
Dibuka Menguat, Ini Penyebab IHSG Langsung Berbalik Melemah
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 July 2019 09:57

Selain itu, depresiasi rupiah ikut membuat IHSG harus pasrah terjebak di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,06% di pasar spot ke level 14.008/dolar AS. Rupiah melemah lantaran ada kekhawatiran bahwa The Fed tak akan begitu agresif dalam memangkas tingkat suku bunga acuannya dalam pertemuan pekan ini.
Sekedar mengingatkan, probabilitas The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps pada pekan ini sempat meroket ke atas 50%. Belum lama ini, John Williams selaku New York Federal Reserve President mengatakan bahwa The Fed perlu untuk “bertindak cepat” di tengah pelemahan ekonomi yang saat ini tengah terjadi, dilansir dari CNBC International.
“Lebih baik untuk mengambil langkah pencegahan ketimbang menunggu datangnya bencana,” kata Williams.
Kini, ekspektasi yang ada justru adalah The Fed hanya akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 28 Juli 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan pekan ini adalah sebesar 79,1%. Sementara itu, probabilitas tingkat suku bunga acuan dipangkas hingga 50 bps berada di level 20,9%.
Sebelumnya, Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga acuan hanya akan dipangkas sebesar 25 bps oleh The Fed dalam pertemuan pekan ini.
Alasannya, walaupun inflasi masih berada jauh di bawah target Powell dan koleganya, pasar tenaga kerja AS saat ini sedang bergairah. Untuk diketahui, dalam merumuskan kebijakan suku bunga acuannya, The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja.
Seiring dengan ekspektasi bahwa The Fed tak akan bertindak terlalu dovish dalam pertemuannya pekan ini, dolar AS mendapatkan suntikan energi untuk mengungguli rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank)
Sekedar mengingatkan, probabilitas The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan hingga 50 bps pada pekan ini sempat meroket ke atas 50%. Belum lama ini, John Williams selaku New York Federal Reserve President mengatakan bahwa The Fed perlu untuk “bertindak cepat” di tengah pelemahan ekonomi yang saat ini tengah terjadi, dilansir dari CNBC International.
“Lebih baik untuk mengambil langkah pencegahan ketimbang menunggu datangnya bencana,” kata Williams.
Sebelumnya, Tim Riset CNBC Indonesia juga memproyeksikan bahwa tingkat suku bunga acuan hanya akan dipangkas sebesar 25 bps oleh The Fed dalam pertemuan pekan ini.
Alasannya, walaupun inflasi masih berada jauh di bawah target Powell dan koleganya, pasar tenaga kerja AS saat ini sedang bergairah. Untuk diketahui, dalam merumuskan kebijakan suku bunga acuannya, The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja.
Seiring dengan ekspektasi bahwa The Fed tak akan bertindak terlalu dovish dalam pertemuannya pekan ini, dolar AS mendapatkan suntikan energi untuk mengungguli rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular