
Analisis
Ada ECB Hari ini, Emas Dunia Bisa Menguat Lagi Gak Ya?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 July 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas menguat pada perdagangan Rabu (24/7/19) kemarin berkat pelemahan indeks dolar. Tekanan terhadap dolar AS muncul setelah pembacaan awal Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur AS versi IHS Markit untuk periode Juli berada di angka 50, dibandingkan bulan sebelumnya 50,6.
Angka indeks di bulan Juli tersebut merupakan yang terendah sejak September 2009. Data tersebut memberikan tekanan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memangkas suku bunga agar mampu mempertahankan ekspansi ekonomi Paman Sam.
Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Logam mulia juga sangat terkait dengan nilai tukar dolar AS. Kala greenback melemah, harga emas akan naik karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS, begitu juga sebaliknya.
Sebelum Rabu kemarin, harga emas mencatat pelemahan dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Penyebabnya, probabilitas The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus semakin waktu Indonesia) semakin menyusut.
Namun, para pelaku pasar kini kembali sadar jika The Fed masih berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps di tahun ini yang seharusnya bisa menjaga performa emas.
Apalagi European Central Bank (ECB) akan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari ini. Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) pada pukul 18:45 WIB nanti.
Sekalipun hal tersebut tidak terjadi, di bulan September pasti suku bunga akan dipangkas. ECB bahkan diprediksi akan kembali menjalankan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Beberapa analis berpendapat ECB di bawah komando Presiden Mario Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS.
Pelonggaran moneter oleh ECB akan membuat kurs jeblok dan indeks dolar menguat, tentunya akan berdampak negatif bagi emas. Namun di sisi lain, pelonggaran moneter berarti tingkat suku bunga rendah dan akan ada banjir likuiditas dan menyebabkan inflasi, semua hal tersebut akan menguntungkan bagi emas untuk jangka panjang.
Pada pukul 13:20 WIB, emas dunia diperdagangkan di level US$ 1.424,29 per troy ounce, mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram sudah di wilayah negatif.
Pada time frame 1 menit, emas bergerak di kisaran bawah MA 8, dan MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini masih bergerak di atas support (tahanan bawah) US$ 1.419. Selama bertahan di atas level tersebut logam mulia memiliki peluang naik kembali ke area US$ 1.426. Penembusan di atas level tersebut akan membawa logam mulai menguat ke US$ 1.432.
Sementara jika US$ 1.419 ditembus logam mulia ini berpotensi turun lebih dalam ke level US$ 1.414 sampai US$ 1.409.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pergerakan Emas Antam Dalam Sepekan, Untung atau Buntung?
Angka indeks di bulan Juli tersebut merupakan yang terendah sejak September 2009. Data tersebut memberikan tekanan bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memangkas suku bunga agar mampu mempertahankan ekspansi ekonomi Paman Sam.
Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Sebelum Rabu kemarin, harga emas mencatat pelemahan dalam tiga hari perdagangan berturut-turut. Penyebabnya, probabilitas The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus semakin waktu Indonesia) semakin menyusut.
Namun, para pelaku pasar kini kembali sadar jika The Fed masih berpeluang memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps di tahun ini yang seharusnya bisa menjaga performa emas.
Apalagi European Central Bank (ECB) akan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari ini. Mengutip Reuters, saat ini ada peluang sebesar 40% ECB akan memangkas suku bunganya sebesar 10 basis poin (bps) pada pukul 18:45 WIB nanti.
Sekalipun hal tersebut tidak terjadi, di bulan September pasti suku bunga akan dipangkas. ECB bahkan diprediksi akan kembali menjalankan program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing.
Beberapa analis berpendapat ECB di bawah komando Presiden Mario Draghi akan bertindak memangkas suku bunga mendahului bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mencegah euro menguat terhadap dolar AS.
Pelonggaran moneter oleh ECB akan membuat kurs jeblok dan indeks dolar menguat, tentunya akan berdampak negatif bagi emas. Namun di sisi lain, pelonggaran moneter berarti tingkat suku bunga rendah dan akan ada banjir likuiditas dan menyebabkan inflasi, semua hal tersebut akan menguntungkan bagi emas untuk jangka panjang.
Pada pukul 13:20 WIB, emas dunia diperdagangkan di level US$ 1.424,29 per troy ounce, mengutip data investing.com.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram sudah di wilayah negatif.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 menit, emas bergerak di kisaran bawah MA 8, dan MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini masih bergerak di atas support (tahanan bawah) US$ 1.419. Selama bertahan di atas level tersebut logam mulia memiliki peluang naik kembali ke area US$ 1.426. Penembusan di atas level tersebut akan membawa logam mulai menguat ke US$ 1.432.
Sementara jika US$ 1.419 ditembus logam mulia ini berpotensi turun lebih dalam ke level US$ 1.414 sampai US$ 1.409.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pergerakan Emas Antam Dalam Sepekan, Untung atau Buntung?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular