ECB Belum Rilis Kebijakan Bunga, Euro Sudah Turun Aja

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 July 2019 20:19
ECB akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (25/7/19), tetapi mata uang euro sudah tertekan sejak awal pekan ini.
Foto: euro (REUTERS/Thomas Hodel)
Jakarta, CNBC Indonesia - European Central Bank (ECB) akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (25/7/19), tetapi mata uang euro sudah tertekan sejak awal pekan ini, bahkan sudah turun tajam pada Jumat (19/7/19) lalu.

Pada perdagangan Senin (22/7/19) hari ini, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1214 pada pukul 19:48 WIB, atau melemah 0,05% di pasar spot melansir data Refinitiv. Pada perdagangan Jumat, mata uang 19 negara ini melemah 0,5%.



ECB diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneternya pada September nanti dengan memangkas suku bunga. Pengumuman di pekan ini diprediksi akan mengkonfirmasi hal tersebut.

Tujuh bulan lalu ECB sudah mengakhiri program pembelian aset (surat berharga dan obligasi) atau yang disebut quantitative easing (QE). ECB di bawah pimpinan Mario Draghi bahkan berencana menaikkan suku bunga di kuartal IV tahun ini.



Namun hanya dalam enam bulan semua berubah dan berbalik arah, ECB kembali akan melonggarkan kebijakannya akibat tekanan yang dialami ekonomi zona euro serta inflasi yang lemah. Draghi pada 18 Juni lalu mengejutkan pasar dengan menyatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika diperlukan untuk membantu perekonomian.

Pelaku pasar saat ini memprediksi ECB pasti memangkas suku bunga di bulan September, dan di pekan ini peluangnya sebesar 60% suku bunga akan dipangkas 10 basis poin (bps), berdasarkan laporan Reuters.

Masih mengutip laporan Reuters, Commerzbank bahkan melihat ECB lebih agresif dengan memprediksi suku bunga akan dipangkas 20 bps Kamis nanti. Beberapa analis juga berpendapat jika ECB akan bertindak mendahului The Fed agar euro tidak menguat signifikan melawan dolar AS.



Selain itu, masa jabatan Draghi sebagai Presiden ECB akan berakhir 31 Oktober, dan akan digantikan oleh Christine Lagarde. Mantan direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) ini diprediksi akan lebih dovish dari Draghi, sehingga akan ada gelontoran stimulus yang lebih besar saat ia menjabat nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular