Kisah Sedih Rupiah: Terlemah di Asia, Melemah 3 Hari Beruntun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 July 2019 16:28
Kisah Sedih Rupiah: Terlemah di Asia, Melemah 3 Hari Beruntun
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun jelang penutupan pasar, rupiah berhasil menipiskan pelemahannya secara signifikan. 

Pada Rabu (24/7/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.990 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah belum melemah meski tidak menguat juga. Stagnan saja di Rp 13.980/US$. 

Namun kemudian rupiah terjerumus ke zona merah. Bahkan depresiasi rupiah semakin dalam dan dolar AS menembus Rp 14.000. 


Selepas tengah hari, depresiasi rupiah mulai tertahan. Depresiasi rupiah terus menipis dan dolar AS kembali ke bawah Rp 14.000.  

 


Andai masih ada waktu, bukan tidak mungkin rupiah berbalik menguat. Sebab berbagai mata uang Asia lainnya mampu terapresiasi setelah sempat tertekan. 

Kala penutupan pasar spot valas Indonesia, tinggal rupiah, rupee India, dan dolar Hong Kong yang masih melemah. Mata uang utama Benua Kuning lainnya sudah mampu mencatatkan apresiasi di hadapan dolar AS. 

Akibat dari mata uang Asia yang sudah berbalik menguat, rupiah masih menjadi penghuni dasar klasemen. Walau pelemahan rupiah sudah menipis signifikan, rupiah tetap menjadi yang terlemah di Asia.

Sedihnya lagi, pelemahan hari ini menjadi yang ketiga secara beruntun. Kali terakhir rupiah melemah tiga hari berurutan adalah pada 13-17 Juni.

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16: WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sejumlah sentimen positif berhasil memulihkan risk appetite pelaku pasar. Pertama, hubungan AS-China sepertinya semakin membaik dengan rencana kedatangan delegasi AS ke Shanghai awal pekan depan untuk melanjutkan proses negosiasi dagang. 

"Setahu saya, sepertinya akan ada kunjungan ke China. Kami juga berharap China segera membeli produk pertanian AS. Pertama karena kesepakatannya seperti itu, kedua karena menunjukkan niat baik," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, dilansir dari Reuters. 

Meski jalan menuju damai dagang masih panjang, tetapi proses menuju ke sana terus dijalani. Jika serangkaian dialog dagang menuai hasil positif, maka bukan tidak mungkin kesepakatan damai dagang AS-China bisa tercapai. Dengan begitu, perang dagang yang berlangsung selama kurang lebih setahun akan berakhir. 

Kedua, Inggris dikabarkan sudah mengirim negosiator ke Iran untuk membebaskan kapal tanker Stena Impero yang ditahan pekan lalu. Mohammad Mohammadi-Golpayegani, Kepala Staf Kantor Pemimpin Tertinggi Iran, memberikan perumpamaan yang ironis soal ini. 

"Negara yang dulu pernah menunjuk menteri dan pengacara di Iran kini mengirim negosiator dan memohon agar kapalnya dilepaskan," ujar Mohammadi-Golpayegani, dikutip dari Reuters. 

Sejauh ini, diberitakan para awak kapal Stena Impero dalam keadaan baik. Para awak kapal dinilai kooperatif oleh otoritas Iran. 

"Kami sudah melakukan kontak dengan para kru kapal melalui telepon. Mereka baik-baik saja, sehat, dan kooperatif dengan pihak Iran," sebut Juru Bicara Stena Pat Adamson, dikutip dari Reuters. 

Dengan kekuatan dialog dan negosiasi, sepertinya Iran mulai luluh. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan Teheran siap bernegosiasi, tetapi bukan berarti menyerah. 

"Kami percaya bahwa isu di wilayah ini harus diselesaikan melalui dialog, negosiasi, dan kerja sama antar negara tetangga dan yang lainnya," sebut Ruohani dalam keterangan tertulis, dikutip dari Reuters. 

Hubungan AS-China semakin baik, situasi di Timur Tengah mulai adem. Dua hal itu membuat investor tidak lagi bermain aman, tetapi mulai berani mengambil risiko. Arus modal masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Namun rupiah terbatas oleh waktu. Kala pasar tutup, rupiah masih tersangkut di zona merah. Padahal sedikit lagi sudah bisa berbalik menguat...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular