
Analisis
Dear Trader Forex, ECB akan Bikin Pergerakan Besar Euro
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 July 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro mencatat pelemahan dalam empat hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rabu (24/7/19) kemarin. Tekanan turun sepertinya masih belum berakhir bagi mata uang 19 negara ini, melihat European Central Bank (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pukul 18:45 WIB nanti, disusul dengan konferensi pers pukul 19:30 WIB.
Buruknya data aktivitas bisnis zona euro di bulan Juli memberikan tekanan bagi ECB untuk segera menggelontorkan stimulus moneter, baik itu dengan memangkas suku bunga maupun menjalankan lagi program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan istilah quantitative easing (QE).
Peluang Presiden ECB, Mario Draghi untuk memangkas suku bunga pada hari ini tidak terlalu besar, namun diperkirakan akan memberikan perubahan panduan kebijakan yang mensinyalkan suku bunga akan dipangkas pada bulan September.
Pendapat mengenai kapan ECB akan memangkas suku bunga (hari ini atau bulan September) masih terpecah. Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% bahwa ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) hari ini. Seandainya hal tersebut tidak terjadi, maka pada September pasti suku bunga akan dipangkas.
Beberapa analis berpendapat Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS. Pelemahan kurs memang bukan target bank sentral dalam menurunkan suku bunga, tetapi ini bisa membantu produk zona euro lebih kompetitif, sehingga ekonomi terakselerasi.
Analis dari Bank ING memprediksi mata uang 19 negara ini akan turun lebih dalam saat ECB mengumumkan kebijakan moneternya, melansir FXStreet.com. Selain memangkas suku bunga, ECB juga diprediksi akan memberikan sinyal adanya program QE.
Melihat background tersebut, euro terlihat akan melemah lagi pada hari ini bahkan cukup dalam. Namun tetap jangan mengabaikan kemungkinan euro malah menguat seandainya ECB menahan suku bunga acuan 0%, dan baru akan memangkas di bulan September tanpa ada program QE.
Pada pukul 15:22 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1129, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, perdagangan euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD saat ini bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
Pada time frame 30 menit, EUR/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di atas 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan setelah mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1,1115, jika mampu ditembus euro berpotensi turun ke US$ 1,1090, bahkan lebih dalam lagi ke area US$ 1,1065.
Sementara resisten (tahanan atas) terdekat di kisaran US$ 1,1155, jika berhasil ditembus EUR/USD berpotensi naik ke US$ 1,1185. Peluang ke area US$ 1,1215 menjadi terbuka jika area US$ 1,1185 berhasil dilewati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Buruknya data aktivitas bisnis zona euro di bulan Juli memberikan tekanan bagi ECB untuk segera menggelontorkan stimulus moneter, baik itu dengan memangkas suku bunga maupun menjalankan lagi program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan istilah quantitative easing (QE).
Pendapat mengenai kapan ECB akan memangkas suku bunga (hari ini atau bulan September) masih terpecah. Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% bahwa ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) hari ini. Seandainya hal tersebut tidak terjadi, maka pada September pasti suku bunga akan dipangkas.
Beberapa analis berpendapat Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS. Pelemahan kurs memang bukan target bank sentral dalam menurunkan suku bunga, tetapi ini bisa membantu produk zona euro lebih kompetitif, sehingga ekonomi terakselerasi.
Analis dari Bank ING memprediksi mata uang 19 negara ini akan turun lebih dalam saat ECB mengumumkan kebijakan moneternya, melansir FXStreet.com. Selain memangkas suku bunga, ECB juga diprediksi akan memberikan sinyal adanya program QE.
Melihat background tersebut, euro terlihat akan melemah lagi pada hari ini bahkan cukup dalam. Namun tetap jangan mengabaikan kemungkinan euro malah menguat seandainya ECB menahan suku bunga acuan 0%, dan baru akan memangkas di bulan September tanpa ada program QE.
Pada pukul 15:22 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1129, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, perdagangan euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD saat ini bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, EUR/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di atas 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan setelah mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1,1115, jika mampu ditembus euro berpotensi turun ke US$ 1,1090, bahkan lebih dalam lagi ke area US$ 1,1065.
Sementara resisten (tahanan atas) terdekat di kisaran US$ 1,1155, jika berhasil ditembus EUR/USD berpotensi naik ke US$ 1,1185. Peluang ke area US$ 1,1215 menjadi terbuka jika area US$ 1,1185 berhasil dilewati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%
Most Popular