Harga CPO Jatuh Diterpa Aksi Ambil Untung

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 July 2019 12:14
Harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) membukukan koreksi pada hari ini.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) membukukan koreksi pada hari ini. Pada perdagangan hari Senin (29/7/2019) pukul 11:30 WIB, harga CPO kontrak acuan pengiriman bulan September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange (BMDEX) membukukan pelemahan sebesar 0,44% ke level MYR 2.022/ton. Jika dihitung sejak awal tahun 2019, harga CPO tercatat turun 2,46%.

Sejatinya, pada hari ini pergerakan mata uang Malaysia yakni ringgit mendukung bagi harga CPO untuk mencetak kenaikan. Hingga berita ini diturunkan, ringgit melemah 0,05% di pasar spot ke level MYR 4,12/dolar AS.

Ketika ringgit melemah, harga CPO yang diekspor Malaysia akan menjadi lebih murah sehingga berpotensi mendongkrak permintaan. Pada akhirnya, harga akan terkerek naik.

Ringgit berhasil ditekuk oleh dolar AS menyusul kekhawatiran bahwa The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS tak akan begitu agresif dalam memangkas tingkat suku bunga acuan pada pertemuan pekan ini.

Sekedar mengingatkan, probabilitas The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps pada pekan ini sempat meroket ke atas 50%. Belum lama ini, John Williams selaku New York Federal Reserve President mengatakan bahwa The Fed perlu untuk "bertindak cepat" di tengah pelemahan ekonomi yang saat ini tengah terjadi, dilansir dari CNBC International.

"Lebih baik untuk mengambil langkah pencegahan ketimbang menunggu datangnya bencana," kata Williams.

Kini, ekspektasi yang ada justru adalah The Fed hanya akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 28 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan pekan ini adalah sebesar 78,1%.

Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas hingga 50 bps berada di level 21,9%.

Sebelumnya, Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga acuan hanya akan dipangkas sebesar 25 bps oleh The Fed dalam pertemuan pekan ini.


Lebih lanjut, harga CPO di BMDEX juga mendapatkan sentimen positif dari apresiasi harga minyak sejenis. Pada perdagangan hari Jumat (26/7/2019), harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) kontrak pengiriman September 2019 menguat 0,77%.

Kemudian, pada hari ini harga minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange kontrak pengiriman September 2019 menguat 0,8% dan harga CPO kontrak pengiriman September 2019 naik 0,92%.

Ketika harga minyak sejenis menguat, sejatinya harga CPO di BMDEX berpeluang besar untuk mencetak apresiasi.

Sayang, aksi ambil untung membuat harga CPO di BMDEX harus pasrah ditransaksikan di zona merah. Maklum, harga CPO di BMDEX sudah menguat dalam lima hari sebelumnya sehingga kini pelaku pasar tergiur untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diraup.

Ya, sepanjang pekan lalu harga CPO di BMDEX tak pernah sekalipun mengakhiri hari di zona merah. Dalam periode 22 Juli hingga 26 Juli, harga CPO tercatat menguat hingga 4,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Gara-gara Kedelai, Harga CPO Tak Berdaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular