik Dolar AS
Total hingga hari ini, indeks dolar sudah berjaya selama delapan hari berturut-turut. Meski perjalanannya tak begitu mulus, beberapa kali indeks dolar sempat masuk ke zona merah, tetapi pada akhirnya tetap mencatat penguatan harian tipis.
Pada pukul 19:55 WIB indeks dolar berada di level 98,08 atau menguat 0,04%, melansir data Refinitiv. Total dalam delapan hari, indeks dolar sudah menguat 1,33%.
Indeks dolar dibentuk oleh enam mata uang yakni euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss. Indeks ini juga dijadikan tolak ukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya.
Rilis data inflasi berdasarkan belanja pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) yang dirilis beberapa saat lalu juga tidak memberikan dampak besar pada pergerakan indeks dolar. Inflasi inti PCE merupakan salah satu acuan bagi The Fed untuk menetapkan suku bunga.
Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi inti PCE (yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan) tumbuh 0,2% month-on-month (MoM) di bulan Juni dari bulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan prediksi Reuters.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) inflasi inti PCE tumbuh 1,6% di bulan Juni, sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, tetapi lebih rendah dari prediksi Reuters 1,7%.
Pelaku pasar sepertinya sudah sangat yakin The Fed akan memangkas suku bunga pada Kamis dini hari nanti.
Data dari piranti FedWatch milik CME Group pada pukul 20:00 WIB menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 77% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 2,00%-2,225%, dan probabilitas sebesar 23% suku bunga dipangkas 50 bps menjadi 1,75%-2,00%.
Jika ditotal, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas (baik itu 25 bps maupun 50 bps) sudah mencapai 100%, yang berarti pelaku pasar melihat suku bunga pasti akan dipangkas, tinggal realisasinya berapa basis poin.
Pemangkasan suku bunga 25 bps terlihat sudah price in atau sudah ditakar oleh pelaku pasar. Sementara pemangkasan 50 bps akan menjadi kejutan, tapi kemungkinan terjadinya kecil. Yang paling menjadi pertanyaan pelaku pasar adalah berapa kali The Fed akan memangkas suku bunga di tahun ini.
Sampai saat ini pelaku pasar melihat The Fed berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini, yakni di pekan ini, di bulan September, dan satu lagi Desember, dengan masing-masing sebesar 25 bps.
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 36,7%.
Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dari probabilitas suku bunga sebesar 1,75%-2,00% (dua kali pemangkasan) yakni sebesar 34,8%.
Hawa-hawa The Fed tidak akan agresif mulai bermunculan sejak pekan lalu.
Sedikit memberikan gambaran, European Central Bank (ECB) pada pekan lalu tidak terlalu dovish dan kemungkinan tidak akan ada pemangkasan suku bunga yang banyak serta program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) jika ada jumlahnya juga tidak terlalu besar.
Hal senada diungkapkan Bank of Japan (BOJ) pagi tadi. BOJ mempertahankan kebijakan moneternya, dan menyatakan takkan ragu menambah stimulus jika kondisi ekonomi memburuk. Pernyataan tersebut masih sama dengan sebelumnya, sementara pelaku pasar mengharapkan BOJ akan memberikan gambaran akan stimulus akan digelontorkan.
Dengan kondisi ekonomi zona euro dan Jepang yang tidak lebih baik dari AS, ECB dan BOJ mengambil sikap yang tidak terlalu dovish.
Kondisi ekonomi AS cukup bagus, pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2019 meski melambat namun masih lebih tinggi dari prediksi pelaku pasar. Hal tersebut membuat peluang The Fed memangkas suku bunga kurang dari tiga kali menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Risiko Gelombang Kedua Corona Pudarkan Daya Tarik Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular